[BAB 24] Gengsi

45.6K 2.7K 20
                                    

Sorenya, Reyhan dan tim basket melakukan latihan rutin. Kali ini hanya di peruntukkan untuk pemain yang terpilih menjadi tim yang mewakili Verment di pertandingan mendatang.

Reyhan menghela nafas setiap melihat kearah tim putri yang kini sedang ribut mendiskusikan tentang persyaratan yang harus di kumpulkan untuk administrasi. Gigi terlihat sibuk memisah-misahkan persyaratan anggota tim yang masih berantakan sedangkan Anggun sedang mencak-mencak karena banyak yang masih belum mengumpulkan persyaratan. Manalagi hari ini adalah hari terakhir untuk pengumpulan. Dan disana tidak ada Reysa.

"NIH SI REY MASIH KOSONG!!"

Teriakan Anggun sukses membuat semua orang menatap kearah Reyhan yang kini sedang berdiri bingung di tengah lapang. "Gue?" Tanya Reyhan kepada Anggun yang kini juga menatapnya.

"Bukan lo! Pacar lo!"

Semua orang langsung berkata 'Oh.' dan kembali melanjutkan kegiatan masing-masing. Reyhan berjalan menuju Anggun, "Esa belum ngumpulin sama sekali?" Anggun mengangguk dengan wajah murungnya "Iya, dia kemana sih? Kok sakit gak bilang sama gue? Tau gitu gue ke apartment nya aja tadi subuh buat ambil persyaratan. Kalo gini kan repot."

Reyhan tau bagaimana kesalnya Anggun saat ini. Pasalnya, persyaratan tim putri maupun tim putra yang mengurus adalah Anggun dan Gigi. Beda dengan Anggun, Gigi terlihat begitu kalem walau Reyhan tau gadis itu sudah sangat pusing dan lelah saat ini.

"Dia ngabarin gak?" Tanya Gigi.

Reyhan menggeleng "Tadi gue chat juga gak bales. Gak sempet nelfon."

Gigi mengangguk, gadis itu langsung melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat bertanya tadi.

Reyhan menghela nafas lagi dan berjalan kearah Mas Yoga. "Mas," Panggil Reyhan. Mas Yoga yang tadi sedang berbicara dengan Thoriq langsung beralih kepada Reyhan. "Hm?"

"Rey izin pegang hape ya? Mau nelfon bentar."

Bukan tanpa alasan, Reyhan meminta izin karena memang peraturan di dalam ekskul basket ini tidak di perbolehkan memegang ponsel disaat sedang latihan.

"Siapa?"

"Reysa, soal persyaratan."

Mas Yoga menganggukkan kepalanya dan kembali berbicara dengan Thoriq mengenai rencana pertandingan persahabatan dua hari mendatang. Reyhan yang sudah mengantongi izin langsung berlari menuju tasnya dan mengambil ponsel yang disimpan di bagian depan.

Saat di buka, terdapat beberapa notifikasi dari official akun Line. Ada juga chat dari orang-orang tidak penting dan juga beberapa notifikasi dari aplikasi lainnya.

Reyhan mengabaikan semuanya dan beralih untuk menekan nomor 1 untuk melakukan panggilan cepat. Nama Reysa langsung tertera di layar dengan tulisan 'Lampir.'

Nada sambung terdengar. Reyhan menggerutu begitu Reysa tidak juga mengangkat telfonnya.

Kemana sih?

Seakan pertanyaan Reyhan di jawab, Anggun meneriaki nama Reysa diikuti oleh Gigi yang bertanya "Lo bawa persyaratan kan?"

Reyhan mematikan panggilannya dan beralih menatap Reysa yang kini tengah tersenyum jenaka sambil berlari menuju Anggun yang kini tengah merentangkan tangan minta di peluk.

"Maafin gue ih, jadi pada aral pasti." Ucap Reysa begitu dirinya memeluk Anggun. Anggun melepas pelukannya. "Iya! Gue aral banget sama lo!"

Reysa terkekeh. Lalu dirinya menyerahkan sebuah map yang Reyhan yakini berisi persyaratan milik Reysa.

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang