26. Hari Mami

14K 2.2K 253
                                    

Hari ini Anza disuruh buat kartu ucapan oleh Bu Guru. Kata Bu Guru, kartu ucapannya bisa diberikan untuk ibu esok hari, karena kebetulan besok itu hari ibu.

"Ya, Anza?" Bu Guru mempersilakan Anza yang mengangkat tangan untuk bicara.

"Besok itu hari ibu?" Pertanyaan Anza dijawab dengan anggukan kepala oleh Bu Guru. "Anja nggak ada ibu, adanya Mami. Gimana, dong?"

Bu Guru tersenyum kecil mendengar pertanyaan Anza. Anak didiknya yang satu itu memang diakui Bu Guru cukup cerdas, tetapi kadang bertingkah terlalu lugu. Hingga Bu Guru menyadari Anza tetaplah seorang anak berusia 5 tahun. "Ibu sama Mami, cuma sekadar panggilan. Mereka sama saja, kok."

Anza mengerutkan kening. Bola mata hitamnya bergerak ke langit-langit. Lagi mode berpikir. Sesaat kemudian, Anza mengangguk paham. "Tapi, Anja tulis, 'Selamat Hari Mami,' aja nggak apa-apa?"

"Boleh," jawab Bu Guru.

Anza tersenyum puas. Anak laki-laki itu kembali berkutat dengan krayonnya. Baru sebentar sekali Anza mencoba fokus, dia udah kembali mengangkat tangan.

"Ya, Anza?"

"Anja suka orange. Kartunya boleh diwarna orange?" tanya Anza. Nggak penting sebenarnya, tapi Bu Guru tetap menjawab. "Boleh."

"Eeeh ..." Anza mengangkat tangannya ... lagi. "Tapi, Mami suka warna biru."

"Ya, sudah dikasih warna biru," saran Bu Guru.

"Tapi, Anja suka orange."

Bu Guru menghela napas panjang. Dalam hati Bu Guru menanyakan, sifat semacam Anza ini datangnya dari mana. Maminya? Atau malah Papinya?

"Padukan warnanya saja, Anza. Ada orange, ada biru."

"Oh, iya, makasih, Bu Guru," ucap Anza membuat Bu Guru merasa lega karena masalah Anza telah terselesaikan.

"Bu Guru!"

"Apa lagi, Anza?"

"Anja minta kertas lagi, boleh?" tanya Anza.

"Buat apa? Kertas Anza rusak?" Bu Guru balas bertanya.

"Nggak, Anja cuma mau buat dua aja," jawab Anza sambil menunjukkan cengirannya.

Yah, untung saja Bu Guru masih punya stok kesabaran.

Hari ini nggak biasanya Papi jemput Anza ke sekolah

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Hari ini nggak biasanya Papi jemput Anza ke sekolah. Kalau kata Papi tadi, dia ada pembicaraan gitu sama Anza. Misi khusus katanya. Karena itu juga Papi nggak langsung mengantar Anza pulang. Malah ngajak Anza mampir dulu ke kedai es krim. Anza sih suka aja. Kan dia dibelikan Papi semangkuk es krim cokelat dicampur stroberi.

"Anza tahu nggak besok tanggal berapa?" tanya Papi saat Anza sibuk dengan es krimnya.

"Tanggal 22," jawab Anza nggak terlalu banyak berpikir, karena sejak di sekolah Bu Guru udah mengingatkan.

All about AnzaМесто, где живут истории. Откройте их для себя