[BAB 23] Kebenaran

59K 4K 52
                                    

Reyhan menghela nafas saat dirinya merasakan banyak mata tertuju ke arahnya.

"Lo masih jadi hot topik Rey, untung cewek lo gak masuk." Ucap Afdal sambil meneliti sekeliling.

"Gue sebenernya males sekolah, tapi ada yang pengen gue cari tau." Kata Reyhan sambil melirik kearah pojok kantin.

Afdal dan Thoriq ikut melihat ke arah lirikan Reyhan. Mereka mengerti apa yang Reyhan maksud.

Disana Lucas sedang duduk dengan gerombolan kelasnya. Entah membicarakan apa yang pasti hal itu terlihat tak menarik untuk Lucas. Karena sedari tadi, cowok itu menatap Reyhan dengan tatapan datar.

"Kayanya si Lucas naksir elo deh. Dari tadi liatin mulu." Celetuk Thoriq.

Afdal otomatis memukul bahu Thoriq "Lo kalo ngomong sembarangan!"

Reyhan hanya bisa menggeleng. "Gue cabut." Ucapnya sambil bangkit dan berjalan meninggalkan kantin menuju atap.

Disana dia mendudukkan diri di sofa. Setelah menatap langit sebentar, dia kepikiran sesuatu.

Dia mengeluarkan ponsel dan langsung mencari kontak seseorang. Di letakannya benda pipih itu ke telinga.

"Moshi moshi?"

Mendengar itu, Reyhan langsung terkekeh.

"Gutten Morgen, ma lady."

"Hahahah, lo belajar bahasa Jerman dari mana?"

"Eh sorry ya gue mah gak perlu belajar udah jago."

"Dih, paling juga cuman selamat pagi? Malam? Siang? Halo? Bye? I love you? Ah payah lu mah."

Reyhan terkekeh sebentar. "I love you too."

"Ih, apaan lah?!"

"Kan tadi lo bilang i love you?"

"Dih.. tapi maksudnya bukan buat itu!"

Kembali Reyhan tertawa.

"Ada apa sih? Gue ngantuk tau."

Reyhan menggeleng "Engga, gue lagi gak ada kerjaan aja. Tadi kepikiran elo. Udah makan?"

"Dih gak jelas ya lo tuh orangnya? Udah, tadi bang Gibran beliin bubur."

Reyhan mengangguk lalu menatap langit "Gue ngerasa bakalan ada hal yang gue gak suka terjadi. Cuman perasaan sih. Tapi bikin risih."

"Jangan di pikirin gitu. Jalanin aja kali Han, seperti kata lo. Positive thinking aja, kan?"

"Iya bener sih. Gue bakalan coba." Ucapnya. Saat hendak mengucapkan sesuatu, pintu tangga terbuka.

Reyhan langsung terdiam, setelah menghela nafas, dirinya pun pamit kepada Reysa.

"Sa, gue tutup dulu ya? Udah bel." Bohongnya.

"Oh okay, semangat ya Han!! Gue tunggu di apartment! "

"Okay sayang. See you." Pamit Reyhan dengan sengaja mengeraskan suaranya agar cowok yang kini tengah melamun di depan pagar mendengar. Reyhan bangkit dan menghampiri cowok itu.

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang