Part 9

475 58 0
                                    

"Jika kamu merasa sesuatu itu penting untuk mu. Maka kejarlah"

-Greenut's Taste

♡♡♡

Daniel meraih tangan perempuan yang berusaha menghindarinya itu. "Di, tolong denger penjelasan gue,"ucap Daniel.

Wanita yang dipanggil 'Di' itu  meronta-ronta, agar Daniel melepaskan genggamanya.  "Lepasih... sakit," rintihnya.

Daniel menggeleng "Gak, Di. Gue harus jelasin semuanya, tentang kesalahan gue," ucap Daniel dengan nada lembut.

"Gak ada lagi yang perlu dijelasin, udah telat kalo kamu mau kasi penjelasan," jawab Wanita itu dengan suara yang serak

"Semuanya belum jelas Diana, gue mau lo tau kalo waktu itu gue-"

"AKU UDAH TAU SEMUANYA! KAMU GAK PERLU SUSAH PAYAH JELASIN, SEMUANYA UDAH KELIHATAN JELAS!" teriak wanita itu berlinang air mata.

"Lo harus tau Diana, gue akui kalo gue emang laki-laki brengsek karena udah nyakitin lo. Tapi alasan gue jelas Diana!" Daniel menekan kan perkataannya.

"Terserah apapun itu, yang jelas jangan ganggu hidup aku lagi! Aku benci sama kamu!"

Daniel tertegun mendengar kalimat itu. Diana langsung menghempaskan tangan Daniel dan berlari pergi dari sana.

"Bang?" Daniel tersentak mendengar suara itu, familiar sekali diperdengarkan Daniel.

Itu suara Libra, orang yang selalu berdebat dengannyadan berujung dengan rengekan manja, yang memojokan Daniel, sehingga Daniel lah yang akan disalahkan.

Daniel mendongak "Kamu ngapain? kok kamu jalan kaki? Tyas mana?" tanya Daniel dengan suara serak.

Bukannya menjawab pertanyaan Daniel, Libra malah bertanya balik. "Abang ngapain duduk di trotoar sambil narik-narik rambut? Kalo mau gundul ayo kita ke pangkas rambut aja!" ucap Libra. Disaat seperti ini kegesrekan Libra tetap saja ada.

Daniel menggeleng "Gak ngapa-ngapain," jawab Daniel singkat.

Libra memapah Daniel untuk duduk di kursi halte. Mereka duduk berdua dan saling termenung dengan pikiran masing-masing.

"Bang? Saran dari aku nih ya. Kalo Abang mau beralih profesi menjadi pemulung

Libra kembali mengulangi pertanyaannya tadi, tentang ada apa dengan Daniel, sehingga ia terduduk di trotoar, apakah dia dipalak sama preman, kaya yang diiklan RAMASINTA.

Astaghfirullahaladzim. Kerja lembur bagai kudha

Sampai lupa orang tua, oh hati sungguh terasa durhaka

Maksud hati bahagiakan orang tua. Apa daya di palak preman

Pusing sudah ini kepala, sungguh kejam itu preman.

Namun jawaban Daniel masih sama, bahwa dia tidak apa-apa, dan tidak dipalak sama preman kaya di Iklan salah satu Shop Store yang di maksud Libra itu.

Libra menghela napas lelahnya

"Abang itu udah kaya cewek tau gak? Di tanyain ini itu, malah jawab gak papa. Tapi muka udah lecek kaya duit dua ribuan kelindes truk angkat sampah. Ini lagi! Pasti abang abis nangiskan?!" ucap Libra dengan garang, tapi itu menandakan bahwa ia sedang khawatir. Melihat mata Daniel yang sedikit merah, hati Libra terenyuh.

Daniel hanya diam, tak ingin berkata apapun pada Libra. karna suasana hatinya sangat kacau hari ini. Libra memegang bahu Daniel dengan lembut, dia sangat hapal abangnya ini. Walaupun Daniel tidak menitikan air matanya, tapi dia tau kalau Daniel sedang menangis. "Abang kenapa bang, cerita sama aku, Perempuan tadi siapa bang?" Libra bertanya dengan lembut pada Daniel.

 LibraWhere stories live. Discover now