Five

24 1 0
                                    

Cahaya sinar matahari menembus jendela, memberikan kehangatan dari dinginnya malam sebelumnya. Sayangnya kehangatan itu tidak dirasakan oleh Johan yang masih menikmati dunia mimpi nya. Pantas saja dia belum bangun. Hari ini hari Sabtu, sudah hal biasa orang-orang bangun telat. Johan contohnya.

"Hmmh" geming Johan sambil mengubah posisi tidurnya menghadap jendela. Matanya mulai mengerjap menandakan silau sampai akhirnya dia benar-benar membuka matanya.

Karena matanya tak sanggup menerima sinar matahari, dia mulai mengubah lagi posisi tidurnya. Membelakangi jendela. Mencoba lagi untuk tidur, tapi percuma karena sekalinya bangun, pasti susah untuk tidur lagi.

Johan pun menyerah, akhirnya dia bangun dengan malas pastinya. Melangkahkan kakinya ke kamar mandi saja berat rasanya. Tapi dia tetap melakukannya sembari sempoyangan karna efek ngantuk.

Setelah melakukan ritual pagi hari di kamar mandi, Johan kembali ke kamarnya. Dilihatnya jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 9 pagi.

Udah jam 9 aja sih batin Johan. Iseng, Johan membuka radio dan mendengarkan radionya.

"Pagi anak muda! Ada Manda disini yang bakal nemenin pagi kalian dengan semangat pastinya sampai jam 12! Langsung aja buat kalian yang mau request lagu apapun, kirim aja ya ke whatsapp atau sms 0813232988. And this one, this is for you guys! DNCE, body moves!" terdengar suara penyiar diseberang sana.

Tanpa sadar, Johan mendengarkan tiap kata yang diucapkan oleh penyiar tadi. Dan beruntunglah, Johan menemukan lagu untuk band nya lagi. Dan lagi-lagi, dia menemukannya lewat radio ini.

Nih penyiar suaranya ga asing deh, lucu suaranya.. Berat-berat gimana gitu

Johan tertawa kecil setelah mendengarkan suara penyiar tadi.

Apaan sih gue malah mikirin suara si penyiar..

Batinnya lagi.

Tapi Johan tak berhenti tersenyum karena dia sudah menemukan satu lagu yang bisa dipertimbangkan sama anak Napoleon lainnya. Dia mulai merentangkan lagi badannya ke kasur, mendengarkan radio dan menikmatinya sambil mata terpejam. Dan senyum kemenangan tentunya pertanda dia sudah menemukan lagu yang tepat.

🎼🎼🎼

Tania POV

Akhirnya selesai juga! Tania mulai merapikan dirinya kembali, bersiap-siap meninggalkan ruang siaran.

Seorang Tania, adalah penyiar radio yang cukup terkenal dikalangan anak muda seusianya. Tapi walaupun dia seorang penyiar, sebenarnya dia tidak se cerewet seperti saat siaran di kehidupan normalnya. Tania juga cukup pintar menyembunyikan apapun ekspresinya, didepan orang-orang terdekatnya sekalipun.

Dengan gaya nya yang simpel, rambut terurai, jeans hitam yang dipadukan dengan sweater krem bergaris hitam, dia mulai meninggalkan tempat kerjanya. Toko buku adalah tujuannya. Mengingat dia belum punya buku apapun untuk sekolah barunya, dia memutuskan untuk membelinya hari ini.

Toko buku yang sudah biasa dikunjungi Tania cukup unik dan menyenangkan. Bangunan besar dipinggir jalan itu tidak hanya menyediakan bookstore, tapi juga ada mini cafe dan music store. Semua ada di satu bangunan itu. Music store dan book store ada di satu tempat besar sementara mini cafe -yang memiliki banyak sofa serta alunan musik jazz tentunya- terletak dalam satu ruangan kecil di pojok bangunan.

Her VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang