It's Sunday #16

1.6K 187 10
                                    





Hari minggu yang membosankan bagi Jessica. Tidak ada rencana apapun yang akan dilakukannya. Ia hanya berguling-guling di atas kasur dan sesekali melihat-lihat isi smartphone-nya.

"GAAAHHH...! membosankan sekali !"

ia melemparkan smartphone itu ke sudut ranjang. Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan segera mengambil smartphone-nya kembali.

"bener juga, disini kan ada nomor Yuri. Tapi tunggu dulu, aku gak mau chat duluan ah. Masa iya, aku yang mulai. Mau ditaruh mana mukaku?"

Jessica menaruh kembali benda persegi panjang tersebut.

"tapi kenapa aku tiba-tiba keinget dia ya?....Ah, cuma kebetulan aja kali"

Jessica melihat ke pintu lemari dimana hoodie milik Yuri tergantung rapi. Hoodie abu-abu yang memiliki wangi khas tubuh Yuri. Tiba-tiba smartphone yang ia letakkan di atas meja bergetar. Jessica selalu men-silentmode-kan handphone-nya, karena ia tidak suka suara yang berisik. Ia menatap layar dan membaca sebuah pesan yang masuk.

"wah, panjang umur dia"

[ selamat pagi unnie. Lagi apa? ]

( lagi boring )

[ boring kenapa? ]

( gak ada orang di rumah. Males juga mau ngapa-ngapain )

[ boleh aku temenin? ]

( kamu mau kesini? )

[ kalau boleh sih ]

( boleh. Kesini aja )

[ oke. Tunggu aku ya eon ]

Senyum Jessica pun mengembang. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini, tapi yang pasti ia senang karena sebentar lagi dia akan melihat wajah Yuri.

20 menit kemudian, suara bel pintu menggema ke seluruh sudut rumah Jessica. Jessica yang sedang menikmati susu di dapur segera berlari menuju pintu depan.

"waiiittt...biarin aku yang bukain pintu, Bi"

Jessica menghentikan Bibi Ahn yang hendak membukakan pintu. Bibi Ahn mengangguk dan kembali masuk ke dalam. Sebelum membuka pintu, Jessica merapikan letak rambutnya dan juga bajunya. Ia berusaha menyembunyikan rasa senangnya dan memasang wajah dinginnya kembali.

"hai Sica unnie"

Yuri memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"hai juga. Ayo masuk"

"makasih eon. Tapi tunggu dulu..."

"ada apa?"

"itu, di bibir unnie ada sesuatu"
"sesuatu?"

"emmm...permisi eon..."

Yuri membersihkan bekas susu yang berada di bibir atas Jessica dengan ibu jarinya.

"abis minum susu ya?", tanya Yuri.

"e...em...iya. Ayo masuk", ucap Jessica kikuk.

Jessica mengajak Yuri ke kamarnya. Namun sebelum itu, Jessica ke dalam dapur dan memesan minuman pada Bibi Ahn.

"kamu mau minum apa Yul?"

"emmm...apa ya? Susu juga deh. Sama kayak punya unnie"

"baiklah. Bi, minta susu dua ya"

"iya Nona"

Jessica dan Yuri masuk ke dalam lift.

"wah, ada liftnya juga ya. Kereen"

Yuri tak henti-hentinya mengagumi rumah Jessica.

"wah, kamarnya banyak banget eon. Ini rumah apa kos-kosan?"

Yuri terbelalak ketika sampai di lantai dua dan melihat begitu banyak pintu.

"lantai dua ini, Papah buat khusus untukku"

"khusus? Jadi semua ruangan ini punya unnie?"

"iya"

"wah, benar-benar keren. Aku juga pengen punya Ayah seperti Ayah unnie"

"emangnya Ayah kamu kemana?"

"entahlah. Sejak kecil aku udah tinggal berdua sama Bunda. Aku gak pernah tau wajah Ayah aku itu kayak gimana"

Wajah ceria Yuri segera berubah menjadi murung.

"emmm...maaf ya Yul. Aku gak tau. Aku gak bermaksud"

Jessica mengusap puncak kepala Yuri.

"gak apa-apa eon. Aku udah terbiasa hidup tanpa Ayah kok"

Jessica melihat dengan jelas fake smile yang Yuri tunjukkan padanya. Ia turut prihatin dengan kondisi keluarga Yuri. Harusnya ia bersyukur, meskipun waktu Ayahnya sangat sedikit untuknya, paling tidak ia masih mempunyai sosok seorang Ayah.

_________________

"emmm...terus kita mau ngapain?"

tanya Yuri karena sudah hampir setengah jam, mereka hanya duduk diam sambil menonton televisi bersama.

"entahlah"

"unnie gak punya game?"

"enggak"

"hhuuff...emmm, gimana kalo kita pergi keluar?"

"kemana?"

"kemana aja. Asal gak bikin boring"

"hmmm...boleh juga. Tapi tunggu bentar ya, aku mau ganti baju dulu"

"iya eon"


Beberapa menit kemudian, Jessica keluar dari kamar mandi. Ia sudah mengganti pakaiannya. Yuri yang sedari tadi sibuk memainkan handphone segera mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Jessica.

Ia seperti sedang melihat seorang bidadari yang nyungsep ke dunia.

Bagaimana tidak, gadis yang umurnya sedikit di atas Yuri itu terlihat sangat cantik dengan busana casualnya.

"emmm...unnie"

"ne?"

"kenapa pakai rok?"

"emangnya kenapa? Keliatan jelek ya?"

"bukannya jelek kok. Unnie selalu terlihat cantik di mataku"

"nah terus kenapa?"

"aku kan pake motor eon"

"ah, iya. Bener juga ya. Wait"

Jessica membuka lemarinya dan mencari-cari celana yang sesuai dengan moodnya saat ini.

Ketika Jessica sedang sibuk memilah-milah isi lemarinya, Yuri memperhatikan tubuh Jessica. Gadis dengan tubuh yang tidak begitu tinggi, tapi dengan postur yang pas. Kemudian mata Yuri tidak sengaja melihat paha Jessica yang cukup terpampang jelas karena rok putih mini yang ia kenakan dan posisi Jessica yang sedang membungkuk, membuat rok itu semakin memperlihatkan paha mulus Jessica.

"astaga, aku gak boleh liat !"

Yuri mengalihkan pandangannya dan memilih untuk meminum susunya yang tinggal separuh. Namun rasa penasarannya jauh lebih besar.
Dengan bibir yang masih menempel pada bibir gelas, Yuri menoleh dengan perlahan ke arah Jessica. Tiba-tiba Jessica berbalik badan.

"kalo yang ini bagus gak?"

Jessica menunjukkan salah satu ripped jeans pada Yuri.

"UHUKKK !! I...iya...itu bagus eon"

Yuri tersedak karena terkejut.

"kamu kenapa?"

"e...enggak. Gak apa-apa eon", Yuri takut jika Jessica memergokinya sedang memandangi tubuh Jessica.
















To be continued...

Comeback Home [COMPLETED]Where stories live. Discover now