29. hunhan; pertemuan berujung perdamaian.

2.2K 181 15
                                    

maaf untuk typo-typonya ya genks,
happy reading!
----------

Luhan sekarang sudah ada didalam mobilnya, dengan berbagai plastik berisi titipan sang kakak yang baru saja dia beli di supermarket dekat komplek.

Hari ini dia disuruh nemenin Zitao dirumahnya, karna Kris bakal lembur dan katanya dia gak mau ngebiarin istrinya dirumah sendirian. Soalnya sekarang Zitao tuh lagi hamil besar, makanya Kris takut ada apa-apa. Dia juga minta tolong buat jagain Nathan biar Zitao gak kecapekan jaga sendiri.

Kris sebenernya kesel banget pas sekertarisnya ngabarin kalo hari ini ada rapat penting, padahal dia udah dalam masa cuti buat nemenin istrinya dirumah.

Cuma, denger nada bicara sang sekertaris yang kayaknya panik banget, ya.. dia nyimpulin kalo rapat kali ini bener-bener gak bisa ditinggal.

"Iya kak, gue udah beli semua kok." kata Luhan ke si lawan bicaranya ditelfon, Zitao.

Dia memutar kunci mobil yang sudah menancap apik didalam lubang kunci, seraya memindahkan ponselnya dari tangan kanan ke tangan kiri.

"Es krim, Yogurth, sirup, susu? udah semua?"

Lagi-lagi Luhan mendengus. Setelah sebelumnya dia mendengus karna permintaan sang kakak yang terlampau banyak, sekarang dia mendengus karena kakaknya berubah menjadi sosok yang cerewet semenjak kehamilan keduanya.

Pasti anaknya cewek, Luhan ngebatin. Hampir setiap kali saat kakaknya itu lagi bawel banget ke dia.

"Udah kak." katanya diselingi kegiatan memutar kedua matanya jengah, "Udah ya? gue mau jalan nih."

"Okay!" Habis itu terdengar suara teriakan seorang anak laki-laki. "Nathan, say be careful to aunty!"

Luhan tersenyum.

"Be careful, Aunty Lu!" teriak sang ponakan dengan heboh.

"Makasih ganteng. Nathan tunggu aunty ya, aunty bawa es krim banyak buat Nathan!"

"Seriously? AAAA MOMMY I WANT IT!"

Lagi-lagi Luhan ketawa kecil, "Hey super boy, gak boleh teriak ke Mommy gitu dong?"

"I'm sorry, aunty~"

"Apologize, accepted." ucap Luhan, yang perlahan-lahan menginjak gas mobilnya. "Nanti lagi ya sayang, aunty mau jalan kesana."

"Oke Aunty, pay pay~"

"Bye sayang~"

pip!

Buat entah yang keberapa kalinya Luhan tersenyum manis, ke arah benda pipih yang tadi menghubungkan dia sama ponakan kesayangannya. Seneng? engga sih, lebih ke gemesh Luhan tuh.

Sekarang itu Nathan udah 7 tahun, bocah lelaki itu jadi makin pinter dan ngebuat Luhan gemesh terus. Si Jasmine juga. Apalagi kalo mereka udah ketemu, beuh.

Oke, balik kecerita!

Jadi setelah dia menyempatkan tangannya untuk meletakkan ponsel diatas dashboard, Luhan kembali fokus sama jalanan yang ada didepannya. Sesekali dia juga bersenandung kecil karna lagu-lagu bagus yang diputarkan oleh siaran radio.

Enggak butuh waktu banyak sih buat sampe kerumah Zitao, paling sekitar 35menit karna tadi sempet kejebak macet sebentar di daerah pancoran. Jarak dari rumah Luhan kerumah Zitao juga deket, gak jauh-jauh banget kayak mau kerumah Yixing.

Sesampainya dia diblok perumahan Zitao, Luhan sempet melihat sebuat mobil Range Rover putih yang lagi masuk kedalam rumah kakaknya. Dia bingung kan, itu mobil siapa? masa iya mobil Kris? Lah katanya sibuk?

𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐞𝐟𝐢𝐧𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬 𝐎𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang