7-1

1.5K 126 17
                                    

TIT TIT TIT

Suara alat EKG memenuhi ruangan yang nampak sepi itu. Ditempat itu terbaring seorang namja yang malang, tubuhnya penuh lilitan perban dan wajah babak belurnya tertutupi masker oksigen.

Seorang yeoja paruh baya nampak tertidur dalam posisi duduk sembari menggenggam tangan putranya.

CEKLEK

"Eomma masih tertidur rupanya" ujar seseorang yang baru datang itu, Minhyuk.

Minhyuk perlahan mendekati eommanya, Sora lalu membangunkannya pelan.

"Eomma, ireona!! Kau belum makan sejak kemarin. Lebih baik eomma makan dulu" ujar Minhyuk.

Sora menggeliat pelan. Matanya perlahan terbuka, lalu menatap sayu putra sulungnya.

"Eoh, tidak perlu Hyukie, eomma baik-baik saja. Gokjong hajima" tolak Sora.

"Andwae, eomma harus tetap makan. Kalau eomma ikut sakit juga bagaimana? Nanti siapa yang akan merawat Jaeyie kalau Hyukie bertugas. Jebal, eomma. Jangan keras kepala" bujuk Minhyuk.

Sora terdiam untuk berfikir.

"Jebal, eomma. Lagipula sekarang bukan shiftku. Jadi eomma pergilah makan yang banyak. Biar Hyukie yang jaga Jaeyie disini" bujuk Minhyuk lagi.

Sora akhirnya bisa pasrah dengan bujukan Minhyuk. Ya, mau bagaimana lagi? Ia memang belum makan sedari kemarin.

"Baiklah, eomma kekantin dulu. Apa kau mau titip? " tawar Sora.

"Ani eomma"

"Geure, eomma pergi dulu. Jaga Jaeyie baik-baik Hyukie" pamit Sora sebelum akhirnya menutup pintu.

Blam

Minhyuk terdiam menatap wajah pucat adiknya yg dihiasi lebam dan luka babak belur. Dielusnya pelan wajah adiknya. Takut menyakitinya.

"Jaeyie, cepatlah bangun dan ceritakan apa yang terjadi saat itu" lirih Minhyuk.

"Eungh... "

Sepertinya lirihan Minhyuk terkabul. Buktinya adiknya telah terbangun dari pingsannya.

"Hyunghhh... "

"Nde, ada apa? " tanya Minhyuk cemas.

"Dadakuhh sesaakkkhhh... "

Dengan segera Minhyuk mengecek keadaan adiknya.

"Pneumothorax-mu kambuh. Jangan bergerak atau luka operasimu terbuka. ll" ujar Minhyuk.

Sungjae menuruti perkataan Minhyuk, walau sebenarnya ia setengah mati menahan gerakannya.

Minhyuk segera merogoh tas yang setia dibawanya. Mengambil suntikan yang setia berada ditas miliknya.

"Jaeyie, hyung akan menyuntikmu. Tahanlah" ujar Minhyuk lalu menyuntik adiknya.

Perlahan Sungjae pun kembali tertidur. Dahinya tidak berkerut lagi. Matanya tertutup dengan tenang. Nafasnya kembali beraturan.

"Hhhh"

Minhyuk menghela nafas lega. Tangannya terangkat guna mengelus puncak kepala adiknya. Digenggamnya juga tangan adiknya yang dingin.

"Cepatlah sembuh, uri Jaeyie"

🌟

TUK TUK

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring mengisi keheningan diruang makan keluarga Kim.

Tapi, lain halnya Taehyung. Namja itu terdiam melamun memikirkan kejadian di RS kemarin.

Flashback

"Uri Jaeyie... "

"Dia... "

"Pneumothorax"

Taehyung membulatkan matanya terkejut. Tak percaya dengan kata-kata yang diucapkan seseorang yang memegang status sebagai kakak dari sahabat barunya.

"Kau pasti takkan percaya. Tapi, aku bersungguh-sungguh atas kata-kataku tadi"

Nb: maaf Vivi kegencet tombol publikasikan jadi di publish. Maaf sekali lagi. Kelanjutannya nanti ok

Really? (END)Where stories live. Discover now