#22: Rahasia

Depuis le début
                                    

"kau...... sudah berubah ya" jimin membuka suara setelah suasana canggung tercipta diantara keduanya. um......... menyindir, mungkin?

"hh maksudmu?" JK balik bertanya. nada bicaranya pun menantang. karena jujur, remaja itu tak tahu harus berekspresi seperti apa. semua terjadi seolah mengalir begitu saja. sepertinya kebiasaan sandiwaranya sudah menempel dalam kehidupan sehari-hari JK.

"ya. kau tak seperti kim jungkook yang dulu kami kenal" jimin menjawab dengan jujur. biar. biar saja remaja di depannya mendengar semua keluh kesah mengenai dirinya. masa bodoh jika itu juga akan menyakiti hatinya.

"memang. aku memang bukan jungkook yang kau cari. aku J-K" JK menjawab dengan datar.

"bullshit!"

JK hanya tersenyum. nyatanya ia tak tertarik meladeni respon kasar jimin. sebisa mungkin ia atur emosinya, karena bagaimanapun JK masih memiliki tanggung jawab untuk tampil profesional di hadapan para penonton. ia tak mau terlihat kacau, hanya karena pertemuannya dengan sosok dari masa lalu yang menurutnya kelam.

"jadi..... apa yang membawamu kesini hyung?" tanya JK mengalihkan topik pembicaraan.

"jujur. awalnya aku ingin menyeretmu untuk menemui taehyung. kim taehyung, KAKAK lelakimu yang dulu teramat kau sayangi. ia sedang menunggumu di dalam gedung itu. ia memintaku untuk mengejarmu, karena itu satu-satunya harapan yang tersisa. dan ya! aku berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mempertemukan kalian" jimin mengambil nafas sesaat sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"...........hhh bodoh. sepertinya aku salah mengambil keputusan. saat tahu sikapmu berubah menjadi angkuh dan acuh, aku bahkan tak sudi mengatakan padanya bahwa aku telah menemuimu. kau tahu? taehyung akan sangat kecewa melihat sikapmu yang seperti ini, kim jungkook! aku tak sepertimu! aku tak mau semakin menyakitinya!" jimin menjawab to the point. ia bahkan dengan berani menunjuk dada kiri JK dengan jari telunjuknya. tanda bahwa park jimin sangatlah serius dalam perkataannya.

"katakan saja padanya jika kau tak pernah menemuiku, hyung. mudah kan?" sebuah jawaban yang tak terduga keluar dari mulut sang rising star. demi apapun, jimin tak mempercayai kalimat yang ia dengar baru saja. semakin ia mencerna setiap kata dari kalimat tersebut, emosinya pun kian tersulut hebat.

"bohong!" jimin hanya merespon dengan satu kata. tatapan tajamnya pun membuat siapa saja takut untuk menyela pembicaraannya.

tak ada sahutan dari JK. remaja itu hanya memilih untuk menunduk sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket kulitnya, sesekali memainkan kerikil yang tak sengaja berada di bawah alas sepatunya.

"kau bohong kim jungkook. tatap mataku! katakan padaku sekali lagi bahwa kau memang tak peduli pada taehyung!" sebuah pilihan cerdik bagi jimin saat ia tahu kelemahan remaja di depannya. ya. jungkook memang tak pandai berbohong di hadapan orang yang telah mengenal baik dirinya.

dan benar saja. sampai detik ini pun, JK masih diam dan tak berniat mengabulkan perintah jimin.

"kenapa diam, hm? kau takut kebohonganmu akan terbongkar, kan?" jimin terus memancing, berharap cara ini akan berhasil. setidaknya ia tahu bahwa sosok kim jungkook masih merindukan hyungnya.

"aku butuh waktu" tiga buah kata meluncur cepat dari mulut JK. lirih dan terdengar ragu. ada kesan ketidakyakinan di dalamnya. meski begitu, jimin masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"sampai kapan? sampai kapan waktu itu akan datang? sampai KAU menyesal telah kehilangan hyungmu, eoh?" jimin tak segan mengucap kata yang menyakitkan demi menyadarkan seorang JK. pada prinsipnya, lebih baik ia berlagak kejam daripada remaja yang telah dianggapnya sebagai adik itu akan menyesal di kemudian hari.

Himnaeseyo [BTS Fanfiction]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant