Timelapse : one confession 💖 Je t'aime

1.1K 133 4
                                    

"telponku kenapa tidak diangkat? "jaebum mengangkat dagu jinyoung berusaha membuat jinyoung menatapnya.

"kau marah padaku? "

Jinyoung terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Disisi lain dia juga sekuat tenaga mencoba untuk menenangkan hatinya. Posisinya dengan jaebum terlalu dekat membuatnya kesulitan menjawab apapun yang ditanyakan jaebum, tapi tidak tahu mengapa jinyoung merasa cengkraman tangan jaebum ditangannya melemah.

"park jinyoung...... Tanganmu kenapa? "jaebum perlahan mengusap pergelangan tangan jinyoung yang tidak sengaja terlihat oleh nya.

"eohh?? "jinyoung dengan cepat menarik tangannya dan menurunkan lengan bajunya. Ia mendorong tubuh jaebum saat jaebum lengah, tanpa menatap jaebum jinyoung berlalu dengan cepat.

"jinyoung ah........... "

Jaebum tidak sempat bicara tapi jinyoung sudah lari. Jaebum hanya menatap jinyoung dengan segala pertanyaan yang ada di kepalanya. Mungkin jinyoung sekarang sudah bergabung didepan bersama anak-anak, padahal dia tadi berniat untuk meminta alasan pada jinyoung tapi ternyata tidak sesuai dengan dugaannya.

Jaebum kembali bergabung bersama yang lain tapi matanya sibuk mencari sosok jinyoung.

"kemana jinyoung? "tanya jaebum sambil menggeser kursinya.

"jinyoung hyung pulang, dia bilang kurang enak badan. "sahut youngjae, jaebum hanya mengangguk mendengarnya. Namun dalam hatinya ada sedikit rasa penasaran. Apa dia membuat jinyoung marah lagi???
.

.
..
..
..

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan jaebum di cafe freud, jinyoung selalu menghindar dari jaebum. Dia tidak pernah membalas pesan jaebum, sudah berkali-kali jaebum menelponnya tapi tidak dihiraukan oleh jinyoung.

Sekarang jinyoung hanya tiduran di kamarnya, hari ini bambam bilang dia akan pulang agak malam karena ada rapat club dance universitas. Jadi jinyoung hanya sendiri di rumah, sejujurnya ia agak kesepian tapi lebih baik dia sendiri dirumah daripada harus kembali kuliah.
Sebenarnya bambam tidak tinggal sendiri, ada appa dan eommanya. Tapi appa bambam adalah duta besar dan sekarang sedang ada di Belanda untuk tugas, otomatis eommanya juga ikut kesana. Sebelum dia datang bambam tinggal dengan yoojin ajuhmma, tapi terkadang youngjae menemani bambam.
Tadi yoojin ajuhmma meminta ijin pada bambam pulang karena anaknya sakit, jadilah jinyoung sendiri dirumah yang cukup besar ini.
Jinyoung tidak suka rumah yang besar, saat dijepang dia hanya tinggal di apartemen peninggalan eomma. Dia tinggal sendiri, appa dan keluarga barunya punya rumah sendiri, lagipula appanya tidak suka jika jinyoung tinggal dengannya.

Drtt... Drtt...

Hp jinyoung berbunyi, sebuah panggilan masuk dari appanya.

"yoboseyo...... "jinyoung dengan malas mengangkat telpon appanya. Sama dengan jaebum, telpon dari appanya juga tidak pernah dia angkat, tapi lama-lama dia jengah juga mendengar telponnya terus berdering.

"jinyoungie..... Apa kabar sayang... "

Ohhh... Bukan appa, tapi dia....

"eoo,, eomma.. Aku... Baik... Bagaimana disana. "jawab jinyoung.

"kami baik.. Kami ingin menyus...... "

"jangan.......... "potong jinyoung.

"kenapa tidak boleh jie? "sebuah suara menginterupsi obrolannya dengan "eomma"nya. Jinyoung mengerti, wanita ini sengaja membuka speakernya agar appanya mendengar.

"ahh.. Tidak apa-apa appa. Eumm... Apa kalian sehat disana? "tanya jinyoung.

"kenapa telpon appa tidak pernah diangkat? ".

Can You Hear Me?  [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang