sanggupkah?

44 5 2
                                    

Sanggupkah aku terus mencintaimu saat berbagai perbedaan benar adanya?.
Oh Shit! Aku benar benar sudah sangat mencintaimu.

****
Jungkook kini sudah kembali keaktifitas seperti biasa. Setelah satu minggu lamanya dia berbaring lemah dan menyusahkan Shinji untuk mengurusnya.

Kini dia tengah duduk diruang makan untuk sarapan seperti biasa sebelum berangkat ke kampusnya.

Bedanya, kini ada seorang gadis berjilbab yg tengah sibuk memasak dengan Shinji.

Sesekali Jungkook melengkungkan bibirnya melihat Zahra yg sedikit berdebat dengan Shinji hanya karena masalah garam dan beberapa bumbu lainnya.

Sudah satu minggu ini Zahra tinggal dengan Jungkook untuk membantu Shinji mengurus Jungkook agar cepat sembuh seperti sekarang.

"Akhirnya selesai. Aku sudah lapar" kata Jungkook yg melihat kedua gadis itu duduk dan mulai mengambil sarapannya masing masing.

"Apa kamu yakin akan ke kampus hari ini?" Tanya Zahra dengan begitu serius.

"Memangnya kenapa? Aku sudah sembuh" jawab Jungkook santai mengumbar senyumnya kearah Zahra dengan begitu hangat dan juga tulus.

Entah kenapa hati Zahra tiba tiba merasa sesuatu yg aneh. Seperti sedang merasa kalau hatinya tengah berjuang untuk melompat keluar dan menari nari dengan begitu semangat.

"Ehm" Shinji berdehem dan membuat aktifitas saling tatap kedua insan didepannya langsung terhenti.

Zahra menunduk malu. Menyembunyikan pipinya yg mungkin sudah memerah. Meski pipi itu sudah tertutup dengan cadar hitam tebalnya.

"Apa kau tidak kesusahan makan dengan cara seperti itu?" Tanya Shinji yg terlihat risih melihat Zahra yg harus memasukan sendok kedalam cadarnya yg cukup panjang.

"Tidak. Ini sudah biasa bagiku" jawab Zahra setelah menelan bersih makanan yg tadi sempat ia kunyah.

"Sangat sulit bukan untuk membiasakannya?" Kata Shinji sambil terus memakan sarapannya.

"Itu pasti. Bahkan aku sempat akan menyerah" jujur Zahra. Membuat Jungkook tersedak makanannya.

"Kamu tidak apa apa?" Tanya Zahra panik dan menyodorkan segelas air putih yg langsung diterima oleh Jungkook dan langsung meminumnya tanpa basa basi.

"Lalu apa yg lo lakuin saat titik tersulit itu?" Tanya Shinji lg terdengar sangat antusias.

"Sholat" jawab Zahra simpel namun membuat kedua sosok didepannya bingung.

"Apa itu Sh-olat?" Tanya Jungkook penasaran dan terdengar susah dalam melafalkan kata terakhirnya.

"Beribadah." Kata Zahra dengan seulas senyum dan kata yg berbinar.

"Apa itu dilakukan seperti kami? Bernyanyi nyanyi?" Tanya Shinji yg semakin berbinar.

"Tidak. Sholat membutuhkan kefokusan pada satu titik. Baru ibadahnya diterima" jelas Zahra.

"Itu cukup sulit"

"Sangat" ralat Zahra mendengar kata cukup yg keluar dari mulut Jungkook. Dan kedua kakak beradik itu hanya mengangguk lemah dan kembali kesarapannya.

"Aku sudah selesai. Apa kalian ingin bareng berangkat ngampus?" Tawar Jungkook kedua gadis didepannya yg kini malah tengah saling menatap satu sama lain.

"Bagaimana?" Tanya Shinji kearah Zahra yg kini terlihat bingung.

"Hey! Shinji akan bareng sama aku" suara itu mengagetkan tiga manusia yg tengah diam dan langsung menoleh kearah suara itu.

DIFFERENTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora