Part 8 - Kebenaran Yang Terungkap

362 24 0
                                    

Saat kedai belum buka dan suasana masih sepi, Kimi mencari Titin di ruang ganti karyawan. Setelah menemukan gadis itu, Kimi langsung menebar gosip. "Kamu tau nggak, Tin semalam tuh pak Misael ngedate sama mba bidadari."

Titin yang tengah memasang kancing seragamnya melirik tak minat. "Terus masalahnya apa sama aku?" tanyanya ketus.

"Ih dia mah sensi banget. Lagi datang bulan ya neng?"

"Au ah." Titin meninggalkan Kimi di ruang ganti sendiri dan Kimi pantang menyerah untuk tetap mengekor di belakang sahabatnya itu. Saat mengejar Titin, tiba-tiba Kimi tidak sengaja menginjak lantai yang selesai di bersihkan Andi--sang OB-- dan membuatnya jatuh dalam posisi duduk.

"Adaawww...!!"

"Hmmpphh..buahahaha..!" Kimi menoleh karena merasa ada suara gaib yang menertawakannya.

"Eh buset nih orang nggak ada takut-takutnya ngetawain. Sakit tauk!" protes Kimi.

"Makanya jalan hati-hati neng. Sini aku bantu." Malik mengulurkan tangannya untuk membantu Kimi berdiri. "Mana yang sakit, sini aku obati."

Plak..

Tangan Kimi menampar tangan Malik yang sedikit lagi mampir di bokong tipisnya. "Jangan coba-coba mencuri kesempatan dalam kesempitan ya, om mesum!"

Malik memutar bola matanya. "Yaelah nggak nafsu juga kali sama yang nggak ada apa-apanya gini."

"WHATTT??!!"

"Ada apa nih? Kok kalian pegangan tangan gitu? Mau nyebrang?" tanya El yang entah darimana muncul di antara mereka. Seketika Kimi langsung melepaskan pegangan tangan Malik.

"Tadi Kimi kepeleset dan gue cuma bantuin doang. Nggak lebih kok, El. Tenang saja." jawab Malik santai.

Kini mata El beralih pada Kimi, keponakannya itu memasang wajah meringis kesakitan.

"Kamu baik-baik saja, Kim?" tanya El.

"Iya, pak."

"Kalau begitu kembali bekerja."

Kimi mengangguk dan meninggalkan dua orang laki-laki tampan itu.

**

Lidia menghampiri Kimi yang tengah sibuk menonton televisi sendirian di ruang tengah.

"Tumben eyang belum tidur." kata Kimi.

"Kamu juga kenapa belum tidur? Besok kan harus bangun pagi." tanya Lidia balik.

"Kalau aku kan matanya masih kuat jadi boleh begadang." Kimi memperlihatkan cengirannya.

"Jadi maksudmu mata eyang sudah nggak kuat untuk begadang juga kayak kamu." ujar Lidia dengan nada merajuk sambil mengacak-acak rambut Kimi.

Kimi pun tertawa lalu memeluk Lidia. "Kimi sayang banget sama eyang. Sama om El juga. Maafin Kimi ya kalau suka bikin kesel eyang."

"Eyang juga sayang banget sama cucu nakal ini."

"Eyang dan om El nggak akan ninggalin Kimi kan?"

Lidia semakin mengeratkan pelukannya. "Nggak, sayang. Eyang nggak akan ninggalin kamu."

Tidak ada perubahan yang kentara dari seorang Kimi setelah kisah cintanya hancur karena pengkhianatan Randi. Kimi ingin membuat semuanya baik-baik saja. Dia tidak ingin eyang dan om-nya khawatir. Terlebih El.

"Ya sudah eyang tidur duluan ya. Kamu jangan tidur malam-malam."

"Siap, eyang."

Jam sudah menunjuk pukul sebelas. Namun El belum pulang sehabis meeting dengan Malik dan beberapa rekan lainnya. Kimi pun akhirnya tertidur di atas sofa dengan kondisi tv yang masih menyala.

Target KimiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang