3/6

2.1K 143 0
                                    

Langit mendung dengan awan hitam yang bergumpal. Padahal hari masih pagi yaitu pukul 10.00 WIB yang artinya waktu istirahat.

Tedza keluar kelas seperti biasa dengan wajah cool. Langkah kakinya menuju kelas XI IPS 1, tempat Gita berada.

Saat ini Tedza berada di ambang pintu kelas XI IPS 1. Matanya menelusuri setiap sudut kelas, berharap bisa menangkap wajah cantik Gita.

"Woi, ada yang namanya Purnama gak?" teriak Tedza.

Tak ada yang menjawab. Semua sibuk memperhatikan Tedza.

"Gue tau, gue ganteng. Gak usah liatin gue kek gitu," ujar Tedza percaya diri.

"Uweeeeeek!!!" Teriak salah satu siswi berkerudung. Mata Tedza agak melotot ke arah siswi itu.

"Itu, lo! Lo ngeledek gue?" tanya Tedza. Siswi tersebut terdiam.

"Jawab! Gue nanya!"

"Ng-nggak kok, kak."

"Lo berani sama gue?"

"Nggaklah, kak."

"Serius?"

"Serius, kak."

"Ada Purnama gak?"

Siswi tersebut terdiam. Kelas menjadi hening. Tak lama ada yang menepuk pundak Tedza dengan kencang.

"Woy, gue cariin lo."

Siswi tersebut bernama Khalilah. Saat tahu Damar datang, Khalilah langsung menutup wajahnya dengan buku. Saat ini, Gita tidak ada di kelas. Gita sedang berada di kantor guru karena disuruh mengambil buku tulis yang kemarin dikumpulkan.

"Gak usah ngagetin juga kali. Hobi amat sih ngagetin gue."

"Seru, Cup."

"Berisik lo, baling-baling doraemon."

"Hahaha... Lo ngapain di sini?"

"Nyari bebeb guelah."

"Siapa?"

"Namanya Purnama."

"Hah!!!!!!!??????" Sekelas terkejut.

"Biasa aja kali," ujar Tedza santai.

Khalilah juga terkejut. Saat ini wajahnya tidak tertutup buku. Mata Damar menyipit melihat Khalilah.

"Khalilah," gumam Damar.

Bola mata Khalilah bertabrakan dengan bola mata Damar yang sedang menatapnya. Khalilah dengan cepat menutup wajahnya kembali dengan buku.

"Itu yang duduk bagian pojok kanan nomor 3 dari depan. Lagi ngapain? Baca kok bukunya kebalik," ujar Damar. Seketika sekelas mencari orang yang dimaksud Damar.

Mampus, gumam Khalilah. Kamu bodoh banget sih, Lil.

Khalilah dengan cepat membalikan bukunya. Damar tersenyum menatap Khalilah. Tedza hanya menggelengkan kepalanya melihat Damar yang senyum-senyum tidak jelas.

"Oh ya, bilangin ke Purnama. Bilang tadi ada pangeran dateng nyariin gitu," ujar Tedza pada seluruh murid XI IPS 1. Jawaban dari mereka hanya anggukan. Tedza pun mengajak Damar keluar dari kelas itu.

Damar tidak menghilangkan senyumnya. Tedza semakin geleng-geleng kepala.

Nih, anak makan apa sih? Kok jadi gila? Batin Tedza.

"Lo kenal sama perempuan tadi, Mar?" tanya Tedza. Damar tersadar dari lamunannya.

"Hah? Eh itu. Dia yang namanya Khalilah."

Langit Yang Membawanya Pergi √Where stories live. Discover now