[BAB 38] Reysa Membencinya

46.8K 3.3K 44
                                    

Reysa keluar dari mobilnya dengan penampilan yang kurang enak di pandang.

Rambut diikat asal, mata bengkak, wajah pucat, dan seragam yang kurang rapi.

Ini pemandangan aneh yang tak biasa orang Verment lihat, yang mereka tahu, Reysa adalah gadis yang sangat peduli akan penampilan, tapi ini?

"Morning, princess? Muka lo jelek ama btw."  Goda Anggun begitu Reysa masuk kedalam kelas yang sudah penuh. Reysa tak menjawab melainkan langsung membanting tas nya di atas meja dan menggunakan benda itu sebagai bantal.

Anggung mengerutkan keningnya, begitu juga Gigi dan Zee yang baru saja masuk kedalam kelas.

"Tuh anak kenapa?" Tanya Gigi sambil menunjuk Reysa "laper tapi kulkas kosong lagi?" Tambahnya. Anggun menggeleng sambil memberengut "Engga, gue yakin bukan itu, kalau iya mah udah dari tadi dia sprint ke kantin."

Zee mengangguk membenarkan jawaban Anggun. "Tadi gue liat dia bawa mobil sendiri, tumben."

Pernyataan Zee itu langsung mengundang perhatian dua orang lainnya. Sedetik setelahnya mereka langsung mendesah "Ini sih Reyhan." Ucap Anggun dan Gigi bersamaan sedangkan Zee hanya mengangkat alisnya bingung.

Akhirnya Anggun duduk di samping Reysa dan memeluk gadis itu "Lo kenapa? Reyhan apain lo sampe kaya zombi gini?" Tanya Anggun to the point tanpa tau kalau Reysa merasa sakit setiap mendengar nama itu disebut.

"Iya, lo kenapa? Cerita aja Rey." Ucap Gigi.

Zee mengangguk anggukan kepalanya sambil mengelus rambut Reysa "Jangan bersedih, Reysa~" nyanyinya dengan nada sumbang khas Zee.

"Bala-bala!"

Anggun langsung menoleh kearah pintu dimana Afdal sedang tersenyum ke arahnya, dia langsung menyuruh Afdal masuk. Afdal yang tak tau apa apa langsung terkaget saat melihat Reysa yang terlihat mengeluarkan aura negatif cukup kuat.

"Rey kenapa? Perasaan kok hari ini pada bad mood ya?"

Gigi mengangkat alis "Maksud lo si Reyhan juga negatif?"

Afdal mengangguk "Dari tadi dia marah-marah sama gue, makannya gue kabur ke sini ketimbang nanti kursi melayang."

Reysa yang merasa terganggu langsung bangkit dari duduknya menyebabkan 4 orang di sana terkaget dan menatap kepergian Reysa bingung.

"Gue yakin mereka lagi punya masalah." Ujar Zee. Anggun menatap Zee tak percaya "Tumben lo pinter?"

"Sialan lo."

"Mending kita ikutin si Reysa, gue punya firasat aneh." Ucap Gigi sambil berjalan menyusul Reysa yang sudah cukup jauh keluar dari kelas.

Afdal hanya bisa pasrah saat ditarik oleh Anggun, tadinya dia ingin mengajak Anggun makan tapi yang dia dapat malah begini.

"ASTAGA!! REYSA!" Itu teriakan Gigi.

Anggun langsung mempercepat jalannya dan saat melihat apa yang terjadi, emosinya langsung naik. "YA AMPUN REY!" Teriaknya sambil bergegas kearah Reysa yang sekarang terduduk di lantai koridor dengan tubuh yang basah.

Zee yang datang terlambat hanya bisa membekap mulutnya. Dan Afdal yang melihat semua orang menatap ke arah Reysa remeh langsung berteriak " SIAPA YANG NGELAKUIN INI?!" Semua terdiam. Zee sekarang berlari entah kemana meninggalkan aura membunuh Afdal, Gigi dan Anggun.

"Sorry, tadi gue gak sengaja.. Mungkin?"satu suara langsung mengambil perhatian semua orang.

Orel dan kawan-kawan. Anggota cheers yang Reysa sama sekali tak tau orangnya, sedangkan Afdal langsung dapat menyimpulkan kalau Orel lah dalangnya.

"Apa maksud lo ngelakuin ini?" Tanya Afdal dingin.

Orel tersenyum "Oh, gak ada maksud apa apa kok, cuman.. Kayanya Reysa belum mandi, soalnya gak seger gitu muka nya, jadi gue bantuin deh biar lebih fresh aja."

Afdal menggeram "Untung lo cewek." Karena sudah menahan nafsu dari tadi, Anggun langsung menerjang Orel dengan menarik rambut panjang Orel dengan sekuat tenaga.

"ARGH!! SAKIT BITCH!!" teriak Orel kesakitan, sedangkan Anggun tak ada kemauan untuk melepas tarikannya itu "Ini buat lo yang so kecantikan!! Dasar badut ancol!!!"

Semua berteriak kaget saat rambut panjang Orel itu lepas dan sekarang bersarang di tangan Anggun. "Rambut sambung toh?" Ledek Anggun. Orel langsung berteriak histeris.

"Lo!!" Tunjuk Orel kepada Reysa, "Gue belum selesai sama lo! Dasar jalang! Siapa lo yang bisa seenaknya mutusin Reyhan?! Emang iya lo gak tau di untung!!!"

Mendengar itu, baik Anggun maupun Afdal dan Gigi langsung menatap kearah Reysa yang tertunduk menatap lantai.

"Lo.. Putus, Rey?" Tanya Gigi pelan.

"Lo yang gak tau apa-apa mending gak usah ikut campur urusan orang." Suara bariton itu membuat semuanya tersentak.

Reyhan, dengan wajah menahan amarah menatap Orel dengan tajam " Hubungan gue sama Reysa baik-baik aja, lo yang gak tau apa-apa mending pergi sebelum gue kasih pelajaran sama lo."

Thoriq dan Zee yang ada di belakang Reyhan menatap keadaan sekitar dengan kaget. Orel dengan pelan mundur ditarik oleh teman temannya.

Setelah Orel pergi, Reyhan langsung menghampiri Reysa. Saat dirinya meraih tangan Reysa untuk berdiri, gadis itu menepisnya kasar.

Semuanya tertegun melihat itu termasuk Reyhan yang tak percaya kalau Reysa baru saja menolaknya.

Reysa dengan susah payah berdiri lalu berjalan melewati Reyhan menuju lokernya. Yang bisa Reyhan lakukan hanya terdiam. Dia tak bisa melakukan apa-apa sekarang.

"Kejar, Rey." Perintah Gigi. Reyhan dengan pelan mengangguk dan merjalan menyusul Reysa yang sekarang sedang termenung menatap isi lokernya. Reyhan yang penasaran langsung melihat kearah yang sama dengan apa yang Reysa lihat. Betapa terkejutnya Reyhan saat melihat keadaan loker Reysa yang mengenaskan.

Penuh dengan sampah, buku-buku robek dan cadangan seragam juga baju olahraga yang sudah tak berbentuk.

Ini pasti perbuatan Orel.

"Sa-" belum juga memanggil, Reysa sudah membanting pintu lokernya dan berbalik menuju kelas. Gadis itu sudah menangis sesenggukan.

Reyhan masih terdiam menatap loker Reysa. Ini salahnya.

"Rey! Lo mau kemana?!" Teriakan Zee itu langsung menyadarkan Reyhan. Dilihatnya Reysa sudah menenteng tas berjalan dengan lebar menuju ke arah parkiran.

Reyhan kali ini berlari. Saat Reysa hendak memasuki mobilnya, Reyhan berhasil menahan tangan gadis itu dan menariknya kedalam pelukannya.

Reysa terdiam tak bergerak, yang ada tangisnya semakin pecah.

"Maafin aku."

Reysa menggeleng lalu mendorong Reyhan menjauh "Gak harusnya kita kaya gini." Ucap Reysa lalu menunjuk kearah Reyhan "Gue benci sama lo."

Setelah mengucapkan itu, Reysa langsung masuk ke dalam mobil dan pergi menjauh dari Reyhan yang berdiri mematung setelah mendengar apa yang Reysa katakan.

Semuanya selesai. Reysa membencinya.

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang