Secret : Gravity

1.1K 125 9
                                    

Jinyoung terbangun dari tidurnya sambil mengacak-acak rambutnya, wajahnya terlihat panik dan mulutnya bergumam tidak jelas. Ia bahkan tidak melihat kalau bambam sudah berada dikamarnya menatap jinyoung dengan tatapan heran. Bambam berdiri didepan lemari baju milik jinyoung yang sudah sedikit berantakan akibat ulah bambam.

"park jinyoung... Yakk....... "

Jinyoung tersentak mendengar suara bambam dikamarnya dan berhenti mengacak rambutnya. Dia malah lebih terkejut lagi melihat lemarinya sudah hancur seperti habis dibobol pencuri.

"bam, kau apakan lemariku? "tanya jinyoung.

"harusnya aku yang bertanya padamu, baru bangun sudah seperti orang gila. "bambam menyilangkan kedua tangannya ke dada, menatap curiga pada sepupu tercintanya itu.
Jinyoung bangun dari tidurnya dan meloncat dari kasurnya, menghampiri bambam yang masih berdiri tegak sambil memilih beberapa baju dari lemari jinyoung.

"bam....... "jinyoung memalingkan badan bambam kearahnya dengan keras sehingga membuat baju yang dipegang bambam jatuh.

"yakk.... Kau kenapa jie. "teriak bambam kesal, pagi-pagi dia sudah menghabiskan suaranya meneriaki jinyoung.

"jaebum hyung..... "
Bambam mengerutkan dahinya, masih pagi jinyoung menyebut nama jaebum itu pasti ada apa-apa.

"kenapa dengan nya jie? "selidik bambam.

"kemarin dia menyatakan cinta padaku bam. "jawab jinyoung setengah berteriak. Bambam terbelalak kaget, dia hampir saja jantungan mendengarnya. Ahh terserah saja mau menyebut bambam berlebihan, tapi apa yang diucapkan jinyoung tadi baginha seperti ada petir disiang bolong.

"hehhhh??? Apa katamu tadi jie? Jaebum hyung menyatakan cinta padamu? "teriak bambam heboh, jinyoung membalasnya dengan anggukan.

"bam.... Aku juga menceritakan masa laluku padanya, tapi tidak semuanya.. Tapi.... Arghhh bodohnya aku. "jinyoung kembali mengacak rambutnya, jika dia ingat kejadian kemarin saat dibukit belakang kampus rasanya jinyoung tidak ingin berhenti menjambak rambutnya karena dengan polosnya dia menceritakan masa lalunya. Sebelumnya jinyoung tidak pernah sekalipun membuka masa lalunya kepada orang lain, kecuali pada orang-orang yang memang tahu kejadian sebenarnya.

"jie... Jie..... Tenang dulu, masa lalumu itu gampang tapi apa jawabanmu jie? Jaebum hyung kau terima? "

"aakkkuu............ "

..
..
..
..
..

Jaebum menatap dirinya dicermin, ia tersenyum sendiri sambil memakai bajunya. Tadi malam rasanya menjadi malam yang paling bahagia baginya. Bagaimana tidak. Jaebum tidak pernah berpikir jinyoung akan menerima cintanya dengan mudah, tapi nyatanya jaebum salah jinyoung membalas perasaannya. Tapi ada sedikit perasaan yang mengganggu perasaanya, rasa takut yang dimiliki jinyoung membuatnya khawatir jinyoung menerimanya dengan setengah hati ditambah lagi dia teringat bagaimana jinyoung harus melalui masa terburuk dalam hidupnya, masa lalu jinyoung yang membuat hati jaebum miris mendengarnya. Meskipun jinyoung tidak menceritakan secara detail tapi dia yakin jinyoung selalu dihantui oleh masa lalunya.  Sekarang setelah tahu masa lalu jinyoung, jaebum mencoba untuk membuat jinyoung nyaman dan bahagia tanpa dibayang bayangi masa lalunya. Pikirannya melayang jauh mengingat kisah jinyoung.

"kenapa kau mau merasakannya jie? Bukankah terlalu sakit. " mereka masih berbaring dihamparan rumput hijau dengan jaebum yang masih memeluk jinyoung.

"hanya ingin tahu hyung, apakah luka ini bisa sebanding dengan rasa sakit eomma karena pengkhianatan appa."jinyoung mengangkat mengangkat tangannya dan mengusap bekas luka sayatan di pergelangan tangannya. Jaebum menurunkan tangan jinyoung dan meletakkan tangan jinyoung di dadanya.

Can You Hear Me?  [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang