[14]

49.4K 1.2K 12
                                    

Sepertinya Jacob sekarang memiliki hobi baru, yaitu menunggu kekasihnya yang di pacarinya dua hari yang lalu. Setelah jam kuliahnya selesai, Jacob lantas mencari Lala ke seluruh penjuru kampus, tidak peduli dengan rasa pegal yang ia rasakan di ke dua kakinya. Dan sekarang, pemuda tampan itu berada di cafe tempat Lala bekerja, sudah dua jam lamanya ia berada di sana namun belum ada tanda-tanda kedatangan Lala untuk bekerja. Hani melirik sekilas ke arah Jacob, ia rasa ia harus memberikan penghargaan untuk pemuda itu karena sudah setia pada Lala. Jujur saja, Hani juga bingung sekaligus heran dengan sikap Lala, gadis itu tak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan tadi pagi dirinya menyempatkan dirinya untuk pergi ke rumah Lala, namun ia tidak menemukan siapa-siapa di sana, rumah sederhana itu sangat sepi tak berpenghuni. Yang ada di dalam pikiran Hani saat ini adalah, apakah Lala dan keluarganya sudah pindah dari kota ini? Kalau iya kenapa Lala tidak memberitahu dirinya? Lala sangat keterlaluan.

Jacob menatap kosong ke arah depan, menatap sepasang kekasih yang sedang menikmati makan siang bersama, nampak terlihat sangat bahagia gadis itu saat sang pria memperlakukannya dengan manis. Jujur saja, dirinya sangat iri pada pasangan itu. Ia juga ingin memperlakukan Lala dengan romantis dan manis juga, namun sekarang dirinya sendiri, Lala menghilang tanpa jejak. Jacob menarik ke dua ujung bibirnya, membentuk sebuah senyuman miris, ia merasa seperti di campakan.

Tak terasa, waktu berjalan dengan cepat, ini sudah larut malam dan pemuda tampan bernama Jacob itu masih setia duduk di bangku pelanggan untuk menunggu kekasihnya datang. Jacob membuang nafasnya dengan kasar, merogoh saku celana jeans yang ia kenakan dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar minuman yang ia pesan. Ia memang memesan minuman, namun ia sama sekali tidak menikmatinya, minuman yang ia pesan masih utuh tak tersentuh sama sekali. Setelah meletakan uang untuk membayar pesanannya, Jacob lantas segera berjalan keluar dari dalam cafe.

Jacob memasuki mobil mewahnya lantas menyetirnya dengan ugal-ugalan, menembus jalanan ibu kota di malam hari yang sangat ramai. Suara klakson pengendara lain yang memperingatinya agar tidak mengemudi ugal-ugalan di abaikan olehnya. Ia harus pergi dengan cepat, ia akan pergi ke rumah Lala sekarang. Dalam hatinya ia terus berdoa pada Tuhan agar Lala berada di rumah, ia sangat merindukan gadis cantik itu. Sangat merindukannya.

15 menit perjalanan akhirnya Jacob sampai ke depan rumah Lala, sebuah senyuman harapan berkembang sempurna di bibir tebalnya saat ia melihat rumah Lala terang, lampu di rumah itu juga menyala. Bayangan seseorang yang berada di dalam rumah sederhana itu membuat harapannya semakin besar, Lala ada di rumah, Jacob sangat yakin itu. Dengan tergesa-gesa Jacob membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam mobil. Kaki kekarnya ia seret menuju ke pintu utama rumah itu yang nampak sudah di perbaiki, tidak seperti kemarin yang rusak. Jacob sangat yakin Lala berada di rumah, sekarang yang berada di pikirannya saat ini adalah bayangan wajah cantik Lala. Ia ingin memeluk gadisnya, membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.

Tok tok tok. Jacob mengetuk pintu rumah Lala berkali-kali, ia benar-benar merasa tidak sabar untuk bertemu dengan gadis itu. Benar kata Dilan, kalo rindu itu berat, Jacob tidak kuat. Pintu terbuka dan menampakan seorang bocah laki-laki ABG yang kini menatapnya dengan heran.

"Maaf cari siapa ya?" tanya Erik langsung pada inti. Jacob tersenyum manis lantas menjawabnya dengan ramah, "Lala ada di rumah?" tanya Jacob pada Erik. Erik menatap Jacob dari ujung kepala hingga ujung kaki, menilai menampilan pemuda itu dengan teliti. Sangat rapi, ramah dan sopan.

"Kak Lala nya gak ada di rumah, kamu siapanya?" ekspresi Jacob seketika berubah saat mendengar bahwa Lala tidak berada di rumah, ia kecewa, sangat kecewa.
"Aku pacarnya." balas Jacob dengan sendu, ekspresi Erik seketika berubah drastis, ia sangat terkejut. Kakaknya memiliki seorang kekasih yang tampan, ramah dan juga sopan. Tapi gadis malang itu justru harus menikah terpaksa dengan pria mafia yang jahat, kasar dan tidak tau sopan santun. Sungguh malang nasib Lala.

"Di mana Lala sekarang? Aku ingin menemuinya, aku sangat merindukannya." ucap Jacob sembari menatap Erik dengan penuh harap, berharap bocah laki-laki itu mau memberitaunya di mana keberadaan Lala saat ini.

"Kak Lala sekarang ada di rumah calon suaminya. Dia akan menikah besok lusa." jawab Erik jujur, sontak kejujuran Erik membuat hati Jacob patah hingga berkeping-keping. Rasanya dadanya sangat sesak, rasa nyeri juga ia rasakan di dalam hatinya, untuk beberapa saat ia menahan nafasnya seolah-olah ia lupa bagaimana caranya bernafas.

"Jangan bohong, aku adalah pacarnya." protes Jacob mencoba tidak percaya dengan apa yang di katakan boca laki-laki di hadapannya itu. Erik membuang nafasnya pelan lantas kembali berucap.
"Kak Lala itu kakak kandung aku, jadi aku tahu semuanya. Kak Lala akan menikah dengan seorang mafia yang kejam. Pernikahan mereka akan di langsungkan besok lusa." jelas Erik, ke dua bola mata Jacob berkaca-kaca, ia ingin menangis sekarang. Tidak pernah ia merasakan hal ini sebelumnya, Lala bukan pacar pertamanya, tapi kenapa rasanya sangat sakit, bahkan lebih sakit dari pada jatuh dari atas jurang. Melihat Jacob mematung di tempat, membuat Erik menutup pintu rumahnya, meninggalkan Jacob yang masih mematung di tempat.

Jacob menyeret ke dua kakinya kembali ke dalam mobil, baru saja ia menutup pintu mobilnya, air matanya mengalir dengan derasnya. Untuk pertama kalinya seorang Jacob menangis karena seorang gadis. Ia benar-benar patah hati, ia di sakiti, ia di hianati dan juga di campakan. Sekarang ia tau bagaimana perasaan para mantan kekasihnya saat dirinya menyampakan mereka. Apakah ini yang namanya karma?

Jacob menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk menepis pemikiran bahwa Tuhan sedang memberinya sebuah karma atas perbuatannya di masa lalu yang sering memainkan perasaan wanita. Dengan kasar Jacob menghapus air matanya, ia patah hati, ia akui itu. Namun ia tidak rela, sangat tidak rela jika Lala menikah dengan pria lain. Lala adalah kekasihnya, miliknya, dan ia harus mendapatkannya lagi bagaimana pun caranya, walaupun itu dengan cara kasar sekalipun.

Jacob menyalakan mesin mobilnya, melajukan mobil itu dengan kecepatan yang sangat tinggi seperti berada di atas lintasan sirkuit. Ia harus melampiaskan kemarahan dan kekecewaannya, dalam hatinya ia berjanji akan mencari di mana keberadaan Lala dan juga merebut gadis itu dari tangan pria mana pun.

Heru, Norma dan Erik menatap kepergian mobil Jacob dari kaca jendela dekat pintu utama.
"Jadi pemuda itu mengaku sebagai kekasih kakakmu?" tanya Norma pada putranya, Erik mengangguk dengan mantap.
"Apa dia tadi tampan?" kini giliran Heru yang bertanya, Erik menatap ayahnya dengan serius lantas menjawab, "dia tampan, ramah dan sopan, dia juga nampak seperti orang kaya. Lihat saja mobilnya, merek ternama, pasti mahal." celetuk Erik dan di angguki oleh ke dua orang tuanya.

Gairah Cinta Sang Mafia (Tamat) Where stories live. Discover now