Moment : Remember you

1.9K 173 13
                                    

Seorang laki-laki berparas cantik sedang berdiri gelisah sambil menatap langit gelap melalui jendela kecil dikamarnya. Sesekali ia melirik jam yg melingkar di pergelangan tangannya. Bunyi pintu dibuka membuat lelaki manis tadi memalingkan wajahnya.

"jie...... "teriak seorang namja yang tak kalah manis dari namja yg tadi.

"bam...... "teriak jinyoung tak mau kalah. "kenapa berteriak?"lanjut jinyoung lagi.

"apa kau sibuk jie? "

"uhmmm sejujurnya tidak tap....... -"

"baiklah antarkan aku ke kampus ya jie. Hujannya masih sangat lebat, tidak mungkin kan aku naik bus sendiri,, lagipula sekarang masih sangat pagi aku takut pergi sendiri. "sahut bambam.

Jinyoung menghela nafasnya pelan,

"hhh... Baiklah. Memangnya knp tdk bawa mobil saja bam? "tanya jinyoung heran.

"aku malas membawa mobil, lagipula kalau ada yg mau mengantarku kenapa harus pergi sendiri. Benarkan? "goda bambam, jinyoung mendengus kesal.

"tapi kan aku juga punya kesibukan lain bam. "bela jinyoung.

"memang apa kesibukanmu jinyoungie? "bambam mencubit pipi jinyoung gemas.

"awww...bam. Berhenti.. Berhenti, jangan dicubit lagi. "ringis jinyoung mengusap kasar pipinya yg tadi dicubit bambam.

Ia hanya mendengus malas melihat tingkah sepupunya itu. Hari ini hari ke empat jinyoung harus mengantar bambam ke kampus. Sudah seminggu ia menginjakkan kakinya dikorea setelah 2 tahun tinggal dijepang, sudah lama memang ia tdk bertemu bambam yg notabene adalah sepupunya sekaligus orang yg paling dekat dengannya. Wajar saja jika bambam ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan jinyoung.
Sejak kembali dari jepang jinyoung memang tinggal di rumah bambam, ia memang tdk punya rumah lagi di korea.

Lagi......

Ya dulu jinyoung memang tinggal dikorea dengan kedua orangtuanya, tapi setelah beberapa "kejadian" itu jinyoung harus pergi meninggalkan korea. Lamunannya buyar saat bambam memeluknya dari samping.

"kau tdk boleh sendiri selama dikorea jie, kau kan sdh tau itu. Jadi tdk ada salahnya kan aku selalu mengajakmu pergi jalan2 atau hanya sekedar mengajakmu kekampus. "ucap bambam.

"memang kenapa kalau aku sendiri eoh? "

"aku tdk ingin melihat jinyoung seperti 2 tahun lalu, itu menyakitkan. "ujar bambam setengah berbisik tapi jinyoung masih bisa mendengarnya, bamban kembali mengeratkan pelukannya pada jinyoung.

Jinyoung hanya tersenyum mendengar ucapan bambam.

"aku tau bam. Sekarang lepaskan pelukanmu ayo kita berangkat sebelum aku berubah pikiran. "lanjut jinyoung lagi.

..
..
..

Sudah 15 menit jinyoung menunggu bambam. Ia sengaja menunggu didalam mobil karena bambam bilang ia hanya sebentar.
Jinyoung membuka jendela mobilnya, ia memejamkan matanya sambil menghirup udara pagi yang cukup dingin. Sesekali ia mengeratkan jaketnya yang tidak terlalu tebal sambil beberapa kali menggosok gosokkan kedua tangannya.

Drtt. .. Drttt...
Handphone nya berbunyi, sebuah pesan masuk dan langsung dibaca oleh jinyoung.

Jie, aku ada urusan mendadak. Pulang duluan saja, nanti aku pulang dengan yugyeom. Ahh mau titip salam dengan uri gyeomi? kkkk

Jinyoung terkekeh pelan, ia menggelengkan kepalanya dan menyimpan kembali handphonenya. Setelah mendapat pesan dari bambam, Ia langsung pergi meninggalkan kampus.
Beberapa hari ini jinyoung tidak selera makan, tadi pagi juga dia tidak makan jadilah dia mampir ke cafe untuk membeli sandwich dan secangkir kopi panas.

Can You Hear Me?  [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang