THIRTEEN

4.4K 397 110
                                    


Sorry for typo's

Happy reading..

❇❇❇

"Secuil kemanisan selalu saja disertai berjuta kepahitan dalam sebuah hubungan"

❇❇❇

◀⚫▶

Sehun mengusap wajahnya kasar, menahan emosi pada Baekhyun  "Kau merusak segalanya baek, aku bahkan harus menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya" menatap baekhyun geram "Karna aku tahu yoona tidak akan suka jika aku akan pergi"

Suasana disana langsung berubah senyap bersamaan dengan sehun yang juga beranjak berdiri "Kalian bisa pulang sekarang, kalian tahu pintunya dimana bukan" secepat kilat sehun melangkah memasuki kamarnya.

Tersisa Joongin dan taeyeon yang masing masing memandang tajam Baekhyun.

.
.
.

Setiap tindakan kecil saja seharusnya selalu diperhitungkan jika memang benar benar hati hati, tapi manusia manglah selalu ceroboh dengan segala kesembronoannya. Tidak selalu memikirkan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar, mana yang salah.

Maka jadilah, jika sedikit salah langkah hanya akan tersisa penyesalan pada akhirnya. Hubungan itu sangat rentan akan goresan, apa lagi sebuah perasaan yang memang sudah diciptakan dengan segala kelembutanya. Sudah tentu bahkan tidak hanya rentan akan goresan, tetapi sudah pasti teriris olehnya.

Pagi hari saat sinar matahari tak tampak karna tertutupi kabut salju, kelopak mata sehun terbuka perlahan. Mengerjap layaknya seorang bayi yang terlihat begitu polos, mata sipit dengan bulu mata tipis itu terbuka lebar saat memandang kearah samping kananya.

Hanya bantal kosong dengan seprai yang rapi tidak terlihat kusut sama sekali, seolah tidak ada yang menempati sebelumnya. Padahal sehun ingat tadi malam dengan susah payah sehun ingin membujuk yoona yang terlihat sudah terlelap sangat nyenyak. Sehingga sehun hanya pasrah dan ikut menyusul yoona untuk segera tidur, dan jadilah masih terjadi salah paham diantara mereka.

Tapi kemana yoona sepagi ini?? Biasanya dia masih akan mandi atau setidaknya masih didalam kamar menunggu sehun terbangun.

Segera sehun bangkit dari ranjang untuk berjalan keluar kamar, dan turun kedapur.

"Dimana yoona?"

Salah satu maid yang sehun lihat nampak hanya menunduk dalam mendengar pertanyaan sehun.
"Nona muda ditaman belakang Tuan"

Terdengar helaan nafas lega dari sehun sesaat setelah mendengar jawaban maid tadi. "Baiklah, terimakasih" segera kaki jenjang itu melangkah menuju rumah bagian belakang dengan tangan dimasukan kedalam saku celana, karna memang musim salju sedang berlangsung. Jadilah rasa dingin menyeruak kemana mana.

Langkah sehun terhenti saat matanya menemukan siluet tubuh yoona sedang duduk diayunan kayu yang beratap, sehingga butiran salju tak sampi menjatuhinya. Tapi tetap saja suasana dingin masih sangat terasa jika berada diluar ruangan seperti ini.

Mata rusa yoona terlihat sedang menatap setiap butiran salju yang berjatuhan, dengan tangan yang naik turun mengelusi perut besarnya. Tak ada senyum terpatri meski tipis saja diwajah manisnya, rambut coklat gelapnya yang tergerai sedikit diterbangkan angin menambah kesan manis padanya.

Tidak ada gerakan pada ayunan yang yoona duduki, karna memang yoona tidak ingin menggerakanya. Hanya duduk tenang dengan suasana tenang pula yang yoona inginkan saat ini, helaan nafasnya selalu dikuti dengan uap yang menandakan betapa dinginya udara disekitarnya sekarang.

MISTAKEWhere stories live. Discover now