Jadi? #37

1.3K 156 12
                                    




"udah lebih tenang?", Jessica mengangguk. Yuri masih membiarkan Jessica bersandar di bahunya sambil terus mengusap lembut kepala Jessica.

"jadi, siapa itu Krystal?"

"adikku"

"adik? Kenapa aku gak pernah liat di rumah kamu?"

"dia gak disini"

"maksudnya?"

"dia ada di Amerika. Sedang menjalani pengobatan"

"dia sakit?", Jessica mengangguk lemah.

"kalau boleh tau, sakit apa?"

"ada kesalahan sama tulang punggungnya setelah kecelakaan lima bulan yang lalu. Papah udah mencarikan rumah sakit terbaik disana. Tapi sampai sekarang aku belum tau kondisinya, karena si Nenek Sihir melarang kami saling berhubungan. Menyebalkan!"

"Nenek Sihir?", Jessica mengangguk.

"istrinya Papah"

"Mamah kamu?", Jessica menggeleng cepat.

"bukan, dia ibu tiri. Dan aku membencinya", Yuri yang merasakan mood Jessica sedang tidak dalam keadaan yang baik, segera menghentikan obrolan mereka.

"ah, arraseo arraseo. Jangan dibahas lagi", Yuri memeluk Jessica, sebelum gadis itu terbakar amarah kembali.

Cukup lama mereka duduk di taman sambil terdiam. Jessica duduk di antara kedua paha Yuri dan meletakkan kepalanya di bahu kanan Yuri. Sedangkan Yuri memeluknya dari belakang. Karena suasana taman saat ini sedang sepi, mereka sangat menikmati momen ini.

"umm...Sica"

"ne?"

"udah empat bulan terakhir ini kita dekat kan?", Jessica mengangguk.

"sejauh ini, apa yang kamu rasain selama dekat sama aku?"

"umm...apa ya? Nyaman..."

"nyaman aja?", Yuri menatap wajah Jessica yang sedang bersandar di bahunya. Jessica berpikir sejenak.

"nyaman, aman, bahagia, dan umm...apa lagi ya?"

"Sica"

"ne?"

"aku tau kamu pasti gak akan bohong tentang hubungan kamu sama si om-om itu, karena aku percaya sama kamu"

"tentu saja aku gak akan bohong sama kamu, Yul"

"tapi aku juga pengen tau gimana perasaan kamu sebenernya sama aku?", Jessica membenarkan letak duduknya lalu duduk menyamping, sehingga kini kedua kakinya berada di atas paha kiri Yuri. Kemudian ia melingkarkan tangannya pada leher Yuri.

"apa selama ini kamu masih ragu, Yul?"

"anii...bukan begitu maksudku. Kalau aku ingat waktu pertama kali kita ketemu, kamu kayaknya benci banget sama aku. Aku sempet gak percaya aja, bahkan sampai detik ini kamu ada di hadapanku kayak gini aja aku masih serasa mimpi", ucap Yuri sambil memegang pinggang Jessica. Jessica tersenyum.

"karena cinta itu butuh waktu dan proses, Yul. Dan kamu udah berhasil melelehkan hatiku yang udah lama beku"

"jadi?"

"jadi?", Jessica bertanya balik.

"jadi? jadian dong?"

"ish, kamu ini. Kalau mau nembak itu yang bener dong", Jessica memukul bahu Yuri, membuat Yuri tertawa.

"arraseo arraseo. Ekhem...", Yuri berdehem sekilas, berusaha menekan rasa nervous yang sedari tadi bergejolak.

"Jessica Jung, kamu mau gak jadi gadisku satu-satunya di dunia ini?"

Comeback Home [COMPLETED]Where stories live. Discover now