Chapter 2

3.8K 231 25
                                    


[Forth POV]

Aku sangat benci dengan kemacetan, Ah ini mungkin hari sialku. Sejak pagi tidak ada yang berpihak padaku. Satu pun! Aku melajukan motorku dengan cepat, tapi tetap saja kemacetan parah membuatku harus berhati-hati. Padahal sekarang aku harus sampai ke rumah, Ma memanggilku semua untuk makan siang. Entahlah apa lagi yang terjadi di rumah sampai Ma memanggilku.

"Ah sial, ini sudah terlambat" umpatku

Aku mengirimi pesan ke Ma bahwa aku masih dijalan dan sudah dekat dari rumah, mungkin 10 menit lagi aku tiba di rumah. Aku mulai melajukan motorku, kemacetan berhasil terurai sedikit demi sedikit. Aku berfokus ke jalan, aku harus tiba sebelum Pa mengangkat senjata laras panjangnya di pelipisku. Aku memasuki halaman rumah, kuparkir motorku disamping garasi. Aku berlari dan masuk menuju ruang makan,

"Ma dan Pa, aku pulang" aku menghampiri Ma

Aku melihat sekeliling ternyata ada acara, pantas aja Ma memanggil kami semua.

"Oh Forth, kau dari mana saja. Kami sudah menunggumu"

"Forth terjebak macet, dan lagi pula Forth baru saja selesai praktikum Ma"

Sambil berbicara dengan Ma, aku memperhatikan setiap orang yang ada dalam acara makan siang ini, aku mendapati sosok yang sangat aku kenal, saat aku memperhatikannya, dia tiba-tiba menoleh padaku, dan jelas sekali siapa orang itu, dan kami sama-sama berteriak "Kau!".

"Aw, kalian sudah kenal?" Ma memandang kami berdua

"Ya Ma, Beam teman Forth di kampus" jelasku

"Yah, sangat pas. Kau bisa ke kampus bersama-sama" ujar Pa

"Ini seperti takdir yah, tanpa kita sadari mereka sudah saling berteman" Senyum Pa Beam

"Beam, sudah lama kenal Forth?" Tanya Ma pada Beam

"Belum lama, Ma" ujarnya

What? Dia mengatakan belum lama? Kami kenal sejak sekolah lanjutan dan berteman di kampus dan dia mengatakan belum lama? Dan Wah, sekarang dia memanggil Mah pada Ma ku. Apa mau laki-laki ini,

"Aw, kalian harus sering bertemu agar kalian saling mengenal. Forth, selama 5-6 bulan selama Ma dan Pa Beam ke luar negeri, Beam akan tinggal bersamamu, berangkat bersamamu ke kampus"

Apa? Ini menguntungkan bagiku. Saatnya aku mebuktikan bahwa aku benar-benar mencintai Beam. Bukan hanya karena nafsu seperti kejadian semalam. Aku hanya tersenyum mengangguk dan duduk disamping Beam. Aku sengaja mengambil tempat disampingnya, untuk menggodanya.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini" serigaiku

"Diam dan makanlah" Ketus Beam

Wah, ekspresinya yang ketus membuat dia semakin menggemaskan, bibirnya yang kecil dan kemerahan masih komat-kamit mengumpat,

"Selama Beam bersama Forth, Forth akan menjaga Beam, na" aku menatapnya lekat

"Hentikan rayuan gombalmu tuan Jaturapoom, makanlah dan diam ditempatmu"

"Aw, kau memperhatikanku. Baiklah aku akan makan. Terima kasih na, sudah memperhatikan makanku" aku kembali menggodanya

Dia tidak membalas, tapi tatapannya sungguh tajam menatapku dari samping. Ya, ampun. Tatapannya menjadi tidak seram tapi cenderung imut. Efek mata yang sipit kemudian ingin menatap tajam, itu tidak mungkin. Aku terus tertawa memikirkan tingkah Beam yang jelas-jelas sangat menggemaskan.

"Forth nak, selama kami pergi kami menitipkan Beam kapada Forth, jaga Beam baik-baik" Pa Beam menatapku lekat

"Siap paman, aku akan menjaga Beam dengan segenap hatiku" ucapku disambut gelak tawa

Unexpected (ForthBeam FF) [END]Where stories live. Discover now