Chapter 17 - Dengan lembut

45.6K 3.2K 266
                                    

Warning 18+ content!!!

Mendengar pintu kamarnya dibuka, Davian menghentikan kegiatannya dan melihat kearah dimana Alexander yang masih berdiri diambang pintu.

Pemuda mungil itu menduga kalau Alexander datang menemuinya pasti karena ingin melampiaskan kekesalannya karena dirinya telah memakai banyak uang dari kartu kredit pria tampan itu, maka Davian menyiapkan mentalnya untuk menerima kemarahan Alexander.

Alexander berjalan mendekat lalu duduk disisi ranjang dekat dengan Davian, sedangkan Davian hanya diam menatapnya melihat ekspresi dan menunggu reaksi seperti apa yang akan dikeluarkan oleh pria dihadapannya, "Sedang apa?"

Davian mengerjap beberapa kali, pria angkuh itu tidak hanya sekedar tidak meledak marah, bahkan Alexander bertanya dengan nada yang cukup lembut. Davian merasa mungkin ia salah dengar atau bahkan mungkin sedang bermimpi.

Melihat Davian yang tidak menjawab dan hanya menatapnya, Alexander mengibaskan tangannya dihadapan wajah Davian, "Davian.."

Davian terkesiap, "ah...umm..kenapa?"

Alexander tersenyum maklum, "Aku bertanya, apa yang sedang kau lakukan?"

"Oh itu...aku sedang mencoba body cream dari paket skincare yang Debora berikan," Davian menunjukan wadah body cream yang masih ia pegang. Didalam pikiran pemuda itu masih bertanya-tanya kenapa Alexander tidak marah padanya bahkan pria itu sama sekali tidak menyinggung sedikitpun tentang uangnya yang telah ia habiskan dalam jumlah banyak pada kartu kredit yang telah ia berikan pada Davian.

"Kau menyukainya?"

Davian mengangguk, "terasa lembut dan segar dikulit dan wanginya aku juga suka," Davian merasa aneh dengan suasana yang terjadi sekarang, baru kali ini ia dan Alexander mengobrol dalam keadaan santai seperti saat ini.

"Benarkah?" Awalnya Davian tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Alexander sebelum kemudian pria itu memegang betis putih, mulus dan ramping Davian lalu sedikit mengangkatnya, Alexander menempelkan hidungnya diatas tulang kering bagian bawah Davian kemudian menggesekan hidungnya menelusuri betis Davian sambil menghirup aroma wangi yang lembut dari kulit seputih salju itu hingga mencapai lututnya.

Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat sekujur tubuh Davian merinding, "a-apa yang kau lakukan?" Davian menarik kakinya menjauhi wajah Alexander.

"Hanya ingin tahu wangi body cream yang kau sukai," jawab Alexander dengan entengnya.

Davian tanpa sadar cemberut dengan mimik muka yang menggemaskan, "kau bisa mengetahuinya dengan mencium dari sini secara langsung," Davian menyodorkan wadah body cream kehadapan Alexander.

Fokus Alexander justru bukan jatuh pada body cream yang disodorkan Davian melainkan bekas luka yang ada dipergelangan tangannya.
Alexander memegang tangan pemuda mungil itu kemudian membelai bekas luka yang terlihat masih baru dipergelangan tangannya dengan lembut.
Alexander sangat tahu kalau dirinyalah yang telah membuat luka itu dan ada rasa penyesalan menyelinap kedalam hatinya, "apa masih sakit?"

"Sudah tidak," Davian menggeleng pelan.

"Besok kita ke dokter kulit."

"Ha? Ke dokter kulit? Untuk apa?"

"Mengobati bekas lukamu."

Davian menarik tangannya yang dipegang oleh Alexander lalu menggelang pelan sekali lagi, "tidak usah, ini tidak apa-apa, seiring waktu akan memudar."

"Aku memaksa."

Davian membuka mulutnya hendak melontarkan penolakan lainnya namun ia kembali menutup mulutnya, penolakannya jelas akan sia-sia.

[BL] Allure (Complete)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon