22. Main, yuk!

13.1K 2.1K 205
                                    

Hari ini Kakak Elbi seneng banget. Setelah hampir 10 hari berada di rumah sakit dan 3 hari dikurung papanya—Om Bian—di rumah, akhirnya Kakak Elbi udah bisa sekolah lagi. Kakak Elbi bukan anak yang terlalu suka belajar kayak Kakak Reka. Dia tuh gampang bosen sama satu kegiatan. Jadi nggak betah kalau tinggal di kelas. Cuma Kakak Elbi lebih nggak betah lagi kalau diem di rumah aja. Ketemunya sama Oma Anita, Tante Elis, sama si Bibik doang. Enakan di sekolah. Ketemu teman-teman. Bisa main-main juga.

"Elbi udah sembuh?" Itu Wita yang tanya. Temen sebangku Kakak Elbi. Namanya Juwita. Cuma kepanjangan. Ribet juga panggilnya, jadi suka Kakak Elbi panggil aja Wita.

"Udah, dong. Elbi kan kuat," jawab Kakak Elbi sok kuat gitu sambil menepuk otot lengan atasnya yang kurus.

"Sakitnya kenapa sih? Kata Mama aku, Elbi sakit habis makan sosis?" tanya Wita penasaran.

Nah, berakhirlah Kakak Elbi bercerita. Mulai dari dia main sepedaan sama Kakak Reka. Istirahat sebentar di dekat warung. Terus makan sosis. Kalau kata Tante Elis, sosisnya udah nggak boleh dimakan lagi harusnya. Itu yang bikin Kakak Elbi sakit sampai masuk rumah sakit.

Obrolan mereka sempat berhenti waktu Ibu Guru mengajak mereka berbaris di depan kelas. Biasa sebelum masuk ada pemeriksaan kuku gitu. Ibu guru nggak bakal marah sih, cuma ngingetin yang kukunya panjang biar dipotong. Kalau kukunya udah pendek bakal dipuji. Kayak Kakak Elbi ini yah kukunya selalu pendek dan cantik (kata papanya).

Udah giliran Kakak Elbi yang diperiksa. Sesuai dugaan dia lolos dengan mudah. Tambah diberi pujian Ibu Guru juga karena udah mau menjaga kebersihan kukunya. Nggak cuma itu, Ibu Guru juga memuji Kakak Elbi yang ngiket rambutnya ke belakang pakai pita pink. Kata Ibu Guru lebih rapi gitu, jadi kelihatan tambah cantik. Uhh, Kakak Elbi suka.

Baru Kakak Elbi masuk kelas, dia mencuri pandang ke kelas A. Kelasnya Anza. Nggak tahu kenapa dia merasa ada yang memperhatikan dari barisan kelasnya Anza itu. Dan bener sih, emang ada yang malu-malu ngelihatin dia di balik punggung temen di depannya. Itu Anza. Yang langsung panik bersembunyi di balik badan temennya.

Kakak Elbi cuma tersenyum. Selama ini dia gemes sama tingkah Anza. Suka sok cool-cool gitu ngikutin Kakak Reka. Padahal kalau kata Kakak Elbi nggak cocok banget Anza sok cool. Soalnya dia lucu. Jadi suka pengen ngusilin aja. Cuma yah itu, nggak tahu kenapa Anza nggak suka banget main sama Kakak Elbi. Padahal kan Kakak Elbi suka main sama Anza. Uhh, Kakak Elbi suka sedih kalau inget gitu.

Dia tuh bingung. Salah dia apa sih? Apa dia nggak lebih keren dari Kakak Reka sampai Anza nggak mau main sama dia?

"Elbi, ayo masuk!" ajak Wita yang udah selesai diperiksa kukunya.

Kakak Elbi mengikuti ajakan Wita. Dan mengabaikan Anza yang diam-diam memperhatikannya lagi dari barisan kelasnya.

Anza sedikit syok waktu lihat Kakak Elbi ada di barisan kelas B

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anza sedikit syok waktu lihat Kakak Elbi ada di barisan kelas B. Cuma dia sedikit lega karena Kakak Elbi udah sembuh. Sesebel-sebelnya Anza sama Kakak Elbi, dia nggak sejahat itu juga pengen Kakak Elbi sakit.

Cuma yah ... itu. Anza jadi bingung harus gimana. Masalahnya, dia udah janji bakal ngajak main Kakak Elbi, waktu si Kakak udah berangkat sekolah. Padahal kan Anza males. Sedikit malu juga. Yang kemarin kan dia nolak-nolak diajak main. Ini dia malah mau ngajakin main.

Ah, Anza dilema. Ribet emang urusan janji sama Papi. Karena Anza yakin Papi bakalan nagih.

Karena itu, Anza memilih diam di kelas aja sama Rizal. Jadi, ada alasan gitu nggak main sama Kakak Elbi. Bilang aja dia menemani Rizal. Kasihan Rizal makan stroberi sendirian di kelas.

"Ijal mau ke mana?" tanya Anza. Biasanya habis makan bekal, Rizal bakal makan sekotak stroberi. Kok ini nggak? "Nggak makan stroberi?"

Rizal menggeleng. "Papa lupa beliin. Main ke luar aja, yuk!" ajak Rizal.

"Yah ... tapi ...."

"Ayo, Anja!"

Anza nggak bisa menolak ajakan Rizal. Dia terpaksa mengikuti Rizal keluar kelas. Tepat di depan pintu kelas, Anza ketemu sama Kakak Elbi yang udah pasang senyum lebar pakai banget.

"Halo, Anja!" sapa Kakak Elbi.

Inget pesan Papi buat baik sama Kakak Elbi, Anza pun mencoba tersenyum. "Halo, Kakak Elbi."

Rizal melihat Anza bingung. Tumben Anza ramah banget sama Kakak Elbi. Biasanya juga dia bakal pergi mengabaikan Kakak Elbi gitu aja. Paling parah sih terakhir kali sampai bentak-bentak Kakak Elbi.

"Kakak Elbi mau ngajak main?" tanya Anza. Double bingung deh, si Rizal.

"Iya," jawab Kakak Elbi pasang senyum dimanis-manisin. "Nggak mau, yah?"

Anza melirik Rizal. "Main sama Kakak Elbi, ya Ijal?"

"Ha?" Kakak Elbi dan Rizal melongo bersamaan.

"Main bareng, yuk!" Anza mengatakannya dengan kaku. Udah diajarin gitu sama Papi gimana ngajak Kakak Elbi main. Kata Papi suruh mendayu-dayu bilangnya. Ah, Papi banyak banget aturan.

"Beneran?"

"Iya."

"Main petak umpet mau?" tanya Kakak Elbi. Dia menunjuk satu temannya di dekat perosotan. "Sama Wita."

Anza mengangguk. "Iya."

"Ya udah, ayo-ayo sini. Anja sama ...." Kakak Elbi melirik Rizal. "Ijal," dia menyebut nama Rizal dengan ragu, "main ...."

Rizal mengangguk setuju aja. Dia juga bingung mau main apaan. Nggak masalah juga main petak umpet. Belum mencapai perosotan, Rizal menghentikan langkah. Mengikuti Anza yang berhenti juga.

"Kenapa Anja?"

Anza nggak jawab. Dia justru melangkah mendekati Zidan yang main pasir sendirian. "Jidan ...."

Zidab yang lagi mainan pasir mendongak. Dia kaget tiba-tiba Anza udah berdiri di hadapannya. "Main, yuk!" ajak Anza lengkap dengan nada mendayu yang udah Papi ajarkan.

"Ah, ada yang mau ikutan main lagi?" Kakak Elbi mendekat dengan antusias. Padahal Zidan juga belum mengiyakan. Zidan masih terlalu bingung sama ajakan Anza. "Sini temen Anja, main petak umpet. Mau kan?"

Zidan mengerjap. Bingung. Mana tangannya ditarik sama Kakak Elbi. Juga disenyumin ... manis gitu. Kok pipi Zidan panas, ya?

"Mau."

"Yihuui!" Kakak Elbi bersorak senang. Dia langsung menggandeng Zidan juga merangkul bahu Anza. "Ayo main petak umpet!"

Yah, meski risih dirangkul-rangkul, Anza diem aja. Yang penting sesuai kata Papi. Dia udah main sama Kakak Elbi dan Zidan.

Tinggal tagih adek di perut Mami.

.
.
.

Kkeuut.

TL wattpat gueh rame.. 😅 aku nggak buta kok. Aku juga tahu ada huru-hara di wattpad belakangan ini. Cuma lebih memilih diam, kepo juga sih, tapi yah nggak ikutan nimbrung, karena aku nggak tahu masalahnya. Jadi nggak mau sok tahu.

Dan masalahnya kayaknya makin panas 😥 duh, semoga masalah teratasi.Dan pihak yang mungkin berseteru bisa main bareng kayak Anja, Jidan, sama Kakak Elbi. Aku sih cuman bisa bantu doa aja.

All about AnzaWhere stories live. Discover now