5⛅️ Penghibur

8.5K 567 6
                                    

Air mataku jatuh itu karena mereka. Senyumku hadir itu berkat kamu. Dan hatiku sedikit merasa senang karna ada penghibur hati yang dulunya sangat sepi karena terisi luka.

- Senja Azzahra -

🧡🧡

Senja keluar rumah dengan pakaian rapih. Turun ke lantai dasar dan bertemu kedua orang tuanya serta Angkasa sedang berkumpul di ruang keluarga.

Senja tersenyum miris. Melihat keakraban mereka bertiga.

Suara Ratna membuat langkah Senja berhenti. "Kamu mau ke mana?"

Senja tidak menjawab. Memilih melanjutkan langkahnya keluar rumah.

"SENJA! KAMU MAU KE MANA?" Ratna berdiri menyusul Senja keluar.

"SENJA!" Teriak Ratna saat melihat Senja pergi menggunakan motornya.

⛅️🌥

Senja memakirkan motor. Lalu turun dan berjalan ke pinggir pantai. Untung saja rumahnya tidak terlalu jauh dengan pantai tersebut. Senja berdiam diri sejenak melihat pemandangan di depan. Angin malam menembus kulit Senja membuatnya memejamkam mata merasakan sejuk.

Kakek Senja kangen..

Senja mengingat kenangan dulu bersama Kakeknya. Air matanya menetes karena merasakan rindu sekaligus sesak di dada.

Dulu kakeknya yang selalu menemani Senja saat ia sedih.

Dulu kakeknya yang selalu membela Senja saat ia di maki-maki.

Dulu kakeknya yang selalu memberi semangat saat ia terpuruk.

Dulu kakeknya yang selalu menemani Senja saat ia dijauhkan oleh orang-orang.

Dulu kakeknya yang selalu ada untuknya.

Sampai kejadian itu menimpa kakeknya dan membuat Senja merasa kehilangan.

"Senja?" Suara di samping Senja membuatnya membuka mata. Melihat orang di sampingnya dengan alis mengerut.

Fajar?

"Lho? Lo nangis?" Pertanyaan dari Fajar membuat Senja refleks menghapus air mata.

Senja tidak menjawab. Memilih memalingkan wajah menatap air laut.

Fajar tersenyum. "Yaudah gapapa lanjutin aja nangisnya."

Senja mengernyit menatap Fajar.

"Kenapa? Cewek kan emang cengeng." Kekeh Fajar.

Senja menatap datar Fajar.

"Gue tau pasti lo lagi ada masalah. Keliatan dari muka lo." Fajar tersenyum kembali. "Coba deh lo teriak sekenceng-kencengnya. Gue yakin, pasti hati lo sedikit tenang."

Senja terdiam memikirkan ucapan Fajar. Masa iya?

"Lo gak percaya? Di coba aja belum." Fajar tersenyum tipis untuk meyakini Senja.

"Gue hitung ya. Sebelum teriak tarik napas dulu." Fajar menatap Senja. "1...2...3..."

Senja memejamkan mata sejenak. Menarik napas dalam-dalam lalu berteriak sekencang mungkin. "Aaaaaaaaa!" Senja mengatur napasnya setelah berteriak.

"Gimana enakan?" Fajar sumringah.

Senja mengangguk.

"Oooooooo!" Teriak Fajar tiba-tiba membuat Senja tersentak kaget.

"O?" Beo Senja.

Fajar terkekeh. "Biar nafasnya lebih panjang."

Senja menaikkan kedua alisnya. Ada-ada aja.

Diam-diam Senja terkekeh dalam hati. Lucu.

⛅️🌥

"Lo abis dari mana?" Langkah kaki Senja berhenti di tangga saat sebuah suara menegurnya.

"Ini udah hampir larut malam." Ingat pemilik suara tersebut.

Senja membalikkan tubuh menatap orang tersebut. Angkasa.

"Kenapa? Pr lo belum dikerjain?" Senja mengadahkan tangan kanannya. "Sini gue kerjain."

Angkasa terdiam. "Maksud gue—"

"Apa?" Senja menatap Angkasa datar.

"Senja dari mana aja kamu?" Dari arah kamar. Retno dan Ratna menghampiri Senja.

"Silakan hukum saya." Ucap Senja.

"Senja.. kita peduli sama kamu. Dari tadi kita nungguin kamu pulang." Ucap Ratna pelan.

Senja terkekeh dalam hati. Peduli?

Senja menatap mereka bertiga. "Gak usah peduli sama saya. Karena saya sudah mandiri sejak kecil, itu karena kalian bertiga." Senja membalikkan tubuh dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Mereka menatap punggung Senja yang semakin jauh dan lagi lagi rasa penyesalan menyelimuti mereka bertiga.

⛅️Tbc🌥

Purple, Fitri Yani.

SENJA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang