10 호 : 플래시백 (Flashback)

11K 1.7K 86
                                    

"Siapa yang bersama tawanan itu saat ini?"

"Aku tidak tahu. Terakhir Jeonghan, tapi tadi kulihat Jeonghan ada di kamar."

"Apa yang dia lakukan disana?"

"Menangisi porselennya lagi..."

"Astaga," Seungcheol tak habis pikir dengan Jeonghan. Sudah dua hari dua malam dia menangisi porselennya yang pecah akibat penyerangan tempo hari. Bahkan saat sedang mengintrogasi tawanan pun dia menangis.

"Ada yang lihat Jisoo?" tanya Seokmin.

DOR!

Suara tembakan terdengar. Seungcheol, Seokmin dan Soonyoung lantas saling berpandangan.

"Sekarang kita tahu dimana Jisoo dan sepertinya kita tidak memiliki tawanan lagi," kata Soonyoung.

Ketiganya berlari menuju ke ruang bawah tanah. Benar saja, Jisoo ada disana bersama abu yang masih mengepulkan asap seperti habis dibakar. Abu itu tadinya adalah tawanan mereka. Jisoo meletakkan senjatanya diatas meja lalu berbalik dan tersenyum pada Seungcheol, Seokmin dan Soonyoung.

"Kita tidak memerlukannya lagi. Jadi aku membunuhnya. Soon, tolong dibereskan, ya..." ujar Jisoo dengan senyum riangnya, setelahnya dia meninggalkan ketiga laki-laki tersebut di ruang bawah tanah. Terkadang, mereka sering berpikir, bagaimana Jisoo dengan kepribadian psikonya itu bisa menjadi seorang pendeta ramah yang murah senyum.

💀

Dengan terjadinya pembobolan di markas utama R.I.P, semua Undead diminta untuk memfokuskan diri pada pertahanan kelompok daripada kehidupan mereka di Human-World. Itu sama saja seperti libur atau cuti kerja. Jadi, disinilah ketiga belas Undead tamp-tak-akan-ku-lanjut-kan kita. berkumpul di ruang tengah untuk membahas semua hal yang telah terjadi belakangan ini.

"Hanya kelompok kita yang diserang. Kelompok lain statusnya aman. Kalau diruntut lagi kebelakang, ini semua pasti ada hubungannya dengan kejadian beberapa tahun yang lalu. Pusatnya disatu orang, Hyunbin," Jeonghan memperhatikan satu per satu teman-temannya, saat sampai pada Wonwoo tatapannya berubah sendu. Wonwoo masih tidak mau bicara pada siapapun bahkan menolak untuk dibaca pikirannya.

"Wonwoo, kau masih tidak mau mengatakan pada kami siapa pelakunya? Kau tahu, 'kan kalau informasi itu sangat penting dan akan sangat membantu kita untuk memecahkan masalah ini," Seungcheol berujar seraya mendekat kepada Wonwoo, tapi Wonwoo seperti menolaknya dan merapat pada Mingyu yang duduk disebelahnya.

"Cheol, sepertinya Wonwoo masih butuh waktu. Aku tahu kau frustrasi sekarang tapi kita semua juga tahu kalau Wonwoo pasti juga ingin membantu. Jika dia ingin berbicara, dia pasti akan mengatakan semuanya pada kita," kata Mingyu. Seungcheol akhirnya menganggukkan kepalanya dan kembali duduk ditempatnya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu," kata Minghao, "Kurasa ada yang aneh dengan Bar 666. Apa kau tidak pernah mendapat atau bertemu dengan pelanggan yang aneh, Coups?"

"Apa maksudmu? Aneh bagaimana?"

"Kau bahkan tidak merasakannya?" tanya Jun balik.

✓ R.I.P : Without Up and Down Community {SEVENTEEN}Where stories live. Discover now