21. hi, again

97.7K 19.2K 1.2K
                                    


Aku dan Jeno berjalan keluar ruangan.

Totally speechless.

Saat ini aku berusaha menggunakan akal sehat dan tidak menelan mentah-mentah semua teori Choi Sulli, aku akan mencari tahu lagi nanti.

Hal yang saat ini paling kukhawatirkan adalah Ji Hansol.

Kurasa dia orang baik, tapi apa mungkin aku salah?

Dia tampak meyakinkan saat kami bertemu seminggu yang lalu...
Tapi kenapa dia menyembunyikan semua ini dari NCT yang lain dan ㅡkalau benar, dia ternyata berteman dengan para gankster itu?

"Ini gila," ucap Jeno, pretty much expressing my feeling right now.

"Kayaknya kita harus cari Hansol sekarang juga," usulku terburu-buru.

Jeno menghela nafas.
"Seandainya bisa, tapi aku harus balik ke dorm sebentar lagi! Holy shit!"

Aku melihat jam tangan, sudah lewat tengah malam.

Musik di club sudah tidak segila tadi, aku mempertimbangkan apakah aku harus langsung pergi atau mencari Yura dulu.

"Mau kemana?" Jeno menjegalku saat aku sudah ambil ancang-ancang akan lari ke pintu keluar.

"Cari Jaemin. Atau Hansol," ucapku tergesa.

"Jangan pergi sendiri, bahaya!" cegah Jeno.

"Ya terus sama siapa?" aku menepis Jeno dengan tidak sabar.

Bibir Jeno bergerak-gerak ragu, tapi sebelum dia sempat mengucapkan apapun, seseorang memanggilnya ㅡKoeun, kurasa.

Kesempatan bagus, aku memanfaatkan momen lengahnya Jeno untuk berlari secepat mungkin keluar club.

Untung aku memakai oxford alih-alih high heels, jadi aku bisa lari lumayan cepat.

Jalanan sudah cukup sepi, dalam keadaan normal harusnya aku takut berkeliaran sendiri dini hari begini.

Persetan, ada yang lebih kutakutkan.

Na Jaemin.

Kalau semua teori itu benar, berarti setiap detik yang berlalu sangat berharga.
Dan seminggu sudah terbuang sia-sia!

Dadaku sesak dan kepalaku sakit, mataku memanas dan pandanganku kabur.
Shit, kurasa aku menangis.

Instingku mengatakan, mungkin Hansol ada di flat, jadi aku berlari sekitar 500 meter ke Emerald sambil terus memakai logikaku untuk menemukan Hansol.

Aku harus bertemu dengannya, bagaimanapun caranya.

Saat sampai di lobi flat, dengan terengah-engah aku menyisir seluruh lobi yang luas.

Tidak ada Hansol.

Flat paling mewah disini ada di lantai 2 sampai 7, aku ingat Yura pernah bilang begitu.

Bagaimanapun Hansol itu selebriti, kurasa dia pasti tinggal di flat yang cukup mahal.

Aku berlari ke tangga darurat menuju lantai 2, untungnya di setiap lantai hanya ada sepuluh unit flat jadi tidak terlalu banyak pintu yang harus kuketuk.

Kurasa aku benar-benar sudah hilang akal, berlari dari pintu ke pintu, lantai demi lantai, berharap wajah Hansol yang kulihat saat pintu terbuka.

Tapi sejauh ini yang kudapat hanya makian dan kemarahan karena mengganggu orang dini hari begini.

Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang