27

1.4K 112 32
                                    

Saran : baca chap ini dengan musik sad masing-masing agar bisa ngefeel. Semoga bermanfaat.

______________________________________

Tuhan, kuharap belas kasih-Mu masih berlaku untukku. Jika iya, kumohon, ambillah aku segera. Pertemukan lah aku bersama ayahku. Atau kalau tidak, kumohon sekali lagi, bukalah mata hati keluargaku. Buat mereka sadar dengan kelakuan mereka padaku selama ini. Kuharap doaku bisa terkabulkan, Tuhan
KSJ (YSJ)

________________________________________

Sungjae baru saja di pindahkan ke ruangan khusus karena kondisinya tidak separah tadi, tetapi masih perlu diwaspadai.

Eunkwang menatap sendu namja dihadapannya. Instubasi masih menjejal masuk ke tenggorokannya. Dan ia yakin, jika ia sadar nanti tenggorokannya akan perih dan kering. Tubuhnya dipenuhi banyak kabel yg sudah pasti terasa sakit, dan selang Infus serta oxymeter yg menghiasi telapak tangan kirinya.

Tangan Eunkwang terangkat, berniat mengusap Puncak rambut namja dihadapannya.

"Jebal, ireona..., jangan tidur terlalu lama. Kau membuat hyung merasa ketakutan melihatmu tertidur seperti ini" lirih Eunkwang.

Tess

Eunkwang menangis dengan tangan yang menutupi wajah kacaunya.

Tuhan, jika bisa, aku ingin menukar nyawaku dengannya...

***

Dilain sisi, tetapi latar yang sama, terlihat Minhyuk yang barusaja menjalani pemeriksaan rutinnya setelah kecelakaan.

"Huh, melelahkan sekali. Padahal inikan hari liburku" keluh Minhyuk.

Ya, Minhyuk diberi cuti sebulan akibat kecelakaan yang sempat ia alami. Dan ini sudah memasuki hari ke-20 yang artinya sisa 10 hari lagi waktunya untuk bersantai.

"Jebal, ireona..., jangan tidur terlalu lama. Kau membuat hyung merasa ketakutan melihatmu tertidur seperti ini"

Suara lirihan itu memasuki indra pendengarannya. Ia mengenal betul siapa pemilik suara lirihan tadi.

Karena penasaran yang terlalu tinggi, ia mencari darimana asal lirihan itu.

"Hiks.. Hiks... "

Matanya membulat kaget melihat Eunkwang yang tengah menangis sembari memegang telapak tangan namja yang telah lama menghilang dari rumah mereka. Hatinya tercebik melihat keadaan namja itu. Siapa lagi kalau bukan Sungjae.

Oh, tidak!

Minhyuk meremat rambutnya ketika kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri. Bayangan Vision itu muncul.

Flashback on :

2016

"Jaeyie, kau yakin ingin ikut dengan appa? " tanya Minhyuk cemas.

"Nde, aku sangat yakin 100%. Lagi pula aku tak sabar bertemu dengan nya" ujar Sungjae dengan senyum manisnya. Minhyuk mengusak gemas rambut adiknya.

"Nde, kalau begitu baik-baik, nde? Dengarkan semua perkataan appa baik-baik, nde? Jangan membantah! Ok? Ah, juga jangan... "

"Hyung, geumanh. Nanti Appa pergi duluan" potong Sungjae dengan wajah kesalnya yang sangat menggemaskan.

Really? (END)Where stories live. Discover now