[13] "Gue mau minta satu hal dari lo."

48 3 0
                                    

°°°

Senin pagi. Enda tampak sedang berbincang serius dengan beberapa orang yang menjadi seksi acara pensi hari ini. Enda terlihat sangat cantik, dengan dress putih lengan panjang selutut, rambut yang sengaja digerai, dan sepatu kets yang senada dengan baju yang dikenakannya.

Hari ini, Enda akan tampil sebagai pembuka acara. Ia akan bernyanyi dua lagu solo dan satu lagu duet bersama Dika.

Saga memasuki ruang kelas yang di jadikan tempat persiapan, ia menghampiri Enda.

"Wow... "

Enda berbalik melihat ke arah Saga. Ia tersenyum manis, Enda terlihat sangat cantik dengan senyumannya.

"Hei!" sapa Enda.

"Gimana? Gugup gak? Lima belas menit lagi acara dimulai." Saga membenarkan letak anak rambut Enda ke belakang telinganya.

"Gugup sih, tapi aku juga gak sabar." Enda tersenyum.

"Aku harus balik lagi ke lapang, kamu siap-siap ya! Nanti aku foto." Saga mengusap pelan kepala Enda, ia lalu pergi ke luar.

"Kak Enda sama kak Saga deket banget kayaknya, pacaran ya kak?" tanya Sofie, adik kelas Enda. Ia juga bertugas sebagai sekai acara.

Enda tertawa renyah. "Nggak lah, kita udah temenan sejak kecil, jadi udah kayak sodara," jelas Enda dengan senyumannya.

"Padahal kalau pacaran juga, kalian cocok loh kak." Enda kembali tertawa.

"Nggak deh, Saga terlalu spesial." Ucapan Enda membuat adik kelas di depannya ini bengong, mungkin ia tidak paham maksud perkataan Enda.

Saga memang terlalu spesial untuk Enda, cowok itu sangat berarti. Enda tidak ingin merusak hubungannya dan Saga dengan status pacaran yang suatu saat akan membawa perpisahan.

Ia terlalu menyayangi sahabatnya itu, lebih dari apapun... Selama bertahun-tahun, hanya Saga yang ia miliki.

°°°

Enda berhasil tampil memukau dengan menampilkan dua lagu dari penyanyi idolanya... Ed Sheeran. Diiringi permainan akustik yang semakin membuat orang terpesona.

Kali ini giliran penampilan duetnya dengan Dika. Saat cowok itu menaiki panggung, serempak... Suara teriakan-teriakan yang di dominasi kaum hawa, tampak memenuhi lapangan.

Wajah baby face Dika memang banyak membuat para kaum hawa terpikat, sikap kalem dan ramahnya juga menjadi nilai plus untuk cowok itu. Di tambah lagi keahliannya dalam bidang musik.

Enda mulai memetik senar gitarnya, membuat melodi indah yang menyihir semua orang yang mendengarnya. Suara merdunya dan Dika perlahan melantukan bait demi bait, bergantian, lagu milik penyanyi terkenal indonesia. Iwan fals ft Geisha,  "Ijinkan aku menyayangimu"


Andai kau ijinkan
Walau sekejap memandang
Kubuktikan kepadamu
Aku memiliki rasa

Suara teriakan dan jeritan para siswi semakin keras, saat Dika mulai bernyanyi.

Cinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan
Karena kau tlah memilih
Menutup pintu hatimu

Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu

Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku

Semua orang tampak menikmati penampilan mereka berdua, semuanya tersihir akan suara dan penampilan visual keduanya.

Tak jauh dari panggung, seseorang tampak memerhatikan penampilan Enda dan Dika. Tak seperti yang lain, orang itu hanya menampilkan ekspresi datar.

°°°

Malam hari di apartemen Enda. Gadis itu baru selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah sehabis keramas.

Seperti biasa, alunan lagu Ed Sheraan memenuhi ruangan apartemen gadis itu. Enda pergi ke ruang tengah setelah mengeringkan rambutnya.

Saat hendak melangkah kembali ke kamar, bel pintu apartemennya berbunyi. Enda heran, siapa malam-malam begini yang bertamu.

"Apa petugas apartemen ya?" tanya Enda pada diri sendiri.

Ia berjalan menuju pintu dan semakin terkejut melihat siapa yang datang.

"Hai!" sapa orang itu.

Enda hanya membalasmya dengan senyuman kecil.

"Gue mau masak telur, tapi telur di kulkas abis. Lo punya telur gak? Nanti gue ganti deh, lagi males ke supermarket."

Enda hanya mengernyit. Si pembuat onar ini... Meminta telur padanya? Malam-malam gini?

"Ada, bentar gue ambilin." Enda tak ingin banyak tanya, ia segera masuk kedalam dan mengambil telir yang di minta Juna.

"Makasih ya, besok gue ganti." Enda hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

"Gue masuk kalo gitu," ucap Enda kemudian, karna Juna tak kunjung pergi.

Tanpa menunggu persetujuan Juna, Ensa segera masuk dan menutup pintu apartemennya rapat.

Beberapa menit kemudian, belnya kembali berbunyi. Enda jeliar dan melihat siapa lagi yang datang.

Masih orang yang sama... Juna.

"Gue boleh pinjem vacum cleaner lo gak, punya gue rusak," ucap Juna, ia memasang wajah serius yang seperti di buat-buat.

Enda hanya menatapnya. "Sebentar," ucapnya, lalu kembali masuk.

Enda hanya tersenyum kecil mendengar ocehan Juna saat menerima vacum cleaner miliknya. Enda segera kembali masuk dan mengabaikan Juna.

Namun... Belum Juga Enda sampai di kamarnya, bel apartemwnnya kembalu berbunyi. Enda menghela nafas kesal, ia bingung dengan sikap cowok itu sekarang.

Enda membuka pintu apartemnnya dan melihay Juna sedang nyengir lebar.

"Gue boleh minta garam? Punya gue ab... "

"Juna!" Enda memotong ucapan Juna.

"Lo... Sengaja kan gangguin gue?" tanya Enda. Gadis itu terlihat berusaha menjaga suaranya agar tak terlihat kesal.

"Gue cuma kehabisan garam, kita kan tetangga... Jadi harus saling tolong menolong," jawab Juna.

"Supermarket ada di bawah sana, kenapa lo gak pergi kesana aja?" tanya Enda.

"Gue males." Dengan kalemnya, Juna menjawab pertanyaan Enda.

Sebenarnya... Ia hanya ingin melihat wajah Enda. Semua alasan-alasan tak masuk akalnya hanya di gunakan Juna untuk membuat Enda keluar dari apartemennya.

Tapi, sepertinya gadis itu mulai kesal dengan sikap Juna.

"Juna... Gue mau minta satu hal sama lo."

Nada tegas Enda membuat Juna mengubah ekapresinya menjadi datar. Cowok itu menatap Enda serius dan menunggu apa yang akan di katakan gadis itu.

"Gue mau dari sekarang, anggap lo gak kenal gue."

28 December 2017
SILVIA N

Musicenda #ODOCTheWwgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang