24. Intimidasi Tak Berujung (2)

132K 3.7K 61
                                    

Mereka duduk saling berseberangan di sudut gelap sebuah restoran di jalan tepi perkebunan Oakland

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Mereka duduk saling berseberangan di sudut gelap sebuah restoran di jalan tepi perkebunan Oakland.

Ada satu botol white wine di atas meja, Tapi Anna hanya meminumnya sedikit saat makan. Anna tiba-tiba teringat dengan masa lalu. Ayahnya selalu melarang Anna minum karena usianya yang masih berada dibawah umur dan belum lagi Anna yang belum terbiasa minum mudah sekali mabuk. Lalu sekarang, Anna sudah 20 tahun dan tidak ada yang bisa melarangnya. Tapi Anna sekarang takut untuk minum banyak. Apalagi dalam kondisi hanya berdua saja dengan Daniel. Anna takut Daniel melakukan hal buruk padanya.

Anna putus asa untuk membuat pikirannya tetap jernih. Daniel terlalu mendominasi. Setiap gerakan yang Daniel lakukan selalu mengintimidasinya.

"Kenapa kau hanya minum sedikit?" Anna memberanikan diri untuk bertanya.

Daniel tersenyum, memainkan gelasnya yang hanya terisi seperempat kecil wine, "Aku menyetir, Anna."

Anna kembali diam. Sejak mereka duduk, mereka tidak melakukan apapun selain memakan hidangan makan malam yang Daniel pesan. Sesekali saling menatap dan hanya Anna yang merasa canggung, sementara Daniel masih tetap tenang seperti biasa.

Anna meneguk minumannya lagi. Anna merasa wajahnya memerah dan panas.

"Berjanjilah untuk tidak pergi memakai pakaian seperti itu lagi, Anna." Kata Daniel tiba-tiba.

"Pakaianku baik-baik saja." Jawab Anna polos.

"Lihat sekelilingmu. Mereka semua memandangimu buas seolah kau adalah makanan lezat yang siap disantap."

Seperti keinginan Daniel, Anna melihat ke seluruh sudut restoran. Anna tidak sadar bahwa ia menjadi pusat perhatian. Anna bahkan sekilas melihat beberapa pria tersenyum kepadanya. Anna buru-buru merapikan pakaiannya. Menaikan blousenya agar menutupi payudara, lalu menurunkan rok jeans-nya.

"Bagaimanapun juga ini semua bukan urusanmu. Kau tidak punya hak untuk mengaturku berpakaian!" Anna dengan sengaja memasukkan ketenangan di nada suaranya.

"Aku punya semua hak itu, Sayang. Tidak ada kesempatan bagimu untuk memakai rok pendek ketat itu lagi. Itu tidak akan terjadi kecuali aku sendiri yang memintamu untuk telanjang di hadapanku." Suara Daniel dilapisioleh perintah yang tidak dapat ditolak, seperti dia seorang raja dan Anna seorang pelayan.

Anna menggigit bibir, memandang Daniel. Kenapa wajah Daniel begitu mengerikan? Air mukanya gelap dan menakutkan. Belum lagi dengan tatapan matanya yang selalu tajam dan mengintimidasi. Apa Daniel tidak lelah memandanginya seperti itu?

Tubuh Anna mendadak tegang dengan kentara dan Anna mencoba meluruskan duduknya. Anna menegak habis minumannya sampai melupakan rasa panas dan terbakar karena alkohol itu, "Berhenti menatapku seperti itu!"

"Apa kau takut?" Anna tidak bisa bergerak saat tangan Danielmelintasi meja untuk mengangkat tangan kirinya dan memasukkan jari-jari tangannya di jari-jari tangan Anna, telapak tangan mereka bersentuhan. Cengkramannya menjadi erat lalu mengendur, kemudian erat kembali dalam ritme yang mengirimkan gairah.

"Ti-tidak! Aku tidak takut," Anna mencoba untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Tapi sayang suaranya masih bergetar saat berbicara.

"Kau tidak pintar berbohong, Sayang." Daniel terus menyapukan ibu jarinya di kulit Anna yang halus, "Kau takut padaku."

"Tidak!" Anna menarik tangannya dengan semua kekuatan yang tersisa.
Anna akhirnya bisa membuat tangannya terlepas, lalu Daniel menyandarkan tubuhnya ke belakang, menyilangkan tangan ke dada dan tetap memandang Anna untuk beberapa waktu. Mata Daniel menyapu wajah Anna lalu jatuh ke payudaranya yang besar, "Kau tidak takut?"

"Untuk apa aku takut denganmu?! Kau tidak lebih dari bajingan brengsek dan penjahat kelamin yang telah mencuri harta ayahku! Kau memperkosaku dan mengancamku dengan uang!" Anna bernafas dengan kasar sambil memeluk tubuhnya sendiri. Anna tidak percaya telah mengatakan semua itu.

"Mulutmu benar-benar tajam, Sayang." Daniel beranjak dari sandarannya, duduk tegak, matanya berubah semakin gelap menjadi celah hitam.

Daniel menoleh singkat, menangkap mata seorang pelayan, memberi kode bahwa dia menginginkan bon-nya. Daniel meletakkan jumlah uang yang cukup besar di atas meja, lalu mendorong penuh kursinya ke belakang, berjalan mengelilingi meja dan menempatkan tangannya di pergelangan tangan Anna kemudian meremasnya.

"Berdiri." Daniel mencoba untuk mengendalikan serak pada suaranya dan tekanan pada pergelangan tangan Anna, tapi itu tidak berhasil karena Daniel kemudian mencengkram Anna dengan sangat erat.

Daniel marah.


#####

Versi buku cetak bisa order langsung di penerbit yaaah ...

Kontak : 0818-331-696

Jika ingin gratis ongkir bisa order ke shopee ya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Jika ingin gratis ongkir bisa order ke shopee ya.

###

###

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Lovesick! (21+) | ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora