Sungjae mengangguk lucu.

Minhyuk kemudian mengelus pelan telapak tangan adiknya yang diinfus. Berusaha menghindari alat itu, dan tidak menekan tangan adiknya terlalu keras agar tidak kembali rewel sepertinya sebelumnya.

"Tidurlah, hyung akan menemanimu"

"Nyanyikan lagu itu, hyung! "

"Lagu apa? "

"Yang 'Ai hapeu e deurim' "

"Yang benar itu 'I Have a Dream' "

"Nah, itu. Cepat nyanyikan, hyung! "

"Nde, setelah itu tidur, nde? "

"Hn"

"I have a dream...
A song to sing...
To help me through...
With anything...

If you see the wonder...
Of a fairytale...
You can take a future...
Even if you fail...

I believe in angel...
Something good in everything I see...
I believe in angel...
When I know the time is right for me...

I'll cross the stream...
I have a dream"

"Jaljala yo,  Uri Jaeyie"

Flashback off :

Ingatan masa kecilnya kembali menghantui dirinya. Ia kesepian. Sungguh. Sudah terhitung 3 hari hyungnya tidak pernah mengunjunginya.

Tubuh ringkihnya bergetar terisak. Kepala lemasnya ia sandarkan pada lipatan lututnya yang tertekuk. Dengan air mata yang masih menganak pinak di pipinya.

Ceklek

"Sungjae-yah? "

"..."

Eunkwang mendekati namja yang ia anggap sebagai adik sendiri.

"Uljimaseyo, saeng. Pasti ada alasan mengapa Minhyuk tak datang 3 hari ini" hibur Eunkwang.

"...."

"Kau sudah makan? "

"...."

"Sudah minum obat? "

"..."

"Hhh, baiklah. Ayo hyung temani makan. Apa perlu hyung suapi? "

"..."

"Aku anggap itu iya"

Eunkwang mengambil bubur yang ada di atas nakas, kemudian menyendokkannya ke namja dihadapannya.

Tanpa perlawanan, Sungjae memakan bubur itu, walau sangat pelan dan tak bersemangat. Dan, bukan Eunkwang namanya kalau ia langsung menyerah.

"Bagaimana kalau setelah makan kita telepon Minhyuk? Terus-menerus menangis tidak baik untuk pernafasanmu" tawar Eunkwang.

Dan benar saja, mendengar tawaran Eunkwang, Sungjae menolehkan kepalanya kemudian mengangguk lemah. Tangannya terangkat menghapus jejak air mata dipipinya.

"Kalau begitu buka mulutmu. Aaa... "

Kali ini Sungjae memakannya dengan semangat. Seolah, tawaran Eunkwang barusan adalah Moodboosternya.

Really? (END)Where stories live. Discover now