TWENTY FIVE (END)

4.1K 379 77
                                    

Sorry for typo's

Happy reading

❇❇❇

"Cinta selalu hadir tanpa memandang apa dan bagaimana penyebabnya"

❇❇❇

◀⚫▶

  Jika waktunya sudah tiba untuk datangnya kembali lara, lalu apa yang dapat kita perbuat selain hanya meratap dalam sengsara.

Setenang tenangnya genangan air sudah pasti akan selalu mendapat goncangan pada beberapa waktu tertentu. Goncangan ringan yang hanya akan sekedar memberi efek tak begitu berararti, hingga goncangan tak beraturan yang memulai kembali luka dihati.

Namun, sekali lagi. Tak setiap orang beranggapan sama tentang sebuah luka. Banyak yang merasa begitu menderita, namun tak sedikit pula yang menganggap ujian Tuhan semata.

Satu hal itulah yang selalu Yoona jadikan pegangan kuat dalam menjalani hidupnya kini. Ia percaya jika luka luka masa lalu kembali menyapa, itu tak lebih sekedar ujian Tuhan semata.

Kepercayaan yang ia tanamkan pada sang pasangan hidup sudah cukup baginya untuk yakin tak akan lagi hadir luka seperih goresan hati. Meski ia tak yakin terhadap permainan takdirnya sendiri, sebab hanya takdirlah yang selalu memegang kendali.

Sepuluh tahun, waktu yang tak sedikit untuk hidup dalam ruang lingkup kebersamaan. Waktu yang cukup jika hanya untuk saling memahami dan mengerti. Namun juga waktu yang terlalu banyak jika hanya sekedar untuk menciptakan prahara tanpa makna.

Setidaknya, dalam kurun waktu tersebut Sehun dan Yoona mampu menjaga apa yang memang seharusnya terjaga.

-

Pagi pagi sibuk bagi Im Yoona sudah berlalu beberapa tahun lalu, kini ia hanya perlu sedikit mengamati tanpa perlu lagi menangani. Ketiga putra putrinya sudah cukup mandiri untuk mampu mengurus diri mereka sendiri. Bangun, mandi hingga berpakaian sendiri sudah hal biasa bagi ketiganya.

Itu semua bukan karena Yoona tak peduli, tetapi ia hanya menanamkan sifat mandiri sedari dini.

"Sudah siap semuanya?" Yoona bertanya dengan menilik penampilan ketiga malaikat kecilnya, "Baiklah, nanti jangan bersikap seperti anak yang tidak beretika saat dirumah grandma and grandpa. Ingat ya Van, jaga kedua adikmu ketika disana nanti. Dan kalian berdua, jangan terus menerus bertengkar. Oke?"

"Of course mom!!"

"Hati hati ya sayang.."

Ia melepas ketiga anaknya yang sudah memasuki mobil menuju kerumah kakek dan neneknya. Ini menandakan harinya akan penuh dengan kesunyian, tanpa suara suara pertengkaran ketiganya.

Ketika baru memasuki rumah tubuhnya langsung disambar oleh Sehun dengan sebuah dekapan dari sisi belakang.

"Anak anak tidak ada dirumah berarti ini saatnya aku bisa memiliku sepenuhnya. Oh sayangku... Aku benar benar merindukan bisa menghabiskan waktu seharian penuh bersamamu." Sehun mengecupi bahu Yoona yang tersekspos karena hanya mengenakan dress rumahan dengan lengan dua jari.

Tidak ada yang bisa Yoona lakukan selain menuruti saja apa mau dari suaminya seharian penuh ini. Karena memang jika ketiga anaknya berada dirumah Yoona sudah pasti dimonopoli oleh mereka. "Kita pergi keluar saja bagaimana? Sudah lama kita tidak pergi keluar hanya berdua, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu berdua saja agar kita terlihat seperti pasangan muda kembali."

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang