Episode 1

4.7K 280 28
                                    

—Ur Future—


Sepuluh tahun yang lalu, Hinata Hyuuga banyak melakukan kesalahan yang baru dia sadari setelah semua itu terjadi dan membuat hidupnya berantakan.Selama sepuluh tahun itu juga gadis itu hidup tanpa ketenangan, dihantui oleh masa-masa di mana dirinya yang bodoh mengambil keputusansalah hanya karena hal itu terlihat benar di matanya. Padahal, sesutau yang terlihat buruk tidak selalu berakhir menyedihkan, atau justru itulah yang sebenarnya punya akhir baik.

Sekarang gadis itu hanya bisa termenung menjalani masa depan yang jauh dari kata baik, lumayan pun terlalu bagus untuknya.  Menjadi seorang pelacur dengan bayaran murah, lebih murah dari  wanita malam yang berada di pinggir jalan menghadang mobil-mobil milik sembarang pria.

Hinata terkurung di tempatnya, dalam kungkungan seseorang yang dulu pernah dianggap sebagai pria baik-baik, tetapi ternyata baiknya dia hanyalah di depan mata. Sementara ketika gadis itu menutup mata, pria itu tidak lebih seirang bajingan brengsek yang seringkali membawa para wanita jalang untuk memuaskan hasratnya saja.

Pria itu, Toneri, membiarkan Hinata menangis dan meringkuk, tak peduli dengan penyesalan Hinata yang telah mengikutinya, alih-alih membuka mata untuk pria yang benar-benar tulus pada gadis itu.

Saat itu Hinata benar-benar buta, sama sekali tidak percaya pada ucapan seseorang yang menyebut Toneri, si pria bajingan, adalah maniak gila dan punya banyak perempuan murahan yang tersebar di beberapa kelab malam.

Sebab saat itu yang Hinata lihat adalah pria baik dan tulus, bukan pria brengsek yang menjual gadis-gadis bodoh kepada pria hidung belang. Saat itu, Hinata hanya percaya apa yang dia lihat, yaitu Toneri yang baik hati.

Kembali gadis itu menangis mengingat kebodohan yang lagi-lagi muncul waktu demi waktu, setelah terjerembab masuk ke dalam dunia gelap milik Toneri, juga mengingat seseorang yang mencintainya kini menghilang karena kebutaannya sendiri.

Andai kata Hinata bisa kembali ke waktu itu, sepuluh tahun lalu yang menjadi awal dari segala kebodohannya ... dia pasti akan berusaha keras agar bisa memilih hal yang tepat.

Toneri tiba-tiba menjambak rambut Hinata dengan keras hingga membuatnya meringis. "Kau semakin menjengkelkan hari demi hari. Mau kujual pada mereka, huh?"

Hinata kembali meringis ketika Toneri menjambak rambutnya jauh lebih keras sampai rasanya dia bisa kehilangan semua rambut dan kulitnya.

Dia ingin mati. Dari dulu dia ingin mati. Berada pada posisi rendahan seperti itu begitu membuat Hinata sengsara seperti, dia tidak pernah mengenyam pendidikan, juga pekerjaan layak yang mendapat upah maksimal. Dan yang paling penting adalah, Hinata tidak pernah diperlakukan dengan baik.

Dia seperti boneka yang harus selalu tunduk menerima apa pun yang Toneri lakukan.

Kapan pun. Di mana pun.

Suara jerit dan erangan penuh rasa sakit bagi Toneri adalah desahan yang membuat hasratnya terus memuncak dan menjadi dorongan untuknya menguasai tubuh Hinata, termasuk menyiksa gadis itu tanpa ampun.

Hinata harus melakukan ini dan itu, menuruti semua perkataan si brengsek atau jika tidak, dia akan mendapat siksaan yang lebih buruk daripada seharian melakukan hubungan intim beserta benda-benda yang membuat tubuhnya terikat seperti kerbau.

Tubuh Hinata hancur. Ada banyak luka di sana. Bercak kebiruan yang terasa sakit pun memenuhi hampir di sekujur tubuhnya. Andai saja gadis itu bisa merangkak, dia akan berusaha kabur walaupun harus mati di jalan. Tidak masalah, asal bukan di tempat kotor ini.

Your FutureWhere stories live. Discover now