Six

20 2 0
                                    

"Vid vid vid lo mesti dengerin gue sekarang" kata Johan sembari melepaskan headset David yang kini ada didepannya. Yang punya headset mendongak ke Johan dengan tatapan herannya.

"Apaan sih lu? Mau ngajak ribut?" David menanggapi lawan bicaranya.

"Slow dong hehe ampun.. Jadi gini, gue udah nemu nih" jawab Johan sambil memamerkan senyum terlebarnya dan matanya yang berbinar-binar. Menandakan dia bahagia sekarang.

"Nemu apaan? Nemu sapi?" lalu David menahan tawanya melihat ekspresi sahabatnya mendengar respon darinya.

"Yakali qurban" Johan menjawab dengan muka datarnya.

"Abis lo kalo ngomong nyicil kayak cicilan rumah" tawa David mulai keluar gara-gara sahabatnya.

"Iyadeh iyaa gue yang salah.. Mau gue lanjutin nggak nih?" jawab Johan.

"Oke lanjut!" mimik wajah David terlihat lebih serius namun tetap dengan nada semangatnya sekarang.

"Gue udah nemu lagu selanjutnya. Lo sama Dion bisa mempertimbangkan gimana lagunya. Kalo oke, kita pake aja. Dan btw setelah gue pikir-pikir lagi, ga perlu vokalis cewe karena kita bisa improve atau ganti lagu aja kalo lo mau. Gimana?" jelas Johan panjang lebar yang ditanggapi anggukan dari David.

"Hmm oke kita bisa ketemu sama Dion ntar. Kita omongin bareng aja gimana enaknya. Eh tapi kalo mau ganti lagu, lo gapapa?" kata David

"Gapapa sih. No problem buat gue. Nanti gue juga tetep cari lagu-lagu yang pas buat kita" Johan kini mengubah posisi duduknya dan bersenderan ke meja belakangnya.

"Oke kalo lo ga masalah, gue juga ga masalah. Gue bantu cari lagu juga deh" David ikutan senderan di kursinya.

"Oke siap my bro!" ucap Johan sambil merentangkan tangannya dan mendorong tubuhnya ke arah David.

David menggeleng menjauhkan mukanya. "Eh apaan. Homo kan lu sana!" protesnya sambil mengibaskan tangannya.
Johan lalu mengurungkan tangannya sambil tertawa lalu kembali bersandar ke meja belakangnya.

Setelah mereka ngobrol, sosok cewe berambut hitam bergelombang melewati mereka. David melihatnya karena merasa asing, sekaligus merasa familiar dengan cewe tersebut. Cewe yang dilihatinya kini duduk dibelakang bangku David. Penasaran, David berbisik pada Johan.

"Anak baru?" kata David sambil mengarahkan jempolnya ke belakangnya. Tentu dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketauan.

"Iya, kemarin Jumat baru masuk. Lo sih kemarin pake acara sakit segala. Ga tau kan lo"
Johan menjawab sambil berbisik pula. David hanya mengangguk paham.

"Inget Delia, Vid" bisik Johan dengan tawanya sambil berjalan menuju bangkunya tepat disebelah David.

"Yaelah gue cowo setia, gausah khawatir" jawab David sambil mengangkat sedikit kerah seragam putihnya kini.

Bel masuk sudah berbunyi dan suasana kelas menjadi ramai banyak siswa yang berbondong-bondong memasuki kelasnya. Seorang guru datang kedalam kelas dan pelajaran hari itu dimulai.

🎼🎼🎼

Johan memincingkan matanya, pertanda waspada. Pelan-pelan, dia melangkahkan kaki ke sumber suara. Suara itu sedang melantunkan nada yang tak dikenali Johan. Suara yang familiar. Semakin dekat, suara semakin jelas. Saat dirasa sumber suara sudah ada didepan matanya, langkahnya terhenti menantikan apa yang terjadi selanjutnya. Rasa penasarannya makin meningkat ketika siluet seseorang perlahan terlihat didepan matanya. Siluet seorang gadis yang terlihat dari samping. Johan mulai memperhatikan siluet wajah itu dari ujung rambut hingga ujung dagu. Terlihat rambutnya yang terurai, tanpa poni. Lalu matanya yang terpejam, hidung yang mancung tajam, dan bibirnya yang sedang tersenyum. Lantunan nada masih terdengar dari siluet gadis tersebut. Masih terpaku pada tempatnya,  Johan mengerjapkan matanya, meyakinkan apa yang dia lihat didepannya. Tiba-tiba, lantunan nada terhenti. Siluet gadis tersebut menoleh ke Johan. Membuat rambut sampai mulutnya tidak terlihat.

"Johan.." sebut siluet gadis tersebut.

Johan kaget bukan main membelalakkan matanya tak percaya.

"Si..siapa ini?" tanya nya dengan ragu tapi penasaran.

"Hei, lo lupa siapa gue" jawab siluet gadis dengan suara yang lembut. Johan masih terdiam. Menelan ludahnya sendiri dan sedikit berjalan mundur. Sosok gadis tersebut mulai mendekat ke arah Johan. Dia mulai mendekat ke arah johan, tapi sialnya semakin dekat, cahaya putih semakin terang. Johan pun melangkah mundur dan mundur sampai cahaya putih itu dekat dengan wajahnya. Johan mengangkat tangannya ke atas pelipis matanya untuk mengurangi silau, tapi percuma karena cahaya putih yang semakin terang. Membuat wajah gadis ini tak terlihat. Johan melangkah mundur lagi, berbalik badan dan berlari meninggalkan cahaya putih disana.

Johan membuka matanya. Terbangun dari tidurnya dengan sedikit terengah-engah. Mimpi apa dia barusan?! Johan segera bangkit dari tempat tidurnya dan mencuci mukanya. Mencoba menenangkan dirinya dari mimpinya yang membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Diambilnya air putih diatas mejanya lalu meneguk air putih sampai habis untuk membantu menenangkan dirinya.

Belum seutuhnya tenang dari rasa kagetnya, handphone Johan berbunyi nyaring. Jantungnya serasa copot sesaat sampai akhirnya dia menemukan handphone nya lalu mengelus dadanya menenangkan dirinya kembali. Ternyata dia menyetting alarm di hpnya dan ada notes yang tertulis didalamnya.

Cari lagu yuk. Johan membaca notes lalu menepuk jidatnya sendiri.

"Yaampun hampir lupa" gumamnya. Ia mulai melakukan kebiasaannya akhir-akhir ini demi Napoleon -band kesayangannya- yaitu mencari lagu lewat radio lagi.

Yap, Johan, David, dan Dion sudah membicarakan tentang lagu baru yang bakal mereka pertimbangkan dan tentang vokalis perempuan yang menurut Johan nggak perlu untuk dicari. Dan akhirnya mereka tidak mencari vokalis baru untuk menemani Johan bernyanyi, dan mereka mengganti lagu awal yang mereka pilih dengan lagu yang lebih pas untuk mereka sekarang. Itulah kenapa handphone Johan berbunyi nyaring sekarang, alarm di handphone nya mengingatkan mencari lagu pengganti untuk band nya.

Tak menunggu lama, Johan mulai mengaktifkan radio di handphone nya, masih dengan channel yang sama seperti sebelumnya. Terdengar intro sebuah lagu hits dari luar negeri dan Johan masih setia mendengarkannya.

"Wah wah ini lagu emang favorit banget akhir-akhir ini ya anak muda. Talking about favorite song, abis ini Manda bakal puterin salah satu favorite song nya Manda yang mostly kalian juga request nih. Langsung aja dengerin this easy listening song!"

Begitu kata penyiar yang Johan dengar hampir setiap hari. Lama kelamaan Johan jadi terbiasa dengan suara Manda si penyiar bahkan dia hafal suaranya. Entah kenapa dia suka mendengarkan suara Manda si penyiar. Hampir setiap hari juga dia mendengarkan suara penyiar sampai program siaran selesai. Saking seringnya mendengarkan sampai habis, Johan juga nggak jarang mengikuti kuis yang ada di radio itu, tentunya saat Manda yang siaran. Kadang dia heran sendiri kenapa akhir-akhir ini suka sdengerin suara Manda padahal dia nggak tau Manda itu siapa.

Mungkin kalau gue ketemu langsung sama Manda, pasti seru. Pasti gue betah dengerin dia ngomong gara-gara suaranya lucu.

Bahkan, Johan pernah bicara pada dirinya sendiri seperti itu.

Tentang lagu yang Manda bilang barusan, Johan tau lagu itu. Termasuk lagu favoritnya juga dan dia sudah menganggukkan kepalanya mengikuti musik berjudul Feel dari Calvin Harris. Walaupun bukan termasuk kriteria Napoleon, Johan tetap mendengarkan lagu itu sampai habis. Dan dia setia mendengarkan radio itu sampai menemukan lagu untuk Napoleon.

🎼🎼🎼

Her VoiceWhere stories live. Discover now