Segara Vs Keendranata Part. 2

Start from the beginning
                                    

"Itu ice-" tenggorokanku tercekat saat kulihat Keendranata berdiri disamping El sambil memegang bahu El dan meringis menatapku. Kenapa dia disini?

"Kamar mu?" tanya Keendranata sambil melankah maju.

Jantungku berdegup cepat, kuputuskan segera berjalan maju dan menutup pintu sebelum dia masuk ke dalam.

"Punyaku!" sahutku gugup sambil menarik kotak ice cream ditangan El dan segera berlari turun.

Astaga, malam ini kenapa menyeramkan sekali? Apa sebaiknya aku pulang ke rumah saja? Atau aku menginap di hotel?

Atau di rumah Gabby? Tapi tidak mungkin. Dia dan suaminya itu sangat berisik tiap malam. Di rumahnya seperti mendengar pembuatan blue film saja. Dasar pengantin baru!

"Ayy..." aku menoleh pada Bian yang bermain billiard dengan mas Bas. Sejak kapan ada meja billiard di rumah ini?

"Baru?" tanyaku mengamati meja billiard itu.

"Ada di gudang... tadi kita pasang... Kak Keendra sering main dulu..." aku melirik Keendranata dan El yang menuruni tangga.

"Mau main?" tanya Bian.

"Nggak ah... gue laper..." aku berjalan menjauh dan menuju dapur.

Saat melihat di meja makan banyak makanan perutku pun kembali berbunyi, bahkan kali ini berbunyi lebih nyaring.

"Aishhh, dasar perut tidak bersahabat..." gumamku sambil menggosok perutku. Ku letakkan kotak ice cream tadi dan ku comot sepotong nuget. Astaga, ini enak sekali, mungkin efek lapar sekali.

"Ada sate kesukaanmu..." aku memejamkan mataku, jantungku kembali bergemuruh. Saat kubuka mataku, kusadari dia berjalan mendekat padaku.

"Apa kamu juga sudah tidak suka sate?" tanyanya seraya berdiri bersandar di meja makan yang penuh makanan.

"Apa yang kamu inginkan?" tanyaku mulai kesal. Aku tidak suka dihantui dengan perasaan takut seperti ini. Aku harus melawannya atau dia akan semakin senang karena bisa membuatku takut.

"Yang aku inginkan?" tanyanya sambil tersenyum.

"Memperbaiki hubungan kita..." ucapnya sambil bersedekap dan menatapku tajam. Tatapan yang selalu dia berikan padaku sejak aku tahu dia menyukaiku.

"Aku tahu kamu dan Segara hanya berpura-pura... mungkin orang lain akan percaya kalian berdua berkencan tapi aku tidak..." dia mengalihkan pandangannya ke arah Bian, El dan mas Bas yang sedang bermain billiard.

Astaga, rumah ini sudah seperti sarang penyamun saja.

Aku menatap Keendranata, dia terlihat lebih kurus memang dibandingkan terakhir kali aku bertemu dengannya dua tahun lalu. Aku juga tidak tahu kenapa aku menolak pesona Kendranata, kalau dulu karena Damon sekarang karena apa? Karena aku takut dengannya? Atau karena Segara?

Deg.

Kenapa bawa-bawa Segara?! Dia itu gay! Sekali gay tetaplah gay!

"Dasar gay menyebalkan!" runtukku tanpa sadar.

"Hahaha... jangan katakan kamu tertarik dengan Segara Ayy..." aku menatap kesal pada Keendranata. Dia baru saja menertawakanku?

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now