[BAB 8] Reyhan Salah Minum Obat

86.6K 5.3K 65
                                    

Semua siswa yang ada di parkiran sekolah serentak menghentikan gerakan masing-masing sambil menatap ke arah yang sama.

Bisa di sebut ini adalah hal paling langka yang pernah ada.

Bagaimana semuanya tak terkaget saat melihat seorang Reyhan membukakan pintu mobil untuk gadis yang selalu menjadi musuhnya?

Ya, Reysa. Siapa lagi?

Reyhan yang awalnya enggan melakukan hal tersebut, terpaksa saat Reysa sangat lama dengan urusan ponsel dan juga dasi.

Lelaki itu dengan sabar membukakan pintu mobilnya sambil menatap Reysa yang sedang sibuk memakai dasi.

"Ayo kanjeng putri, bentar lagi bel nih." Ucap Reyhan sambil melihat jam yang ada di tangannya "Tau gini gue tinggalin lo di apartement." Tambah Reyhan.

Bodohnya Reyhan, perkataannya itu dia katakan dengan volume yang mampu membuat orang-orang di sekitar mereka mendengar dengan jelas. Hal itu membuat semuanya semakin tak mengerti dengan situasi saat ini.

'Jadi Reysa habis dari apartment nya Reyhan? Mereka ngapain?'

Ya kurang lebih itu pertanyaan yang ada di benak orang-orang disana. Bukan sebuah rahasia lagi kalau Reyhan tinggal di sebuah apartment sendirian. Yang mereka tak tahu adalah Reysa yang juga hidup kurang lebih seperti Reyhan.

"Sabar elah, ini susah banget malah keiket." Gerutu Reysa sambil berusaha melepas dasi yang sudah tak jelas bentuknya. Semakin Reysa tarik, ikatannya semakin kencang dan mencekik leher gadis itu.

Reyhan mendesah lalu berjongkok di samping gadis itu. "Sini," ucap Reyhan seraya mengambil alih dasinya.

"Tadi lo bisa pasangin dasi gue, kenapa sekarang malah kaya nali buat gantung diri? Bosen idup?" Tanya Reyhan sambil berusaha melepas dasi Reysa.

Reysa hanya mendelik sambil mencebik "Kalo di buru-buru mana bisa. Sebel gue sama lo."

Reyhan terkekeh sekilas lalu memasangkan dasi Reysa dengan benar. Tanpa mereka sadari, wajah mereka berjarak cukup dekat.

Bukan mereka berdua yang menahan nafas, tapi para pemilik mata yang menonton yang menahan nafas karena gugup.

Reysa yang pertama sadar, gadis itu memperhatikan wajah Reyhan dengan seksama. Dirinya lagi-lagi harus mengakui kalau lelaki di hadapannya memang tampan.

"Udah." Ucap Reyhan lalu menatap Reysa yang juga sedang menatapnya. Bukannya menjauh, Reyhan malah tersenyum. Melihat senyuman itu, Reysa merasakan hal yang aneh. Hatinya-

"Anjir! Pagi-pagi udah mau cipokan aja!"

Teriakan itu sukses mambuat Reysa langsung tersentak dan menjauhkan wajahnya dari wajah Reyhan.

Sedangkan Reyhan hanya mendengus lalu melirik tajam kearah Afdal dan Thoriq yang berdiri tepat di depan mobilnya.

Mereka berdua menyengir kuda seakan mengejek Reyhan dan Afdal tak lupa menutup mata kekasihnya dengan paksa.

"Ih! Afdal! Aku juga malu liat Reysa ciuman lagi!"

Reysa menatap Anggun yang kini matanya sudah di lapas dengan tajam "Maksud lo apaan?"

"Engga, ehe."

Sebelum bangkit dari jongkoknya, Reyhan menatap Reysa sebentar lalu membetulkan letak dasi gadis itu. "Udah bel, buruan." Ucap Reyhan sambil membuka pintu mobil lebih lebar.

Reysa dengan patuh bangkit dan berjalan kearah Anggun yang sudah menaik turunkan alisnya seakan akan ingin menggoda Reysa.

"Apaan lo?" Sungut Reysa tajam. Anggun dengan wajah so polosnya hanya menggeleng so imut "Engga ih, Reysa mah suka suudzan."

Afdal terkekeh bersama Thoriq sedangkan Reyhan mendengus.

"Tumben lo bawa mobil?" Thoriq bersuara.

"Berat dong." Jawab Reyhan sambil memerkan wajah memelas. Thoriq langsung memukul lengan Reyhan cukup keras. "Gue serius nying."

Sambil menyengir, Reyhan menunjuk Reysa yang kini sedang sibuk meladeni godaan Anggun "Bawa dia, gak punya helm dua."

"Oh.."

"Udah ah yuk kekelas." Ajak Reysa sambil menarik Anggun. Anggun hanya patuh dan mengikuti Reysa sambil terus berkata 'kudu cerita, kudu cerita.' Sepanjang perjalanan menuju ke kelas.

Trio idiot hanya mengikuti langkah dua gadis itu di belakang. Reyhan yang berada di paling kiri hanya menatap punggung Reysa.

Dia tak tau kalau punggung yang terlihat kuat itu ternyata rapuh dan memiliki banyak beban. Dia hanya tau kalau Reysa adalah seorang gadis cantik dan baik. Juga cerewet. Itu saja.

"Gak usah di pelototin juga kali, takut entar punggungnya si Reysa bolong sama laser yang keluar dari mata lo." Goda Afdal yang berada di tengah sambil menyikut siku Thoriq untuk ikut mengajaknya menggoda Reyhan.

"Iya nih, gak bosen aja ya? Padahal udah pegi bareng." Thoriq menaik turunkan alis.

Reyhan mendengus "Sejak kapan lo berdua suka ngebully gue?"

Afdal dan Thoriq saling bertatapan. Lalu mereka kembali menatap Reyhan "Sejak kemarin?" Jawab keduanya kompak.

Reyhan mendelik malas lalu kembali terfokus dengan jalannya.

Dirinya melihat Reysa dan Anggun hendak memasuki kelas. Ternyata dua pasang kaki pendek itu berjalan lebih cepat dari yang Reyhan pikir. Setelah Reyhan sampai di depan kelasnya, dia dia teringat sesuatu dan berteriak memanggil Reysa yang kini sedang meneriaki Anggun di depan kelas mereka.

"Sa!"

Reysa berbalik menatap Reyhan yang sedang mendekatinya "Apaan?"

Reyhan membuka tas lalu memberikan dompet Reysa yang tadi tertinggal di meja makan.

"Ketinggalan di meja makan tadi." Ucap Reyhan menjelaskan kenapa dompet gadis itu ada pada dirinya

Reysa menepuk jidatnya lalu mengambil dompet itu dengan kedua tangan "Makasih banyak Han! Nanti istirahat gue traktir!"

Reyhan mengangguk lalu mengacak rambut Reysa "Gue kekelas dulu." Lalu berlalu meninggalkan Reysa yang sedang membeku akibat perbuatan Reyhan kepadanya tadi.

Anggun, Thoriq, dan Afdal yang masih berada di dekat sana juga menatap kepergian Reyhan tak percaya.

"Si Rey salah minum obat deh kayanya." Ucap Thoriq tak percaya.

Afdal mengangguk lalu menelan ludah "Gue takut tuh anak jadi gila."

Keduanya pun bergidik lalu melenggang ke kelas masing-masing.

Sedangkan Anggun menatap Reysa yang masih saja terdiam.

"Lo tadi malem ada apa ama si Rey?" Tanya Anggun penuh selidik. Reysa tersentak lalu menatap Anggun bingung "Tau dari mana gue bareng ama si monyet tadi malem?"

Anggun melebarkan matanya. "JADI BENERAN LO AMA SI REYHAN?!"

Reysa membekap mulut Anggun "Gue ceritain nanti. Serius tapi lo kenapa tau?"

Anggun mendelikkan bahunya "Kan gue yang nyuruh dia ke apart lo. Lo gak apa-apa kan?"

Reysa mengangguk "Gue gak kenapa-napa. Eh, kenapa lo bisa tau dia tetangga gue?"

"Udah lama kali gue tau, pas pertama mampir ke apart lo, gue udah tau. Kan gue ama Afdal suka main di apart nya si Rey."

Diam sebentar lalu dirinya mengangguk dan masuk ke kelas meninggalkan Anggun.

Anggun mendelik "Tuh anak responnya nyebelin banget."

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang