#40

30.4K 1.1K 19
                                    

Typo 999+++

<•~•>

Mana votenya?
Yang baca banyak tapi yang vote dikit :(
Udah gak seru yah?

<•~•>

Perjalanan balik ke penthouse Landon cukup jauh, selama di jalan pikiran Werlyn selalu tertuju ke ucapan yang baru ia temui tadi. Hatinya tidak tenang kalau sudah menyangkut masalah orangtuanya.

Tanpa ia sadari karena terlalu memikirkannya kepalanya mulai sakit dan pikirannya juga beralih ke arah negative. Werlyn tau kalau ia harus tetap positive thinking tapi ia tidak bisa.

Akhirnya mereka sampai di penthouse dan Werlyn dengan lemas berjalan ke kamar sambil memegang lengan Landon, karna ia sudah tidak sanggup untuk berjalan. Kakinya seakan lemas begitu saja.

"Kamu istirahat, oke. Aku ambil minum dulu." Kata Landon lalu pergi ke arah dapur dan mengambil gelas kosong lalu mengisinya dengan air putih.

Landon memasuki kamarnya dan melihat istriny tengah memejamkan matanta dengan tangan di atas kepalanya. Mukanya menunjukkan kekhawatiran dan banyak pikiran.

Lelaki itu duduk di samping setelah meletakan gelas berisi air itu di samping nakas itu lalu mengelus bahu Werlyn dengan lembut.

"Jangan terlalu di pikirkan, aku akan melakukannya." Kata Landon.

Werlyn membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. Wanita itu menundukkan kepalanya.

Landon memegang kedua bahu Werlyn sehingga membuat wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap lelaki di depannya.

Tidak lama kemudian, Werlyn mulai menangis dan Landon menarik wanita itu ke pelukannya sambil mengelus lembut kepala Werlyn.

"Menangislah." Kata Landon dengan tangan masih mengelus kepala Werlyn.
.
.
.
Akhirnya Werlyn tertidur setelah menangis dan meluapkan semua perasaan yang di hatinya ke Landon selama 2 jam.

"Seharusnya aku yang mengalaminya, kau tidak memiliki kesalahan apapun tapi kenapa masalah seperti ini ada di dirimu. Aku merasa gagal kalau hal buruk terjadi di dirimu." Ucap Landon sambil menatap Werlyn yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Landon beranjak dari ranjang dengan pelan lalu menuju ke ruang kerjanya, berkutat dengan handphone dan laptopnya. Lelaki itu mengerahkan seorang mata-mata untuk mencari siapa lelaki yang ia temui tadi, lalu meminta pengamanan ketat di penthousenya dan juga tentunya untuk istrinya.

"Besok aku dan istriku akan bertemu dengannya di sebuah gedung xxx, tapi kau bisa mencari informasinya dari sekarang kan?" Ucap Landon di telpon.

"...."

"Iya tadi aku bertemu dengannya di cafe xxx, sekitar jam 11 hingga jam 1 siang."

"..."

"Aku ada buktinya, nanti aku bisa mengirimnya."

"..."

"Baiklah, terima kasih." Akhir telpon Landon dengan detektifnya.

Setelah itu Landon mendial nomor temannya agar membantunya.

"Kau yakin kalau pakai cara itu bisa?" Ucap Landon ragu.

"..."

"Baiklah, kau harus melakukannya dengan hati-hati."

"..."

"Oke, kalau gitu gue tutup telponnya, thanks bro."
.
.
.
Malam pun cepat berlalu, Werlyn sedang duduk diam di mobil dengan pandangan kosong ke depan namun pikirannya sedang berperang.

Landon sudah bilang kalau ia tidak harus memikirkannya namun sepertinya wanita itu masih memikirkannya.

"Apa kau yakin kalau cara ini berhasil?" Tanya Werlyn ragu.

"Aku yakin, dari tingkat keamanan dan lainnya itu sangat bagus."

"Baiklah, aku percaya ke kalian."

Setelah itu Werlyn keluar dengan ragu saat mobil yang mereka naikki telah sampai di gedung yang di tuju.

Tidak lama saat Werlyn turun, Landon juga turun dan berlari kecil ke sebuah tempat yang tidak akan orang lain ketahui. Disana sudah ada temannya, Laurent yang sudah siap dengan banyak penjaga di belakangnya.

"Werlyn sudah berjalan ke sana." Ucap Landon ke temannya.

Laurent mengangguk pelan setelah itu," kalian bisa berpencar kalau begitu, ingat kalau ada gerak gerik yang berbahaya, kalian harus memberitahukan kepada kami."

"Siap, bos!" Ucap seluruh penjaga itu dengan pelan namun memastikan.

Penjaga itu langsung berpencar ke tempat yang tidak akan di ketahui.

30 menit kemudian.

"Landon, ada yang beritahu kalau ada satu orang yang baru saja masuk mendekati Werlyn. Dia memakai topi hitam dan pakaian serba hitam." Ucap Laurent.

"Dan juga dia membawa sebuah pisau ditangannya dan katanya setelah di lihat dia perempuan." Tambah Laurent yang membuat Landon semakin khawatir dan juga marah.

Tidak lama kemudian, Laurent memberitahukan lagi.

"Shit! Dia berdua Landon, gue kira hanya sendiri. Dia cowok."

Senin aku udah mulai UAS, jadi mungkin jarang update, tapi kalau bisa aku bakal update ;)

2017.11.26

CLOSE STRANGER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang