Seven

29 2 0
                                    

"Johaaaan! Ini jam berapa? Kamu mau nggak sekolah apa gimana sih nggak bangun-bangun gini?!" Mama Johan, Aryani, membuka selimut anaknya. Menepuk-nepuk bahu Johan lalu berjalan ke sisi tempat tidur Johan, membuka tirai gorden yang daritadi belum dibuka juga. Yang dibangunkan mulai sadar ada cahaya matahari sambil mengucek matanya. Matanya membelalak ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 6.30.

Tak sempat berkata apapun pada Aryani, Johan langsung bangkit dan berlari menuju kamar mandinya. Aryani yang melihat tingkah anaknya hanya bergeleng lalu membuka lemari anaknya, mengambil seragam batik khas GM, alias, Gema Mandala yang terlipat rapi dan menaruh seragam anaknya dipinggir kasur.

"Seragamnya udah mama siapin ya dikasur" teriak Aryami didepan pintu kamar mandi Johan.

"Makasih Ma!" seru Johan dibalik pintu.

Tak sampai 10 menit, Johan sudah keluar kamar mandi dan mulai mengganti baju tidurnya dengan seragamnya. Walaupun dalam keadaan keburu seperti ini, Johan tetap nggak lupa menyisir rambut, pakai parfum khas nya, dan nggak lupa pakai jaket favoritnya. Setelah semua siap, Johan mulai keluar kamarnya dan menemui mama nya yang ternyata menyiapkan bekal untuk Johan.

"Ini dibawa, cuma sandwich tapi banyak kok. Dimakan yaa kamu nggak sempet sarapan gini soalnya" pesan mama nya sambil menaruh bekalnya dimeja dapur. Johan mangambilnya dan memasukkan dalam tasnya.

"Siap ibu negara! Johan berangkat yaa. Mama hati-hati dirumah" lalu Johan mencium pipi mama nya dengan kasih sayang.

"Iya sayang kamu hati-hati dijalan. Nggak usah ngebut pelan-pelan aja yang penting nyampe selamat" kata Aryani sambil membuntuti anaknya yang sudah berjalan ke teras rumah.

"Iya maa siaaap" jawab Johan sambil menaiki motornya lalu memasang helm. Tak lama, Johan sudah keluar dari rumah sedikit ngebut karena ia sudah terlambat sekolah.

"Dibilangin jangan ngebut kok ya masih ngebut" Aryani bergumam heran sambil mengunci pagar rumahnya.

🎼🎼🎼

Johan sampai digerbang sekolahnya. Cukup banyak siswa siswi yang terlambat, menunggu didepan gerbang karena gerbang tertutup rapat sementara satpam sekolah mencari kunci untuk membuka gerbang. Ada juga Delia dan satu teman cheerleader nya didepan gerbang.

"Del, daritadi lo ga dibukain pintu?" tanya Johan sambil melepas helmnya.

"Iya nih kak Jo, satpamnya sih tadi bilang mau ambil kunci" gerutu Delia sebal.

Johan hanya menghela napasnya. Baru 2 kali ini dia terlambat dan sebalnya, satpam sekolahnya selalu menunda-nunda membuka gerbang sekolahnya.

Johan menoleh ketika ada siswi yang baru datang juga. Tania. Dengan style nya, jaket abu-abu yang sedikit oversize, rambut terurai, ransel converse, flatshoes hitam dengan kaus kaki diatas mata kaki.

Apa yang dilakukan Johan?! Dia baru saja melihat Tania dari atas sampai bawah.
Tania yang menyadarinya langsung berdehem membuyarkan kegiatan Johan. Siapa juga yang nggak risih diperhatikan seperti itu?

"Kita sekelas kan?" tanya Tania pada Johan. Sebenernya Tania bertanya nggak sampai hati, sekedar basa-basi mengalihkan kegiatan Johan yang memperhatikannya tadi.

"Iya sekelas" jawab Johan seadanya.

Tania hanya mengangguk lalu mencari satpam sekolahnya.

"Satpamnya masih ambil kunci gerbang" Johan yang ternyata masih melihat tingkah Tania seolah menjawab apa yang dilakukan Tania.
Tania menoleh ke Johan.

Her VoiceWhere stories live. Discover now