cemburu

55 5 3
                                    

Untuk marahpun aku tak berhak. Apalagi untuk cemburu? Padahal rasa ini begitu sakit.
***
Zahra beberapa pekan ini terlihat sibuk dengan Harsyan yg selalu ada disampingnya. Membuat Jungkook seakan  terlupakan.

Waktu terus bergulir dan Jungkook tak mampu untuk menghentikannya meski hanya sekejap.

Rasanya dia ingin kembali ke masa masa dimana tidak ada Harsyan saat Zahra mengurusnya waktu sakit dulu.

Jungkook rindu masa itu. Dia rindu bola mata yg sering menatapnya dengan begitu lekat. Serta senyum yg selalu dipertontonkan hanya untuknya seorang.

Prak.

Jungkook menjatuhkan beberapa tumpukan buku yg dijadikan referensi skripsinya yg sedang ia kerjakan. Namun, otaknya tak mampu berjalan. Alasannya hanya satu, hati dan pikirannya hanya terfokus pada satu gadis, Zahra.

"Argh" geramnya kesal mengusap kasar rambutnya.

Rasanya sangat sakit dalam posisi Jungkook sekarang. Dia hanya mampu mencintai dalam diam. Mengagumi dalam keheningan. Dan merasa sakit dalam kebisuan.

Rasanya sangat menyakitkan. Sebenarnya dia tidak ingin bisu dalam perasaannya karena takut. Takut akan sakit untuk kedua kali. Karena Jungkook memang mengakui akan perbedaan dirinya yg begitu besar.

Dan itu menyangkut akan kepercayaannya, Tuhannya, dan keluarganya.

Jungkook tau jika keluarganya pasti akan menolak bahkan membenci Zahra jika nantinya Jungkook ingin bersamanya.

Semuanya akibat keluarga Jeon itu adalah salah satu pengabdi Yesus. Dan setiap tahunnya akan membangun sebuah gereja untuk merayakan natal. Sudah banyak gereja yg tersebar diseluruh Korea yg dananya dari keluarga Jeon.

Bahkan sampai paman tertuanya itu rela tidak melepas masa lajangnya hanya untuk mengabdi dan tinggal di salah satu gereja milik keluarganya.

Nenek serta kakek Jungkook pun tengah membuat patung Yesus yg begitu megah tepat ditengah rumahnya yg begitu luas.

Drt Drt.

Jungkook menatap malas ponsel disamping laptopnya. Lantas menyerbu ponsel tersebut dan menjawab sebuah panggilan yg masuk.

Halo. Kamu apa kabar malaikat kecilku?

Oh ayolah eomma, Jungkook udah gede.

Iya iya eomma tahu. Kapan kamu pulang? Hm? Sebentar lg natal. Kita akan merayakannya bersama kan?

Tentu eomma. Jangan menghias pohon serta rumah tanpa aku!

Kita disini menunggumu. We miss you, tuan muda Jeon.

Tut tut tut.

Panggilannya terputus.

"Aku bakalan pulang" gumamnya seraya menerawang ingatan tahun lalu saat dia selalu merayakan natal dan selalu menunggu santa clause datang dan memberinya sebuah kado istimewa.

Dan setiap tahun Jungkook mendapatkan kado istimewa keinginannya. Karena kakek Jeon selalu menjadi santa clause dadakan untuk menyenangkan cucunya.

Jungkook pun selalu antusias jika akan datangnya natal. Dirinya paling heboh seminggu sebelum hari natal tiba.

Dirinya selalu meminta datang langsung menuju kebun cemara dan memilih sendiri pohonnya untuk dihias. Meski dirinya harus mengitari kebun dari ujung ke ujung.

Rumah dan pohon selalu dihias sesuka hatinya. Sampai ayah Jungkook mampu menghabiskan berjuta won hanya untuk keperluan menghias yg dilakukan Jungkook. Belum lg kado yg selalu dia minta kepada Tuhannya di saat malam natal dengan suara lantang.

DIFFERENTWhere stories live. Discover now