Yunhyeong mengira ia jatuh cinta pada Chanwoo, tetapi ia malah terus memikirkan Junhoe.
Song Yunhyeong
Koo Junhoe
Jung Chanwoo
other cast
JunYunChan / JunHyeong / YunChan
☡Warning☡
boyxboy/YAOI
Homophobic Don't Read!
Junhoe menurut, ia menyatukan kedua tangannya di depan dada, lalu merapalkan doa dan permohonannya di dalam hati. Kemudian, Junhoe meniup lilinnya yang masih menyala.
"Yeay!" Yunhyeong bertepuk tangan sambil tersenyum kekanakan, "Ayo, potong kuenya!" seru Yunhyeong sambil memberikan pisau kue pada Junhoe.
Junhoe menggenggam pisau itu dan memotong sebagian kecil kue itu, Junhoe menarik sepotong kue itu untuk memisahkannya dari kue yang utuh.
"Eo? Apa ini?" Junhoe mengernyit heran, ketika mendapati sesuatu di dalam kue itu.
"Ambil saja," Junhoe melirik sekilas Yunhyeong yang tengah tersenyum tipis.
Junhoe menarik sesuatu itu dari dalam kue, ternyata secarik kertas. Kemudian membersihkan sedikit kertas itu dari remahan kue dan membukanya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Junhoe tertegun, menatap kertas itu tanpa kedip, "I-ini kan..."
"Kau... tidak mau mengatakan sesuatu padaku?"
Junhoe menghembuskan nafasnya dari mulut, mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Mungkin ini saatnya aku mengatakannya padamu," Yunhyeong tersenyum, siap mendengarkan apa yang akan Junhoe katakan. Lelaki manis itu sedikit menengadahkan kepalanya demi menatap sorot mata Junhoe yang memancarkan kegugupan.
"Sudah lebih dari setahun yang lalu, ketika kau menemukanku di atap sekolah dengan keadaan kacau lalu kau mengobatiku di ruang kesehatan. Kau menangis saat mengetahui aku mencoba mengakhiri hidupku. Saat itulah aku menemukan sebuah harapan dalam hidupku, untuk pertama kalinya ada seseorang yang menangis untukku, bahkan ketika Ibuku sendiri tidak peduli padaku, kau adalah orang yang memperhatikanku sejauh ini. Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang peduli padaku sampai sejauh ini. Semua ucapanmu, perlakuanmu, wajahmu, bahkan semua yang ada pada dirimu telah menyita seluruh atensiku," kedua tangan Junhoe meraih kedua telapak tangan Yunhyeong dan menggenggamnya.
"Kau boleh mengatakan bahwa aku berlebihan, tapi ini pertama kalinya aku jatuh cinta sedalam-dalamnya pada seseorang. Kau memang bukan yang pertama, tapi hanya kau yang bisa membuatku seperti ini. Kau adalah orang yang membuatku rela berbuat hal-hal bodoh, yang membuatku rela mengintaimu pagi-pagi buta demi memastikan kau sudah sarapan atau belum, dan berakhir dengan kau selalu berangkat tergesa-gesa ke sekolah dan melewatkan sarapanmu. Aku sangat khawatir saat mengetahui kau punya penyakit lambung dan pingsan waktu itu. Lalu, ketika aku mengetahui Chanwoo juga menyukaimu, kepercayaan diriku langsung merosot. Aku sangat minder, aku merasa bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Chanwoo. Apalagi, ketika mengetahui kau dan Chanwoo menjadi sepasang kekasih, aku kecewa dan marah pada diriku sendiri karena telah menjadi seorang pecundang bodoh yang hanya menatapmu dan Chanwoo dari jauh. Aku sedih, karena detik itu juga aku merasa seperti kehilangan harapan atas hidupku. Aku sempat mencoba untuk merelakanmu dengan Chanwoo dan menyerah, tapi aku tidak bisa. Hanya kau yang bisa membuatku seperti ini, Song Yunhyeong. Aku tau aku tidak sempurna, tapi aku ingin membuat kisah cinta yang sempurna bersamamu. Aku mencintaimu, sangat."
Yunhyeong bisa melihat sebuah ketulusan di mata Junhoe. Ia juga ingin mengucapkan banyak hal yang telah dirasakannya selama ini, maka Yunhyeong juga melakukannya.
"Maaf... aku minta maaf, aku memang bodoh. Aku sama sekali tidak peka dengan perasaanmu, padahal jelas-jelas kau menunjukkannya padaku. Terimakasih, sudah mengirimiku bekal untuk sarapan hampir setiap hari, sering menolongku, dan sering membuatku tertawa. Aku sangat menyesali keputusanku untuk menjadi kekasih Chanwoo, padahal aku tidak mencintainya dan perasaanku tidak lebih dari sekedar mengaguminya. Hal itu pasti membuat Chanwoo kecewa, terutama kau. Aku baru menyadarinya, bahwa yang selama ini aku cintai adalah kau. Yang selama ini memenuhi pikiranku juga hatiku adalah kau, bukan Chanwoo. Maaf, aku sudah sangat terlambat untuk menyadari perasaanku padamu. Aku juga mencintaimu, Koo Junhoe," Yunhyeong mengakhiri kalimatnya dengan senyuman manis dan rona merah di kedua pipinya.
Junhoe? Jangan ditanya. Ia sudah meleleh di tempat.
"Tampar aku untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi, Yunhyeong," Junhoe menatap Yunhyeong di hadapannya tanpa kedip. Ia masih tidak percaya hari ini akan tiba, saat dimana ia mengatakan semuanya pada Yunhyeong dan perasaannya terbalaskan. Dulu, Junhoe hanya bisa berangan-angan dan bermimpi. Namun, hari ini terjadi dan nyata.
Yunhyeong meraih pundak Junhoe, sedikit berjinjit. Dan....
CUP!
Yunhyeong mengecup pipi kanan Junhoe kilat. Namun, kecupan 3 detik itu mampu melumpuhkan seluruh saraf Junhoe sejenak.
"Aku tidak mau menamparmu. Aku mau menciummu saja," Yunhyeong menundukkan kepalanya, malu.
Junhoe terperangah, kemudian tersenyum lebar.
"Jadi... maukah kau menjadi kekasihku?" Junhoe tersenyum, gemas karena tingkah Yunhyeong.
"Kenapa masih bertanya?" Yunhyeong memilin-milin ujung bajunya, "Kau sudah tahu jawabannya," cicit Yunhyeong.
Junhoe tersenyum lebih lebar, meraih kedua pundak kecil Yunhyeong dan merengkuhnya erat yang dibalas dengan kedua tangan Yunhyeong yang melingkar di pinggangnya.
Junhoe meletakkan dagunya di bahu Yunhyeong. Ia tidak bisa membendung air matanya lagi, Junhoe menangis. Ia sangat bahagia hari ini. Hatinya seperti terdapat ribuan kembang api yang meletup-letup menyenangkan. Junhoe mempererat pelukannya, menyembunyikan senyumannya di balik bahu Yunhyeong.
'Terimakasih, sayang. Aku mencintaimu'
Hari ini, tepat tanggal 31 Maret. Keduanya mengatakan semuanya, apa yang mereka rasakan selama ini, yang dulu hanya bisa terucap dalam hati. Hari ini memang bukanlah hari yang paling bahagia untuk mereka. Yunhyeong dan Junhoe masih menanti hari dimana mereka akan merasakan puncak kebahagiaan yang membuat mereka sampai lupa untuk berhenti bersyukur karena telah dipertemukan.
END
Terimakasih banyak buat yang sudah baca sampai akhir❤