Episode 5

1.8K 198 9
                                    

Biasa, typo adalah teman setia.

—Ur Future—


Malam itu sebelum mampir mengambil minuman bersoda dari mesin vending, Toneri terlebih dulu membeli obat tidur. Sebab tanpa butiran itu, dia akan terus menerus terjaga tanpa ingat waktu seolah tidak ada malam dalam hidupnya. Dengan kata lain,  obat tersebut adalah lagu pengantar tidur untuknya.

Trauma itu bermula dari sebuah kecelakaan besar yang menimpa Toneri dan keluarganya beberapa tahun silam saat mereka berlipur pada malam natal. Dia masih ingat ketika mobil yang mereka tumpangi berguling-guling di jalanan saat menjelang pagi. Kaca mobil hancur dan melukainya, pula dengan kondisi sang ayah dan ibu yang tidak bisa berbuat apa pun selain diam merasakan sakit.

Saking sakitnya sampai tidak bisa melakukan sesuatu.

Toneri menangis dalam kesadaran yang tersisa. Dia terus memanggil-manggil nama ayah dan ibunya meski suaranya bahkan tidak pernah berhasil lolos dari tenggorokan. Dia hanya ingin memastikan kedua orang tuanya selamat.

Tiba sampai pada seseorang berhenti di sebelah mobilnya yang ringsek, Toneri meminta tolong melalui cahaya di matanya yang perlahan redup. Namun, orang itu hanya diam tanpa ada niat membantu sama sekali sebelum akhirnya pergi begitu saja.

Hal mengerikan itu membuat Toneri mengubah pola hidup, semacam mengalihkan ingatan menyiksa dengan melakukan apapun, termasuk dengan hidup bebas, menyenangkan diri di sana-sini. Meski untuk sesaat lelaki itu lupa, tetapi setelah berhenti dengan hiruk pikuk yang membuatnya senang, Toneri kembali ingat sampai tidak bisa tidur.

Hal mengerikan itu membuatnya mengubah pola hidup. Semacam mengalihkan ingatan mengerikan dengan melakukan apapun. Termasuk bergaya hidup bebas, kesana kemari hanya untuk menyenangkan diri. Sesaat dia lupa, namun setelah berhenti bersenang-senang, Toneri akan kembali ingat sampai tidak bisa tidur.

Sebuah kebetulan terjadi saat lelaki itu hendak pergi. Toneri melihat gadis yang beberapa waktu lalu ditabraknya hingga jatuh, gadis yang memiliki hubugan dengan Sasuke dan otomatis pula mengenal Naruto.

Apa yang Toneri pikirkan saat itu adalah kesempatan untuk mengancam Naruto akhirnya datang, menggunakan gadis itu meski dia tidak yakin jika keduanya dekat. Namun, dia yakin jika Naruto pasti akan melakukan sesuatu karena Hinata adalah teman dari temannya.

Naruto memang tidak berkaitan dengan kecelakan di masa lalu, tetapi ada dendam lain yang Toneri simpan pada lelaki itu. Yaitu saat di mana Naruto menolak seorang gadis di sekolahnya dulu, gadis yang tidak lain adalah adik perempuan Toneri.

Apa yang membuat Toneri dendam bukan karena adiknya ditolak, tetapi karena penolakan itu sang adik menjadi tidak pernah berinteraksi dengan lawan jenisnya sampai sekarang. Seolah-olah penolakan Naruto adalah satu hal yang membuat gadis itu merasa rendah diri dan tak pantas untuk siapa pun. 

Kembali Toneri mengambil satu kaleng lagi, menaburinya dengan bubuk obat tidur yang akan membuat siapa pun jatuh pada ketidaksadaran selama lebih dari delapan jam. Dia berniat menulik Hinata.

Memang belum waktu yang tepat menulik Hinata sekarang lantaran gadis itu jelas tidak berarti bagi Naruto. Namun, karena rasa kasihan Toneri pada Yoshiko, sang adik, dia ingin melihat Naruto menderita meski hanya sedikit. 

Setelah menyapa Hinata sebentar dan memberi minuman yang telah dicampur obat tidur itu, Toneri hanya menunggu Hinata meminumnya, lalu menawarkan diri untuk mengantar gadis itu pulang. Namun, jelas dia akan membawa Hinata yang tidak sadar seperti Putri Tidur kabur alih-alih mengantarnya pulang ke rumah.

"Kebetulan aku bawa mobil. Mau kuantar?" tanya Toneri penuh harap.

"Terima kasih, sepertinya aku naik bus saja," jawab Hinata penuh perhitungan. Matanya masih jelalatan mencari seseorang seperti Naruto. "Lagi pula aku tidak ingin merepotkanmu."

Your FutureWhere stories live. Discover now