"Aku penjemput arwah," ujarnya. "Kenapa kamu keluar dari ragamu?"

"Eh?" tanyaku bingung. "Saya nggak tau, tiba-tiba saya bangun dalam keadaan begini."

Dia mendekat padaku ㅡmata merahnya yang indah menatapku galak.

"Kamu harus kembali, belum waktunya kamu mati," ucapnya. "Ini bahaya untuk diri kamu sendiri!"

Aku menatapnya takut.

Aku tentu saja tidak mau mati sekarang, tapi aku harus mencari Jaemin selagi aku bisa!

"Ada yang harus saya lakukan, ini penting," ucapku padanya.

"Lebih penting dari hidupmu?" tanyanya ketus.

Aku ragu.

Tentu saja ini sama pentingnya.

"Apa saya nggak bisa ada di luar sebentar lagi?" tanyaku nekat.

"Dasar keras kepala," dia berdecak kesal. "Kamu mau menanggung resikonya?"

"Apa resikonya?"

"Kamu ikut saya selamanya."

Jantungku berdebar-debar.

Aku takut.

Tidak ㅡaku harus yakin pada kemampuanku sendiri. Sejauh ini aku tidak pernah mengecewakan diriku sendiri.
Aku selalu bisa diandalkan.


"Berapa lama waktu yang saya punya?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Seratus tiga belas menit," kata perempuan itu dingin.

Secara ajaib, di kulit pergelangan tanganku muncul gambar hourglass  yang pasirnya bergerak-gerak pelan.

Secara ajaib, di kulit pergelangan tanganku muncul gambar hourglass  yang pasirnya bergerak-gerak pelan

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Kembali ke sini seratus menit lagi dari sekarang, atau kamu tidak akan bisa kembali selamanya."

Tanpa berlama-lama, aku segera berlari ke ujung koridor setelah mendengar akhir dari kalimatnya.

Sambil berpikir kira-kira Jaemin ada dimana, yang harus kulakukan pertama kali adalah mengetahui aku ada dimana sekarang. Dan itu bisa kuketahui di denah rumah sakit yang pasti terpasang di dekat lift.

Ternyata begini rasanya jadi arwah, berlari pun tidak melelahkan sedikit pun ㅡtapi aku tidak mau jadi arwah lebih dari seratus menit.






Sekarang aku ada di lantai 3 rupanya, ruang opname lamaku di lantai 9.

Oke, mari berasumsi Na Jaemin menyesali perbuatannya, lalu ia kembali ke kamar rawat inapku.
Aku menunggu lift sampai, dan aku masuk.


Sial ㅡbanyak hantu disini.

Tatapan mereka mengintimidasi sekali dan aku harus bersabar sampai lift berhenti di lantai 9.

Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin