Tiba-tiba dia tertawa mengerikan, wajahnya berubah menjadi... sulit menjelaskannya ㅡkehitaman dengan mata merah menyala.

"Siapa bilang kamu boleh pergi?" tanyanya.



Aku merepet ke dekat pintu dengan mata terbeliak, tapi dia dengan super cepat sudah menjegal lenganku.

"Kamu pikir aku tolol ya?" dia menyeringai mengerikan. "Kamu kenal dia, kamu tau namanya ㅡaku denger semuanya tadi."







Holy shit.



Bagaimana bisa aku tidak memperhitungkan semua itu?







"Lepas!" aku memberontak, tapi cengkeramannya semakin kuat.

"Enak aja," dia tertawa. "Nggak ada yang boleh tau semua ini, bahkan hantu. Kamu harus dimusnahkan."







Tidak!

Aku melirik Jaemin yang masih terbaring tenang di tempatmya. Tentu saja aku tidak boleh mati seperti ini.






"Lepas!" aku mengancamnya dengan bentakan galak.

Dia malah tertawa meledek, lalu aku melihat giginya berubah menjadi runcing-runcing.
"Sebentar lagi aku lepas kok, nanti kamu bebas ㅡdi neraka."








Saat ini entah aku lebih ketakutan atau marah, sementara Lucifer mendekatkan mulutnya ke lenganku. Aku tidak tahu dia mau apa, tapi perasaanku tidak enak.

Instingku mengatakan aku harus berusaha untuk meloloskan diri.

Aku tidak boleh mati, kan?







"Lepas, bocah!" bentakku keras sambil menggeliat meloloskan diri.

"Percuma," dia tertawa mengejek. "Ada kata-kata terakhir?"

"Ada," jawabku tegas ㅡentah dapat keberanian dari mana.

"Apa?"

"LEPAS!!" aku berteriak sembil memberontak sekuat tenaga.

Dalam hati aku memusatkan pikiran pada tubuhku yang terbaring di ruang ICU ㅡaku masih hidup, aku pasti lebih kuat dari si Lucifer ini!





BRAKKK





Tanpa kuduga, Lucifer terlempar menabrak lemari dengan cat lavender pucat di seberang ruangan.

Apa yang terjadi?

Apa karena aku menepisnya sekuat tenaga tadi?








"Siapa?!" suara laki-laki dewasa, manusia, menyadarkanku yang masih terbelalak melihat Lucifer menatapku penuh dendam.

Aku harus pergi. Sekarang juga!





"HEY! BRENGSEK! TUNGGU!"








Aku berlari secepat yang aku bisa tanpa menghiraukan umpatan dan sumpah serapah Lucifer. Bahkan aku menembus Byun Daesik yang berkacak pinggak di koridor ㅡrasanya benar-benar memuakkan, dam pergelangan tanganku makin panas, serbuk berkilauan di bagian atas hourglass tersisa sangat sedikit.



Aku mengumpat sambil terus berlari sekuat tenaga ke ruang ICU. Setelah berhasil lolos dari Lucifer, aku harus lolos dari penjemput kematian.

Tolonglah, Tuhan, aku tidak boleh mati sekarang!









Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Where stories live. Discover now