02

403 84 7
                                    

Malam ini sungguh menjadi malam yang spesial daripada malam-malam sebelumnya bagi seorang Kim Kai. Setelah 5 tahun ia tak bersua dengan wanita yang selalu menjadi cahaya dalam hidupnya, wanita yang selalu membuatnya terpesona dengan tarian 'angsanya'.

Ia menemukan sesuatu yang berbeda yang tak pernah ia temukan sebelumnya dengan wanita lain. Jung Eunji seorang sahabat wanitanya, segala sesuatu yang ada pada dirinya sudah menjadi candu bagi Kim Kai.

Gila memang jika selama 9 tahun mereka bersama tapi Kai mempunyai perasaan ini, tapi bukankah memang wajar jika seorang pria dewasa menyukai teman wanitanya?

Kai lebih memilih memendam perasaan ini daripada ia harus mengucapkan apa yang hatinya rasakan selama 5 tahun ini. Ia takut sosok itu akan pergi jika tahu bahwa pertemanan ini 'dikhianati'.

Jadi dirinya memilih menjauhkan egonya dan berharap jika perasaan itu akan hilang, namun sampai saat ini jantungnya masih berdebar kencang saat menatap manik itu, hatinya selalu mengiginkan pertemuan setiap harinya dengan Eunji.

Setelah menempuh perjalanan dari restoran selama hampir satu jam, akhirnya mobil hitam berakhir disebuah rumah sederhana yang menjadi tempat istirahat sang wanita, tempat berlindung dirinya dari teriknya matahari dan dari dinginnya angin.

Sepasang netra Kim Kai masih betah memandangi sisi wajah Eunji yang tengah terlelap dengan tubuh ditutupi jas hitam milik Kai, jemarinya tertarik untuk menyisipkan anak rambut tepat dibelakang telinganya.

"Aku tak pernah menyangka bahwa memiliki perasaan ini akan sangat terasa menyiksa." Ada jeda yang diambil Kai sebelum akhirnya ia menarik nafas dalam lalu merubah posisi duduknya dan menatap lurus jalanan.

"Adakah hal yang bisa membuat hatiku menjadi tak terlalu tersiksa?" Kai bermonolog.

Hening tercipta untuk beberapa saat, sampai akhirnya sebuah lengguhan kecil keluar dari mulut wanita itu dan membuat Kim Kai segera sadar untuk kembali dari angannya.

"Ng? Kai?"

"Ya?"

"Kita sudah sampai? Sudah berapa lama?" Eunji melepaskan jas hitam yang tampak besar untuk dirinya dan memandang keluar mobil yang memang lingkungan rumahnya.

"Baru saja." Ujarnya singkat, ia terlalu sibuk dengan pikiran dan hatinya.

"Ah. Kukira sudah sedari tadi."

Senyum, Kai hanya menjawabnya dengan senyuman tipis hampir tak terlihat dengan keadaan yang minim cahaya seperti ini.

"Aku turun, kau cepatlah pulang." Eunji bersiap membuka pintu namun sebuah tangan menahan dan membuat pergerakannya terhenti.

Eunji menatap Kai penuh tanya, "Ada apa Kai?"

Kai diam.

"Hei!!" Seru Eunji dengan menaikkan satu nada suaranya.

"Eh?"

"I..ini pakai saja jasnya, diluar cuacanya dingin."

"Ta--"

"Aku memaksa Nona Jung." Potong Kai seraya menyampirkan jasnya dipundak Eunji.

Pintu terbuka yang diiringi dengusan kecil. Setelah memastikan pagar rumah tertutup dan Eunji masuk ke dalam, Kai menancap pedal gas meninggalkan rumah gadis itu.

o0o

Ketika mentari sedang berusaha untuk naik ke permukaan bumi, seorang pria sudah rapi dengan setelan jas coklat, surai hitamnya disisir klimis, bau parfum menyeruak mengisi ruang kosong mobilnya.

Setelah dirasa penampilannya 'sempurna' ia melajukan mobil mewahnya membelah jalanan sunyi kota Seoul.

Seorang Kim Suho tak biasanya pergi bekerja sepagi ini, dia akan pergi jika matahari sudah muncul setengahnya. Suho terus bersenandung mengikuti alunan musik, ia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mengetuk jari-jari tangannya pada kemudi. Benar-benar mirip seorang pria dewasa yang sedang jatuh cinta.

Tapi saat dirinya sudah mendekati sebuah pertigaan bukannya lurus menuju kantornya Suho justru menuju sebuah pemukiman sederhana, ia mengingat setiap persimpangan jalan tersebut meskipun baru semalam ia melewati jalanan ini.

Ia menghentikan mobilnya tak jauh dari sebuah rumah bercat pink, matanya terus menatap jam tangan dan pagar rumah tersebut secara bergantian.

"Apa dia sudah pergi?" Gumamnya.

Matanya tak lepas dari rumah itu, matahari sudah mulai meninggi sedangkan pagar rumah itu masih belum terbuka sejak tadi. Helaan napas akhirnya keluar dari bibir Suho, dirinya memutuskan untuk menyerah dan pergi ke kantornya.

Tepat saat kunci mobilnya ia putar kearah on, pagar itu terbuka dan keluarlah sosok wanita yang sedari tadi ia tunggu. Suho yang melihat itu segera melajukan mobilnya mendekat kearah si wanita yang memakai dress selutut dan dibalut mantel hitam.

"Hei." Sapa Suho dari dalam mobil.

Sang wanita menoleh, netranya menangkap sosok asing dahinya mengernyit heran.

"Si--"

"Ah" Suho segera keluar dari dalam mobil dan berlari kecil kearah wanita itu dan mengulurkan tangannya.

"Kim Suho." Ia sebisa mungkin memasang senyuman manisnya.

"Aku saudara sepupu Kim Kai."

Seolah mengingat-ingat Eunji menerawang kapan ia bertemu pria berkulit putih ini, hingga akhirnya ia menerima uluran tangan itu.

"Jung Eunji. Kita bertemu tadi malam?" Tebak Eunji.

"Ternyata ingatanmu bagus."

"Kenapa kau bisa disini? Kau tinggal disekitar sini?"

Eunji melemparkan pertanyaan bertubi-tubi pada Suho, seolah mereka sudah lama saling kenal.

"Aku... aku.. hanya lewat. Ya, aku hanya kebetulan lewat sini dan melihatmu." Suho tersenyum canggung tangannya menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Oh begitu."

Selanjutnya hanya hening yang tercipta, Suho terlalu canggung untuk memulai kembali pembicaraan hingga akhirnya sang wanita memutuskan terlebih dahulu untuk mengakhiri pertemuan 'tak sengaja' mereka.

"Maaf, Suho-ssi. Tapi aku harus pergi sekarang."

Tersadar dari keheningan yang diciptakannya, Suho mengerjapkan pelan matanya beberapa kali.

"Kau akan pergi bekerja?"

Eunji mengangguk.

"Bagaimana jika kita pergi bersama. Ma-- maksudku aku akan mengantarmu pergi bekerja."

"Kau kan teman sepupuku berarti kau juga temanku." Suho beralasan.

Tbc

Fated To Love You [JungEunji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang