Part 15

5.2K 130 5
                                    


Sebuah Volvo hitam melaju kencang melintasi pintu masuk sebuah cottage dimana terhubung langsung dengan pantai lepas di daerah Bali. Ya, mereka di Bali. Semuanya berteriak histeris begitu pemandangan pantai yang sangat-sangat indah menyambut kedatangan enam makhluk berwajah penuh binar kebahagiaan itu.

"Whoaaa!!! Akhirnya sampe juga!", teriak Kevin yang sedari tadi tertidur pulas sejak di bandara. Mengangkat kedua tangannya tingi-tinggi.

Dua tangan milik Theo dan David alias Dave menoyornya, membuat si rambut coklat itu misuh-misuh. Arsen memarkir Volvo-nya di parkiran khususnya dengan cantik. Yap, ini adalah cottage miliknya. Masih terbilang baru dan memang baru saja diresmikan akhir bulan lalu. Sengaja mereka semua datang kemari untuk liburan sekaligus menjajal cottage baru ini. Pasalnya mereka udah lama merencanakan travelling lokal begini, tapi karna masing-masing punya kesibukan tersendiri jadi rencana tinggalah rencana. Tapi akhirnya hari ini mereka sempat juga, yah meskipun hanya untuk tiga hari di mulai hari ini. Dan rencana Theo untuk mengajak Teresa menjenguk keluarganyapun batal.

Kevin dan Dave menurunkan koper-koper mereka dari bagasi mobil disambut oleh Theo dan Teresa, disusul Arsen dan Olin. Arsen mengunci mobilnya begitu semua barang sudah dikeluarkan, lalu mengajak semuanya masuk melalui pintu samping dimana cottage yang dikhususkan untuknya berada. Juga sengaja menghindari pintu utama karna malas dengan suasana loby yang ramai.

"Welcome brother and sister. Anggap aja rumah sendiri", teriak Arsen lantang.

Semuanya masuk. Decak kagum terdengar dari lima manusia di belakang si tuan rumah yang kini berjalan menuju tengah ruangan.

"Keren", puji Teresa setelah melihat-lihat tatanan cottage yang akan mereka tinggali ini.

Arsen tersenyum penuh terimakasih. "Yang di pojok itu kamar gue. Bisa gue tempatin ama Theo", ujar Arsen menunjuk kamar paling pojok di lantai bawah. "Kalian berdua boleh pilih kamar sendiri, masih ada dua kamar lagi tuh. Terserah mau pake satu kamar aja atau mau sendiri-sendiri", jelasnya pada Dave dan Kevin sambil menunjuk dua kamar bersebelahan di depannya. "Kalo boleh gue saranin sih mending lo pilih kamar sendirian aja Dave, lo gak mau kan ketularan kutunya si bule legok itu", ujarnya sarkastis pada Dave sambil melirik ke arah Kevin yang kini merengut geram.

"Gue aja yang pake kamar sendiri. Ogah gue tidur seranjang ama komposer karbitan macem Dave", sahut Kevin sambil melenggang ke kamar dekat pintu masuk cottage.

"Double room di atas buat Teresa ama Olin ya", ujar Arsen lagi.

Kevin yang mendengar ucapan Arsen barusan langsung berbalik menghampiri Teresa, bergelayut manja di lengannya. "Re, ama bang Kevin aja ya kamarnya. Ntar abang Kevin kelonin deh kalo bobo, abang peluk juga, ya ya ya?", rayunya.

Sontak Arsen menendang bokong Kevin, Theo menarik Teresa ke pelukannya menjauhkan dari Kevin dan Dave melotot ketika Kevin yang mengaduh-aduh manja ke arah Olin. Pasalnya Dave lagi flirting gitu sama Olin. Tinggallah Kevin seorang diri dengan bibir manyunnya.

"Yuk Lin ke atas", ajak Teresa sambil menggandeng lengan Olin. Menjulurkan lidahnya ke arah Kevin, mengejeknya.

Lalu Teresa dan Olin pun menaiki tangga kayu menuju kamar mereka di lantai atas, diikuti Theo yang membawakan koper milik kedua gadis cantik itu. Arsen menuju kamarnya sambil membawa kopernya dan koper milik Theo sekaligus. Dave mengambil kamar di dekat tangga dan mengingatkan Kevin supaya gak masuk ke kamarnya. Kevin yang merasa terintimidasi hanya bisa menggelengkan kepala sambil merutuk lalu kembali menuju kamar incarannya.

"Kebangeten banget lo pada. Awas aja kalian!", teriak Kevin.

***

"Ternyata mereka asyik ya Re".

(NOT) Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang