Mistake

994 124 11
                                    

Mark sedang duduk di sofa apartemennya sambil memegang ponsel di tangan. Sedari tadi dia sibuk memainkan ponselnya sambil sesekali tertawa. Kesibukannya sedikit terganggu saat telpon masuk,

"Appa.........."

"Mark....apa kabar sayang?"

"Baik...appa bagaimana?"

"Appa baik..kau sedang sendiri?"

"Eumm......"

"Tidak ingin mencari kesibukan diluar?"

"Tidak appa.....ah,appa sudah menghubungi jie?"

"Dia di korea...kau tidak tahu?"

Mark menggeleng kecil.

"Tidak ingin bertemu dengannya?"

Mark berpikir ragu. Ada beberapa hal yang belum diselesaikannya dengan jinyoung. Tapi entah mengapa,hatinya masih belum yakin ingin bertemu adik tirinya itu.

"Tidak ada kabar dari eomma?"

"Tidak ada,aku sudah berhari-hari di rumah. Tapi belum ada kabar dari eomma."

"Bersabarlah sayang....jika kau kesepian,datanglah ke jepang dan tinggal bersama appa."

"Tidak appa,di korea rasanya lebih nyaman."

"Baiklah..ada apa-apa jangan lupa beri kabar pada appa,mengerti."

"Eumm...."

Setelah percakapan berakhir,mark kembali melihat ponselnya. Dia mencari nama seseorang di kontak nya,lalu mulai ragu untuk menekan ikon telpon di layar sentuhnya.

"Apakah nomornya masih sama...."

Pikirannya melayang ke 3 tahun lalu saat tanpa sengaja dia melihat eomma nya berjalan mengendap-endap keluar dari ruang rawatnya.

Saat itu dia terlalu penasaran hingga mengikuti eomma nya pergi . Dia tersadar dimana dia berdiri,didepan ruang rawat jinyoung. Menajamkan indera pendengarannya sampai tedengar sayup-sayup suara percakapan antara eomma nya dan jinyoung.

Tak ada yang tahu bagaimana sakitnya hati mark saat itu,ketika eomma nya meminta jinyoung untuk menjauh dari hidup jaebum demi dirinya. Tapi bukan pengorbanan eommanya yang membuat dia menangis, dia menangis karena dia tak jauh berbeda dari eomma nya.

Dia bahkan tak memikirkan perasaan jinyoung saat itu,dia baru kehilangan eomma nya lalu tidak lama dia melihat appanya menikah lagi dengan eomma nya,sungguh sumber kekacauan itu adalah dia dan eomma nya.

Air mata mark kembali jatuh saat kembali ingat malam itu jaebum datang ke hadapannya dengan wajah yang basah karena air mata. Malam itu dia tahu,jinyoung mulai menyerah karena ucapan eomma nya yang sudah membekas di pikirannya.

Tidak..
Mark tidak mau menjadi orang yang lebih jahat.
Dia menolak jaebum untuk bersamanya dengan alasan tidak mencintainya.
Memang...
Pada awal nya...dia tidak pernah mencintai jaebum.

Bagi mark,jaebum hanyalah alat untuk mark agar menyakiti jinyoung.

Wonpil benar,dia tidak pernah membenci jinyoung. Eomma nya lah yang membenci jinyoung tapi dia adalah korban yang telah masuk ke dalam obsesi eomma nya sendiri.

Mark meremas ujung bajunya lalu mengusap dengan pelan air matanya.

"Jinyoung maafkan aku....hiks."

Dia kembali melihat ponselnya dan mencarii kembali nama jinyoung di kontak nya.

Jarinya akhirnya menyentuh ikon telpon.

Mark menutupi mulutnya dengan tangan,dia berusaha agar tidak terdengar sedang menangis oleh suara di seberang sana.

Can You Hear Me?  [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang