Part 5

2.4K 126 0
                                    

Chindy POV

Menatap bintang yang bersinar yang ditemani bulan, disinilah aku di halaman belakang duduk sendiri menatap langit. Aku berada disini tidak sendiri melainkan dengan sahabat aku dan para sahabat kak Alvin. Mereka asik membakar jagung sedangkan Aini membantu bunda membuat minuman.

Aku saat ini malas untuk membantu mereka karena keberadaan cowok tengil itu yang bikin aku muak untuk mengerjakan apapun itu.

Tidak tau kenapa aku menatap langit dengan sendu memikirkan orang tua aku yang mungkin sudah di surga sana. 'Chindy kangen kalian' gumamku.

Saat aku mengalihkan penglihatanku ke depan aku melihat sosok di dekat pot tanamanku. Aku mempertajam penglihatanku hingga aku tau dia bukan hantu melainkan sosok seseorang yang menggunakan jaket hitam dan semua pakaian serba hitam menutup kepalanya menggunakan topi jaketnya.

Dia yang sadar aku perhatiin berlari. Aku yang penasaran mengejar orang itu "Hey siapa kau?jangan lari!" seruku tapi dia tetap berlari.

Beruntung aku karena lari ku jauh lebih cepat dari dia saat aku dengan dia tinggal beberapa meter ku lempar sepatu yang aku gunakan dan Yes Berhasil dia jatuh tersungkur ke tanah.

Tak kubiarkan kesempatan ini ku kunci pergerakannya hingga dia tidak bisa bergerak "Siapa kau?kenapa kau memata-matai aku?apa yang kau inginkan" Tanya ku. Dia tidak langsung menjawab melainkan tersenyum licik.

"Kau tanya aku siapa?Aku adalah malaikat kematian mu. Apa yang aku inginkan? KEMATIAN MU" Jawab dia dengan keras dan menekankan kata KEMATIAN MU.

Aku terdiam mencerna perkataannya dia ingin aku mati emang aku punya masalah apa sama dia kenal dia aja enggak."Tapi aku tidak menginginkan kematian mu sekarang tapi untuk suatu hari nanti karena kau sangat menguntungkan untukku" Lanjutnya kemudian dia mengambil kayu yang ada di dekat ku lalu memukul ke bagian kepalaku.Setelah itu semua gelap.

***

Dimas POV

Ketika aku sedang mengoles jagung dengan mentega aku mencuri curi pandang ke arah gadis yang membuat aku kesal.

Saat ku perhatikan ternyata dia cantik manis chabby. Aku senyum-senyum gak jelas dan gerak geriku disadari oleh Alvin

"Kenapa lo senyum senyum sendiri?kesambet lo ya?" tanya dia sambil ketawa nggak jelas

"Ha-eh nggak kenpa kok gue gak ada senyum senyum" jawabku gelagapan

"Ayo mikirin apa lo?mikirin adek gue ya?lo naksir kan sama adek" seru Alvin

"Suka?enggak lah yang ada dia itu nyebelin banget suka bikin kesel lagi" elak ku .

Aku melirik kearah gadis itu. Ketika aku melirik dia, dia berlari ke arah pot tanaman aku yang penasaran ingin mengikutinya

"Vin gue kesana bentar ya" seru ku dan di jawab dengan anggukan kepala saja.

Aku mengikuti dia melihat dia bersama seseorang aku bersembunyi di balik pohon dan mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Kau tanya aku siapa?Aku adalah malaikat kematian mu. Apa yang aku inginkan? KEMATIAN MU" Jawab dia dengan keras dan menekankan kata KEMATIAN MU.

"Tapi aku tidak menginginkan kematian mu sekarang tapi untuk suatu hari nanti karena kau sangat menguntungkan untukku"

Aku ingin menghampiri mereka tapi aku kalah cepat seseorang itu telah duluan memukul kepala gadis itu. Aku ingin mengejarnya tapi dia sudah keburu kabur jauh.

Aku tidak mementingkan dia yang aku pikirkan hanya menyelamatkan dan membawa gadis ini ke rumah.

"Dim Chindy kenapa" Tanya bunda Adinda.

Aku bingung mau jawab apa tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya itu malah membuat semuanya tambah khawatir.

"Dimas gak tau bun, tadi dimas ngeliat Chindy pingsan di dekat pot tanaman" Jawab ku berbohong.

"Ya sudah sekarang kita bawa aja dia ke dalam" Seru Alvin

Aku pun membawa gadis ini ke kamarnya, membaringkannya di atas kasur empuknya. Bunda Adinda memberi minyak kayu putih di telapak tangan, kaki gadis itu.

Saat sudah selama dua jam pingsan akhirnya gadis itu sadar.

"Egghhh dimana aku" Tanya dia yang memegang kepala dan memposisikan tidurnya menjadi duduk.

"Kamu dikamar sayang, apa kepala kamu masih sakit" Tanya Ayah Athan

"Ngga ada kok yah!kok ayah udah pulang bukanya ayah harusnya masih ada di bandung?"
Tanya dia lagi

"Tadi bunda kamu telfon ayah, karena ayah panik jadi ayah langsung pulang keruamah, kenapa kamu bisa pingsan?" Tanya Ayah Athan

Tadi setelah menunggu Chindy yang belum sadar Bunda Adinda menelfon Ayah Athan.

"Ohh, Ayah bisa tidak suruh semuanya keluar sebentar  kecuali Aini?" Tanya gadis itu

"Baiklah" Ayah Tahan dan yang lainnya pun pergi keluar kamar kecuali Aini. Entah apa yang ingin mereka bicarakan aku tidak tau.

Chindy POV

Aku melihat semua yang sudah keluar kamar setelah ayah menginstuksi mereka semua. Kecuali sahabat ku sekarang dia duduk di kasurku.

"Ada apa Chin, kenapa lo bisa pingsan tadi" Tanya dia dengan penasaran.

"Jadi gini, tadi gue ngeliat sosok misterius di__" Ucapan ku terpotong karena Aini yang langsung teriak.

"APA" Teriak dia yang bikin telinga aku sakit."Apa tadi sosok itu hantu dan lo di ceket sama hantu itu sampe lo pingsan ya" Tanya dia dengan raut wajah yang ketakutan.

"Bukan, makanya dengerin dulu cerita gue sampe habis jangan di potong potong" Ucap ku di hanya nyengir dan memperlihatkan gigi nya.

"Jadi tadi gue lihat sosok di pot tanaman terus karena penasaran gue kejar tu sosok sampe di deket pohon besar karena kesel gue timpuk kepala dia pakek sepatu akhirnya dia jatuh gak gue biarin kesempatan ini gue samperin dia dan gue kunci pergerakannya"

"Gue tanya siapa dia, dan kenapa dia mata matain gue terus dia jawab dia adalah malaikan kematian ku dan dia ingin katianku bukan kematian ku yang sekarang tapi untuk suatu hari nanti katanya juga gue menguntungkan buat dia" Jelas aku panjang lebar

Dia sangat kaget diraihnya tangan aku kemudian dia berkata "Lo tenang aja gue pasti bakalan bantu lo" Ucap dia sambil tersenyum.

Aku balas senyuman sahabat aku ini. Dia adalah sahabat yang selalu ada saat aku senang maupun terluka ada saat aku kesusahan dia tidak seperti teman temanku yang hanya datang karena ada maunya doang.Karena itu sahabat dan teman itu sangat jauh berbeda.

Kita pun tertidur karena sudah malam. Kulirik sahabat aku yang sudah kedalam mimpi aku pun ikut menyusul kealam mimpi.

Mistery CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang