[BAB 32] Game Day (1)

38.3K 2.4K 9
                                    

Suasana Gor Pajajaran Bandung saat ini tidak begitu ramai. Masih banyak bangku penonton yang kosong dan hanya 45% kapasitas gor yang terpakai. Untuk ukuran babak penyisihan, angka itu sudah termasuk tinggi.

Bukan tanpa alasan, penonton yang datang memang sengaja menerjang hujan hanya demi menonton SMA Verment yang kali ini menjadi SMA yang menjadi kandidat kuat yang akan memasuki Final party yang akan diselenggarakan 5 hari lagi.

Rata-rata penonton yang ada adalah pelajar. Baik SMA atau SMP. Mereka sengaja datang karena ada beberapa faktor.

Untuk siswa SMA berjenis kelamin perempuan, mereka menonton karena mendapat kabar bahwa Verment yang terkenal akan daya tariknya akan bermain melawan SMA Kencana yang juga tak kalah menawan. Bisa dibilang, pertandingan ini adalah ajang cuci mata.

Sedangkan untuk siswa SMA yang berjenis laki-laki, mereka datang tidak lain dan tidak bukan karena penasaran akan satu orang yang sedang banyak di bicarakan oleh banyak orang. Reysa. Gadis itu adalah penarik perhatian saat ini.

Bukan hanya karena parasnya, namun juga karena faktanya bahwa Reysa merupakan siswa pindahan dari New York. Orang-orang seakan penasaran dengan kemampuan gadis itu di lapangan.

"Sumpah ya! Gue gak sabar banget liat kak Reyhan main!"

"Perlu tau! Tadi aku ketemu Kak Rey pas dia mau pemanasan. Hot banget!!"

"Aku juga liat pas dia di parkiran, jauh aja ganteng apalagi deket ya?"

Reysa yang kini tengah duduk dibelakang bench terang merasa mulai geli dengan banyaknya pujian yang tertuju untuk Reyhan. Gadis-gadis yang duduk di belakangnya itu memang berlebihan.

'Kalo udah tau tuh cowok kalo tidur ngiler dan sering kentut masih mau bilang hot ama ganteng?'

Reysa tertawa dalam hati. 'Tapi gue aja kesemsem. Apalagi mereka ya?'

"Gue gak paham kenapa banyak banget yang suka ama si Rey."

Reysa menatap Anggun yang duduk di sampingnya. Gadis itu sudah mengenakan kaostim basketnya lengkap namun rambut panjang gadis itu belum diikat rapi.

"Mereka belum tau apa kalo otak si Rey agak geser?"

"Bukan geser lagi, tapi kebalik." Jawab Gigi yang duduk di belakang Reysa. "Gue juga gak paham kenapa lo mau punya pacar kaya dia. Ganteng iya, bego juga iya, pake banget."

Reysa tertawa. "Jangan gitu, nanti dia bersin terus gimana? "

Reysa, Anggun dan Gigi mengarahkan pandangan mereka menuju kearah dimana tim putra Verment sedang menunggu game putri yang kini tengah berlangsung sebelum pertandingan mereka. Dan setelahnya, Reysa lah yang bertanding.

"Ih! Kak Reyhan!!"

Reysa mendelik begitu melihat Reyhan tengah memandang ke arahnya. Dia bukannya kepedean tapi memang kenyataan bahwa Reyhan kini tengah melambaikan tangan ke arah Reysa sambil tersenyum lebar.

"Ke siapa?! Aku pasti!" Teriak gadis berambut coklat di belakang Reysa. Kalau dilihat-lihat, gadis yang menyukai Reyhan memang bukan gadis biasa. Rata-rata mereka setidaknya keluar masuk salon 2 minggu sekali.

Reyhan memang terlihat begitu tampan dan cool dengan stelan basketnya. Kedua lutut cowok itu di balut oleh Leg Sleeve McDavid yang memang selalu menemani Reyhan setiap bertanding. Kalau boleh jujur, ketampatan Reyhan naik drastis jika cowok itu mengenakan stelan basketnya ditambah dengan keringat yang membasahi tubuh, wajah, hingga rambutnya.

Cukup. Reysa sudah mulai melantur.

"Itu, si Rey manggil." Senggol Anggun sambil menunjuk ke arah Reyhan. Reysa melihat ke arah cowok itu dengan wajah se datar mungkin. Cowok itu seakan meminta Reysa untuk mengambilkan handuk yang ada di dalam tasnya. Dengan malas, Reysa bangkit dan mencari tas Reyhan yang ditumpuk bersama dengan tas-tas lain milik anggota tim putra.

Kegiatannya itu ternyata tidak lepas dari perhatian fans-fans Reyhan yang heran kenapa ada gadis yang membuka tas milik idola mereka dengan santainya.

Reysa kembali duduk setelah handuk favorite Reyhan ada di tangannya. Handuk itu sering sekali dipakai tapi wanginya tetap segar. Maksudnya, Reyhan pasti rajin mencuci handuk ini. Dan memang kenyataannya seperti itu karena tadi malam, Reyhan meminta Reysa untuk mencuci handuknya ketiga gadis itu tengah merendam pakaian sisa latihan.

Tidak terasa pertandingan Verment melawan Kencana pun dimulai. Reyhan dan tim yang mengenakan jersey berwarna putih, berlari menuju bench yang terletak di hadapan Reysa dan tim putri lainnya.

Reysa memandang satu persatu anggota tim putra yang kini tengah melakukan pemanasan di sisi lain lapangan. Hebat, mereka terlihat begitu santai dan memilikin senyum di wajah masing-masing. Seakan tak ada sedikitpun rasa tegang maupun takut di dalam diri mereka.

Tiba-tiba, Reysa mendengar pekikan tertahan yang berasal dari belakangnya. Hal itu memancing Reysa untuk melihat ke belakang dan ternyata gadis-gadis fans Reyhan kini tengah melihat ke satu arah dengan mata yang antusias. Reysa yang penasaran akhirnya memutuskan untuk mencari apa yang membuat gadis-gadis itu nyaris histeris.

Betapa kagetnya Reysa begitu mendapati Reyhan kini tengah memandangnya sambil tersenyum lebar. Reysa yang merasa terganggu dengan senyuman itu pun mendelik "Apa?" Tanyanya ketus.

Reyhan mengangkat alisnya aneh dan mendekat ke arah pagar pembatas "Minta minum. Aus." Jawab Reyhan polos. Reysa mengerutkan keningnya aneh. "Emang di situ gak ada?" Gelengan Reyhan menjadi jawabannya.

Gigi yang duduk di belakang Reysa pun bangkit dan mengecek apakah memang benar apa yang dikatakan Reyhan.

Sedangkan Reyhan kini terus menatap Reysa, menunggu gadis itu memberikan apa yang dia mau. Akhirnya, Reysa bangkit sambil membawa satu botol air mineral yang isinya tinggal setengah karena sudah dia minum.

Disodorkannya botol itu dan langsung diterima oleh Reyhan, cowok itu dengan senang meminum air dari dalam botol itu.

Reysa yang tengah memperhatikan Reyhan akhirnya angkat bicara. "Jangan tebar pesona terus." Ucapnya sambil meletakan handuk milik Reyhan di kepala kursi terdekat. Reyhan terkekeh begitu selesai dengan minumannya. "Emang mempesona kok." Ucapnya santai lalu mencolek dagu Reysa sebelum berlari menuju kearah teman satu timnya untuk melakukan pemanasan dengan bola dan ring. Meninggalkan Reysa yang kini tengah mematung di tempat.

Sial, dia akan jadi bahan gosip oleh fans-fans Reyhan yang kini tengah menatapnya dengan nyalang.

Good Reysa, haters lo nambah.

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang