[BAB 43] Ajakan

44.9K 3.1K 32
                                    

Tak terasa hari hari berlalu begitu saja setelah itu.

Kini, Reyhan dan Reysa sudah selesai dengan urusan sekolah mereka.

Hari terakhir pakai baju putih abu-abu.

"Lo pada mau kuliah di sini kan? Gak ninggalin gue sendiri kan?" Tanya Zee kepada 5 orang yang sedang duduk bersamanya di meja kantin.

"Gue cuman ke Yogya sih." Ucap Gigi sambil meminum teh manisnya. Mendengar itu, semuanya menatap Gigi "Lo keterima di sana?" Tanya Anggun. Gigi mengangguk. Semuanya pun bersorak kecuali Thoriq yang menatap Gigi dalam diam.

Reyhan menyadari keterdiaman Thoriq langsung merangkul bahu sahabatnya itu " Lo gak usah galau gitu deh. Masih bisa ketemu kan?" Godanya.

Thoriq hanya mendengus lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Mood Thoriq lagi tidak bagus. Afdal yang melihat keanehan Thoriq hanya bisa terkekeh "Gue gitu ya yang beruntung di sini gak ditinggalin bebeb?" Tanyanya sambil mencolek dagu Anggun yang duduk di sebelahnya.

"Ya gue tau kalian se kampus, sejurusan pula. Emang enak lo berdua." Ucap Zee.

"Lo udah dapet univ?" Tanya Reysa.

Zee mengangkat bahunya " Gue tinggal nunggu pengumuman. Semoga gak ditolak mulu ya?"  " Iya, semoga gak ditolak kaya cinta lo ke Lucas." Goda Reysa. Zee langsung memekik kesal dan menggigit lengan atas Reysa.

"Sakiiiiit!!"

"Nyebelin sih lo!!!"

Semuanya tertawa. Reyhan melirik kearah Reysa yang melepas tawanya. Yah mungkin memang ini takdirnya. Hanya bisa memiliki Reysa sebagai sahabat.

"Terus lo berdua gimana?" Tanya Anggun kepada 2 Rey yang sedari tadi hanya membully temannya. Reyhan mengangkat bahunya "Gue sih disini aja. Nemenin abang jones satu ini." Ucap Reyhan sambil mencolek pipi Thoriq.

"Kalo lo Sa?" tanya Anggun kepada sahabatnya.

Reysa hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Anggun. Hal itu membuat semuanya ber "Wooo" ria karena Reysa masih terus menyembunyikan masalah masa depannya.

"Gue mau kasih kejutan aja. Gak seru kalo sekarang gue kasih tau." Jelas Reysa.

Anggun mencebik "Semerdeka lo aja lah."

Sedangkan Reyhan hanya memandang Reysa. Dia merasa kalau gadis itu menyembunyikan sesuatu. Hal itu membuat hatinya tak nyaman.

"Oh iya!!! Prom!! Udah pada siap siap?" Tanya Anggun antusias.

Semuanya menggelengkan kepala.

"Ah gue mah apa atuh jomblo ngapain ke prom?" Sedih Zee sambil memeluk Reysa dari samping. Reysa hanya terkekeh lalu mengelus rambut Zee seakan mengasihani gadis itu terhadap ke jonesannya

"Gue juga jomblo kali." Ucap Reysa.

Mendengar itu semuanya mulai membisu. Yah. Kalimat paling sensitif yang dikeluarkan Reysa itu membuat semuanya menatap Reyhan yang sedang memainkan sedotan yang bertengger di gelas minumannya.

Reysa yang menyadari apa yang dia perbuat hanya menghela nafas. Apa salahnya dia berkata seperti itu? Memang kenyataan kan?

"Cewek-cewek pada nyari gaun, yuk? " pertanyaan itu Gigi keluarkan untuk mencairkan suasana. "Ide bagus tuh! Ya gak Rey?" Jawab Anggun lalu menatap kearah Reysa dengan antusias.

Reysa hanya menganggukkan kepalanya "I'm in." Ucapnya mantap.

"Yeeey shopping!!!!" Teriak Zee.

Semuanyapun tertawa bersama kecuali Reyhan yang sekarang menatap Reysa lagi.

Yah. Ini takdirnya.

-------

Reyhan menidurkan dirinya di atas kasur. Dirinya trermenung menatap langit langit kamarnya.

Dia sempat berpikir untuk kabur. Apa ini saatnya? Membawa Reysa bersamanya? Hidup bersama? Walau itu tidak mungkin?

Reyhan menghela nafasnya kasar. Dia sudah gila. Sangat.

"Apa yang tersiksa di sini cuman gue?" Gumamnya.

Reyhan pun mengambil ponsel yang tadi dia sempat leparkan ke atas kasur. Ada notifikasi dari line.

Matanya melebar saat melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Reysa : Han?

Reyhan yang tadi hampir gila. Sekarang benar-benar gila. Bisa dibilang ini adalah kali pertamanya Reysa mengirim chat terlebih dahulu.

Oy?

Reyhan mengerutkan keningnya, tumben. Apa ada sesuatu?
Tak lama dari situ, chat kembali masuk.

Reysa : udah punya pasangan buat ke prom?

Reyhan menahan nafasnya. Apa Reysa akan mengajaknya untuk pergi bersama?

Belum. Tadinya gue gak akan dateng sih.

Reyhan gak bohong. Dirinya memang malas pergi. Manalagi jika melihat Reysa pergi dengan cowok lain. Tak sanggup abang.

Reysa : lah kok gitu? Terus nanti gue sama siapa?

Oh, Ya Allah. Reysa kepentok apa kepalanya sampai bisa ngode keras kaya gitu?

Gue gak mau liat lo digandeng cowo lain. Puas? Ya.. Kali aja lo udah ada gandengan.

Jawaban Reyhan terlalu jujur bukan? Tapi dia memang tak terbiasa bohong kepada Reysa, just say what you feel,right?

Reysa : kalo gitu lo aja yang gandeng, gimana?

Home run!!!!!!

Mau banget apa mau aja?

Reysa : tawaran gak datang dua kali.

Okay princess aku terima ajakan kamu.

Reysa : okay then pick me up at 6?

With all my pleasure. My lady

Tanpa Reyhan sadari senyumnya sudah mengembang sangat lebar. Yah, dia memang tak bisa menolak Reysa. Kepikiran buat menolak saja tidak.

Tapi. Mungkin ini akan semakin sulit untuknya.

Ya untuknya move on.

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang