BAB 3 : FIKSI / NON FIKSI

2.2K 154 12
                                    

Suasana ruang makan yang klasik ala belanda-jawa. Mytha kala itu berjalan memasuki ruang makan yang sangat klasik, nuansa belanda amat kental dengan perpaduan arsitektur jawa. Mytha melihat meja makan sudah di penuhi oleh makanan modern hingga makanan tradisional, ia juga melihat Mamanya sudah duduk di meja makan. Mytha berjalan terus hingga sebelum mendekati mamanya, Mama melirik Mytha agar duduk di sampingnya.

Lirikan itu membuat Mytha peka dan lekas duduk di kursi samping mamanya.

"Cantik sekali anak gadis mama, saatnya makan. Ayo di ambil. " Senyum Mama Dera pada Mytha di sampingnya.

Mytha lekas membalas ssnyum Mamanya. Lalu Mytha lekas membuka piring di hadapannya dan mengambil makanan kesukaannya.

Mama Dera juga mengambil makan. Lalu keduanya makan bersama dalam hangatnya kedua anak dan Ibu itu. Sungguh keluarga kecil yang harmonis.

Di balik kehangatan keluarga kecil, di balik pintu dapur yang mengarah ke arah ruang makan, terdapat sesosok orang yang sangat misterius, sosok orang itu kini sedang mengintip di lubang kecil dekat pintu dengan mata yang amat tajam. Sosok itu mungkin mata-mata Mytha dan Dera selama berada di dalam rumah itu. Ketika sudah mengintip dalam kegiatan makan, barulah ia mengentikan mata-mata ini karena sangat fatal jika diketahui orang. Sosok yang mengintip itu akhirnya pergi dan meninggalkan jejak-jejaknya.

Jam makan telah selesai. Mytha dan Dera lekas mencuci mulutnya dengan buah-buahan segar. Mereka berdua nampak begitu kenyang dan merasa kantuk karena rasa lelah perpindahan kerumah ini. Mama Dera lekas memanggil Bibi Minah untuk membereskan meja.

"Bibi Minah_
Bibi_" Panggil Mama Dera pada Bibi Minah yang berada di dapur.

Tak lama keluarlah Bibi dari balik pintu dapur. Bibi berjalan cepat menuju ke arah Mama Dera dan berkata "Ia, Nya." Tanya Bibi minah yang sudah berada di hadapan Dera.

"Kami sudah selesai makan, Bi. Tolong bereskan semuanya ya. Kami berdua ngantuk dan ingin istirahat. " Ucap Dera di hadapan Bibi Minah.

" Baik, Nya. " Jawab pendek Bibi Minah. Lalu segera beres-beres meja makan.

Sementara Dera dan Mytha lekas melangkah meninggalkan meja makan dan menuju ke kamar masing-masing.

👻👻👻👻

Matahari yang cerah beberapa jam yang lalu, kini mulai meredup secara perlahan di arah barat. Warna orange senja begitu indah, warnanya kuning keemasan membuat mata siapa saja akan di manjakannya. Burung-burung di langit mulai bertebangan pulang ke sarangnya, hutan-hutan juga mulai gelap gulita dan pada akhirnya malam datang dengan penuh kegelapan dan kesunyian. Inilah malam pertama di rumah baru dan beraura lain dari yang biasanya.

Myta malam ini berada di kamar barunya, ia berbaring di kasur tanpa bisa memejamkan matanya, sudah di coba untuk tidur namun insomnia nampak bergejolak malam ini. Dalam hal ini Mytha tidak bisa apa-apa kecuali ia memutuskan untuk berjalan-jalan di segala sudut kamar barunya, siapa tahu ia mendapatkan sesuatu benda yang bisa membuatnya tidur.

Mytha segera berdiri dari tidurnya, ia kini mulai melangkah berjalan mondar-mandir di area kamarnya, ia bolak-balik memandang sesuatu hal yang berada di laci kecil dekat tempat dimana ia bersolek depan kaca. Rasa penasaran Mytha serasa mengebu-gebu, tatapan wajahnya tertuju pada laci kecil itu begitu tajam. Mytha lekas melangkah menuju ke arah laci kecil itu, ia lalu duduk dengan tenangnya dan membuka laci itu. Benar dugaannya, saat sudah membuka pintu laci itu terdapat sebuah buku cerita yang sudah kusut. Ia mengambil buku itu dan membersihkannya agar terlihat judul buku tersebut.

Saat sudah dibersihkan, Mytha membaca judul itu yaitu Kisah Allena dan Sultan. Membaca judul itu membuat Mytha kaget, nama di judul itu sama halnya yang diceritakan oleh Bibi Minah, apakah ia salah melihat judul itu, namun rasa penasaran Mytha membuatnya lanjut membuka buku itu lebih dalam lagi dan lebih dalam lagi. "Apa, Benar._" Ungkap dalam hati Mytha bahwa apa yang di ceritakan Bibi Minah padanya sama dengan cerita di dalam buku ini. Saat Mytha akan melanjutkan ke bagian bab dua, saat itulah tiba-tiba Bibi Minah mengetuk pintu kamarnya dengan memanggil-manggil nama.

"Non Mytha. Non_".

"Ia, Bi. " Jawab Mytha.
Mytha kala itu begitu gugup dan lekas memasukan kembali Buku kuno itu ke dalam laci kecil. Ia lekas berdiri dari duduknya dan lekas melangkah menuju ke arah pintu kamarnya. Mytha lekas membuka pintu dengan wajah tak mencurigakan.

" Non Mytha belum tidur. " Tanya Bibi Minah Di hadapan Mytha yang baru membuka pintu kamar.

"Belum, Bi._
Ada apa ya?."

"Gini Non, Ada sesuatu yang tertinggal di meja bersolek Non Mytha. Boleh Bibi mengambilnya. " Ungkap Bibi Minah.

" Silahkan, Bi. " jawab ramah tamah Mytha tanpa ekspresi wajah gugup.

Bibi Minah lekas masuk ke kamar Mytha, dia melangkah menuju ke arah meja bersolek dan lekas terlihat oleh mata Mytha bahwa Bibi Minah mengambil Buku di laci kecil itu. Saat Bibi Minah sudah mengambil Buku di laci lecil, segeralah dia mengucapkan banyak terimakasih.

"Terimakasih Non, sudah diperbolehkan untuk mengambil barang di tengah malam ini. Mohon maaf sudah menganggu istirahat. Sekarang Non Mhyta bisa kembali tidur." Ungkap Bibi Minah.

"sama-sama, Bibi. " jawab Mytha.

" selamat malam. " Ucap Bibi Minah dan lekas melangkah keluar dari kamar Mytha.

Setelah Bibi Minah keluar kamar, disitulah Mytha lekas menutup pintu kamarnya, ia kini menyenderkan tubuhnya di dekat pintu dan mulai berfikir "Sebenarnya cerita tentang Kisah Cinta Allena dan Sultan apakah Fiksi atau kenyataan?." Mytha merasa kepalanya mulai pusing dan lekas ia menghiraukan pertanyaan itu. Lekas ia melangkah berjalan menuju ke ranjangnya dan mulai merebahlam tubuhnya di kasur, kini ia mulai memejamkan mata dan tidur dalam banyak impian.

👻👻👻👻

Banyak teka-teki di setiap part yang harus kalian mengerti. Karena di setiap part akan terungkap siapa ini itu. Tetap lanjut baca ya Dera Seri Terakhir. THANK.

Dera 6 | Final Chapter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang