Ratu

681 38 0
                                    

Aku dapat menyadari dengan sangat sadar kalau ada sesuatu diantara mereka berdua. Sebuah permusuhan mungkin.

Aku yang melihat aura permusuhan itupun segera merentangkan kedua tangan ku diantara mereka.

" Udah-udah, kalau mau memperebutkan aku. Gak usah diperebutin. Aku tau aku tuh emang cantik, imut, dan rupawan. Tapi, gak usah diperebutin kok. " Bilang lah kalau Aku ini kepedean. Tapi, emang kenyataan nya begitu kan?

Bargantara menatap sinis kearah ku. " Dih! Jijik! ".

Setelah mengatakan itu Ia pergi begitu saja entah kemana. Sedangkan Kak Angga, dia tersenyum manis kearah ku dan mengantarkan ku kembali kebarisan yang terlambat.

Ya, okaylah cuman disuruh nyapu halaman sekolah, daripada gak dikasih masuk kan?

Setelah menyelesaikan hukuman untuk yang terlambat. Aku langsung naik ke kelas ku yang berada dilantai dua. Begitu masuk aku disambut oleh Pak BunBun yang merupakan salah satu guru killer yang pernah ada. Mengajar Biologi lagi!

" Kalau begini ceritanya, udah deh nyerah aja.." pikir ku.

Pak Bunbun memanggil untuk masuk. Terpampang lah wajah teman sekelas ku yang rada rada tidak punya akhlak semua.

" Darimana kamu? " tanya Pak Bunbun.

Aku menjawab dengan terbata-bata. " S-saya baru siap menyelesaikan hukuman yang datang terlambat Pak".

" MAKANYA KALAU UDAH MALAM TUH TIDUR! BUKAN MENGHALU! " teriak Pak Bunbun.
Sebenarnya aku gak ada masalah dengan teriakan sih, cuman... GAK DIDEKET TELINGA JUGA KALI PAK! Kan aku jadi mendadak budek ya...

Begitu Pak Bunbun mengizinkan aku untuk kembali ke bangku ku. Aku langsung di hujami pertanyaan oleh Ruby.

" Lo kenapa bisa terlambat njir? Katanya lo diantar Kak Angga kebarisan ya? Kok bisa jing? Dukun mana yang lu datengi?" tanya Ruby tidak sabar.

Aku menghela napas ku sambil berusaha menahan diri agar tidak membuat anak ini terkapar dirumah sakit.

" Sabar ya Rubay... Bernapas dulu aku, oke? " kata Aku sambil menstabilkan pernapasan ku yang ngos-ngosan karena lari dari lantai satu ke lantai dua.

" APA?! Berarti daritadi lo gak bernapas?! Kok bisa gak mati? " tanya Ruby keras-keras. Tapi, untungnya sih Pak Bunbun tidak dengar atau mungkin dengar cuman udah nyerah aja sama sifat murid-murid nya yang akhlakless ini.

" Diem ya bangsat!! Nanti aku ceritain pas di Kantin, sekarang kalau kita ketauan ngobrol udah deh... Aku tuh udah goblok kalau setiap mata pelajaran begini ya gak pinter-pinter dong... " bisik Aku.

Pelajaran hari ini setidaknya lebih lancar dari hari sebelumnya. Belum satu hari penuh sih, soalnya kini kami tengah di istirahat kan dari segal bentuk kegiatan pembelajaran yaitu jam istirahat.

Kini aku dan Ruby sudah berada dikantin dengan bakso dan teh manis dingin sudah tertata indah didepan kami.

" Jadi cerita nya gimana Njir? " tanya Ruby sembari memotong-motong bakso jadi bagian bagian kecil.

Ribet amat yak, tinggal hap doang pakek dipotong potong segala.

" Ya, Aku terlambat terus gak sengaja ketemu Kak Angga terus dianterin Kak Angga ke barisan yang terlambat." jelas ku sembari memasukkan satu bakso utuh kedalam mulut ku.

" Udah? Gitu doang? Gak asik lo cerita! Cerita kek yang panjang gitu yang detail." protes Ruby.

" Ya, aku mau cerita apalagi? Orang intinya itu doang kan? Udah ah makan dulu, keselek mampus lo" Aku kembali memasukkan beberapa bakso kedalam mulut ku.

Kami makan dengan tenang. Tapi, itu hanya bertahan sementara sampai tiba-tiba Ruby menoel-noel lengan ku.

Aku yang tadinya hanya fokus pada makanan didepan ku kini mengalih kan padangan ku kearah nya.

Aku menaikkan sebelah alis ku untuk bertanya ada apa padanya. Itu namanya kode sahabat hanya aku dan Ruby yang mengerti kode itu.

Mata Ruby memberi sinyal untuk mengikuti arah pandangan matanya. Tertampang lah sebuah genk kakak kakak hits yang terkenal banget dikalangan murid-murid disekolah itu.

" The princess"

Itulah nama dari genk yang berisikan cewek-cewek cantik. Bukan hanya cantik juga kaya dan diperlakukan bagaikan seorang putri pas dengan nama genk mereka. Tapi, satu kelemahan mereka. Genk The Princess terkenal tidak terlalu pandai dalam dunia akademik.

Memang di dunia itu gak pernah ada orang sempurna, benerkan?

Ruby melambai-lambaikan tangannya kearah ku sebagai tanda agar aku sedikit mendekat kearahnya. " Lo tau cewek yang ditengah itu? Itu cewek yang foto sama Kak Angga kemarin. " bisik Ruby.

" Lo seriusan Rub? " tanya ku berbisik bisik dan Ruby menjawab nya dengan anggukan kepalanya.

Ketika gadis gadis hits itu melewati meja kami. Mereka menatap kami dengan sinis! Ayolah siapa mereka?! Mentang mentang diperlakukan seperti seorang putri oleh orang sekitarnya terus dia pikir bisa mengibarkan bendera perang pada siapa saja!

" Sok banget Anjim! " bisik ku kesal pada Ruby setelah aku sangat yakin bahwa mereka tidak akan mendengar itu dan Ruby hanya mengangguk setuju.

Ketika kami ingin mengembalikam mangkok dan gelas yang tadi kami pakai ke penjualnya. Tiba-tiba dengan sengaja salah seorang dari genk The Princess itu sengaja menjegal kaki ku agar jatuh.

Aku terjatuh ke lantai dengan pecahan beling dan keramik yang berserakan. Emang ya! Dikasih hati minta jantung!

Kalian tau bagian paling mengesalkan nya apa? Mereka tertawa bahagia dan si cewek yang aku sendiri aja gak tau namanya itu tersenyum remeh kearah ku!

Kami menjadi pusat perhatian. Semua orang menghentikan aktivitas mereka hanya untuk mencari tau apa yang sedang terjadi.

" ELO YA! Sengaja kan lo?! Kenapa?! Kalau lo pada punya masalah sama Aku tuh bilang!" ujar ku kesal sembari dibantu berdiri oleh Ruby.

Si cewek yang katanya pacar dari Kak Angga itupun berdiri dari kursinya dengan angkuh dan berjalan kearah ku.

" Kita sih sebenarnya enggak mau punya urusan sama orang kayak Lo, karena Lo itu beda kasta dari kita" balasnya Angkuh.

Aku menatap nya tajam. " Beda Kasta? Oh maksud Lo itu Aku ratu dan Lo pembantu Aku, gitu kan? "

Salah satu mereka tertawa terpaksa dan juga ikut menghampiri ku. " Semua orang juga tau kali yang mana Ratu dan yang mana Pembantu".

" Iya! Bener! Karena sampai kapanpun monyet enggak akan pernah jadi Ratu bahkan mau monyet itu pakai pakaian Ratu paling mahal sekalipun, bener kan monyet? " tanya ku meremehkan mereka.

Si pacar Kak Angga itupun mendorong ku secara tiba tiba. Tinggal beberapa detik lagi bagian belakang tubuh akan kembali menyetuh lantai sampai tiba -tiba aku merasa diri ku melayang. Aku yang tadinya menutup mata ku spontan kini perlahan-lahan membuka mata ku.

Terlihat wajah lelaki yang tidak asing di mata ku.

BARGANTARA?!

A & B || Angga Dan Bargantara|| (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang