Part J

10.3K 572 21
                                    

Gelap, apa itu yang kau rasakan, bolehkah aku mencobanya ?

.

.

.

JK pov

Bugh

"Arkhhhh..." Sekali lagi, namun terasa lebih keras punggungku bertemu dengan dinding datar karena pukulan dari namja sialan itu. Bahkan kenapa mulutku bisa mengeluarkan kata itu padahal aku tidak menyuruhnya.

"Hahhahahaa" namja sialan itu tertawa dengan bebasnya dan hawa jahat mengelilinginya seperti awan. "Sekarang aku sudah puas bermainnya, kau boleh pulang sampah" ucapnya dengan nada licik dan menajamkan matanya.

Kini aku tak tahan dengan semua kesakitan yang ada baik jiwa maupun mental, setelah dihina dengan keji lalu dipukul begitu kerasnya. Aku terjatuh duduk dengan nafas yang tersengal-sengal. Entahlah tapi emosi sekarang akan meluap lagi

Sial

Aku merogoh saku kanan celanaku dengan tergesa-gesa nafasku mulai tercekat bahkan di hiasi dengan air mata. "Akrhhh"

Tap

Dapat, akhirnya yang kucari pun muncul tabung kecil transparan dengan pil didalamnya. Aku mencoba mengeluarkan satu pil namun alhasil semua pil itu berhamburan keluar. Tapi untunglah aku bisa mendapatkan satu ditangan.

Glek

Akhirnya pil putih sedang itu berhasil tertelan dengan lancar, kemudian ku kembali mencoba mengatur nafasku walaupun sekarang tubuhku malah menjadi lemah, mungkin aku bisa saja tertidur di gang kecil ini,

Namun ...

Apakah aku bisa melupakannya ?

Dia yang sudah menungguku dengan senyuman ?

Aku mencoba membangunkan diriku walaupun belum begitu seimbang namun tak apa yang penting sekarang aku ingin pulang dan bertemu dengannya.

∵∵∵∵∵∵∵

Tok

Tok

Tok

"Aku pulang" teriakku dengan lembut dari pintu luar rumah kecilku. Kemudian aku mendengar seseorang berjalan dari dalam dan mencoba membuka pintu, dan saat pintu coklat itu terbuka.

"Jungkook ?! Selamat datang ayo masuk" ku melihatnya tersenyum bahagia, namja yang usianya terpaut 5 tahun lebih tua dariku, namja dengan semua senyum tulusnya..

Dialah Hyungku, Kim Seokjin

Aku tersenyum dan mengikuti langkah kakakku yang masuk dan menyuruhku duduk disofa lama. Sementara dia masih menyiapkan makanan yang berada di meja makan, aku melihatnya dengan hati-hai dia memegang seluruh makanannya, bahkan sesekali jarinya terbakar karena makanan yang panas.

Aku mencoba memejamkan mataku saat berbaring disofa, terkadang aku berpikir adakah orang yang bisa bertahan pada kegelapan ini ? Namun aku akan menjawab...

"Kim Jungkook ini semua sudah siap ayo kita makan!"

Aku kembali membuka mataku dan berjalan kearah meja makan dengan Jin hyung yang sudah terduduk dan menyajikan beberapa makanan di piringku.
Aku mulai memakannya perlahan begitu juga Jin hyung.

Aku merasakan...

"Jungkook hentikan jangan dimakan!" Perintah Jin hyung mengejutkan dan langsung kuturuti, "ada apa hyung ?" Tanyaku dengan terkejutnya. Ya mungkin karena rasa makanan yang dibilang sangat asin.

"Ini asin Jungkook, nanti kau sakit perut" ucap Jin hyung dengan nada penuh khawatir, dia mencoba meraih piringku dan membawa piringku ke westafel dan membersihkannya.

Ku melihatnya...

Laki-laki yang membesarkanku dan menjagaku kini aku hanya melihatnya dibelakang

Suatu saat nanti  ku akan berikan kebahagianku terbesar hingga kau tersenyum dan senyuman itu tak akan pernah pudar

Hyung

JK pov end.

Keesokan paginya, setelah matahari yang begitu menyengat dan berbeda dari hari biasanya Jungkook kasih setia dengan pejaman matanya dibalik selimut putih tipis yang membalut tubuhnya.

Tok

Tok

Tok

"Jungkook, bangun kau tidak ingin sekolah?"

"..."

Hening, bagaimana tidak jika yang punya kamar saja belum berani membuka matanya dan masih berkalut dengan alam mimpinya yang indah, mungkin.

"Jungkook"

"..."

Panggilan kedua namun bahkan tidak mengusik sang pemilik kamar.

Cklek

Betapa bodohnya Seokjin jika ternyata pintu kamar Jungkook tidak dikunci dan dia malah berteriak didepannya layaknya orang tak waras pikir Seokjin sendiri.

Dia berjalan perlahan kearah tempat tidur Jungkook dan mendapati selimut yang menutupi tubuh Jungkook dan dia menariknya. Memperlihatkan tubuh Jungkook yang memakai kaos hitam dan celana Jeans pendek.

"Jungkook bangunlah kau harus sekolah Jungkook" Seokjin mencoba mengoyang-goyangkan tubuh Jungkook secara perlahan namun semakin lama gerakan itu makin cepat dan kencang.

"Iya..iya Hyung aku sudah bangun" dia membuka matanya lalu menguceknya secara perlahan. Dan mendengar suara Jungkook Seokjin tersenyum. "Ya sudah mandilah aku buatkan sarapan untukmu"

Dia duduk dengan nyaman diranjangnya dan matanya berkeliling setiap sudutnya. Sama saja tak ada yang beda.

Lalu terlintas dalam pikiran Jungkook begitu saja setelah matanya terpana dengan tanggal pada kalender.

Jika aku memberikan ini untuknya apakah dia akan senang disaat hari ulang tahunnya ? Mungkin sudah cukup dia merasakan yang namanya sendirian kini dia harus dikelilingi banyak orang sepertiku, pikirnya.

"Jungkook!!"

∵∵∵∵∵∵∵

Lagi dan lagi Jungkook harus melangkahkan kakinya ketempat yang tidak ingin dia datangi namun kamusnya berkata wajib. SEKOLAH.

Entahlah setiap orang menatapnya dan berbisik kemudian merendahkannya. Setiap orang baik itu Namja ataupun Yeoja.

"Ya Jungkook!!" Kemudian seseorang memanggilnya dan dia ingat betul siapa yang memanggilnya si Namja sialan itu yang telah berani melukai setiap tubuhnya.

Namun Jungkook tidak mengubris panggilan itu walaupun berkali-kali panggilan itu dilontarkan.

"Ya Adik Si-"

Belum sempat Namja itu berbicara Jungkook sudah berlari kearahnya dan memberikan hadiah untuknya sampai Namja itu tersungkur.

To Be Continued

4 O'clockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang